Paus Fransiskus berdoa Angelus bersama dengan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu (6/7). Dalam katekese menjelang doa tradisional devosi Maria ini, Bapa Suci mengupas bacaan Injil yang diambil dari Injil menurut St. Matius (11:25-30), di mana Tuhan menyatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
“Undangan Tuhan Yesus ini,” kata Paus Fransiskus, “tetap relevan sampai hari ini, menyapa banyak saudara dan saudari yang terbebani oleh kondisi hidup yang miskin, situasi hidup yang sulit dan kadang pula oleh kurangnya acuan hidup yang baik.” Paus Fransiskus selanjutnya mengatakan bahwa orang-orang yang menderita dan bahkan sampai pada titik kelelahan yang berat karena beban tak tertahankan yang harus mereka tanggung karena penolakan dan ketidakpedulian, dapat ditemukan baik di negara-negara termiskin maupun di negara-negara terkaya, seringkali mereka ada di sekitar ataupun di tengah-tengah pemukiman tempat tinggal orang-orang terkaya.
“Di pinggiran masyarakat,” katanya, “ada banyak pria dan wanita lelah dengan kemiskinan, ketidakpuasan dan frustrasi dalam hidup.” Dia juga berbicara tentang banyak orang, yang dipaksa oleh keadaan untuk pindah dari tanah airnya, sering mengalami resiko besar dalam hidup mereka. Bapa Suci kemudian berbicara tentang orang-orang, yang menanggung beban sistem ekonomi yang mengeksploitasi manusia, berani memikul kuk yang tak tertahankan yang biasanya dihindari orang. “Untuk setiap anak Bapa surgawi ini,” kata Paus Fransiskus, “Yesus bersabda: ‘Datanglah kepada-Ku.'”
Bapa Suci kemudian menjelaskan bahwa undangan Tuhan tidak hanya ditujukan bagi mereka yang tidak beruntung dalam bidang ekonomi, politik dan sosial belaka. Undangan ini juga ditujukan untuk orang-orang yang meskipun mereka “memiliki segalanya” dari sudut pandang materi namun menderita kekosongan hati. “Yesus akan memberikan kelegaan bagi semua orang,” katanya, “namun, ada juga undangan yang seperti sebuah perintah: ‘Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.” Paus kemudian menjelaskan bahwa “kuk” dari Tuhan ini adalah perintah untuk mengambil beban orang lain dengan kasih persaudaraan. Kepada umat beriman, Bapa Suci mengatakan “Setelah Anda telah menerima kelegaan dan kenyamanan dalam Kristus, kita pun dipanggil untuk menjadi kelegaan dan kenyamanan bagi orang lain, dengan lemah lembut dan sikap rendah hati, meneladan sang Guru.”