Kompendium Kateksimus Gereja Katolik

KOMPENDIUM
KATEKISMUS GEREJA KATOLIK

MOTU PROPRIO

Kepada Saudara-Saudaraku yang terhormat, para Kardinal, Patriark, Uskup Agung, Imam, Diakon, dan kepada semua Umat Allah. Dua  puluh  tahun  lalu,  pekerjaan  untuk  membuat  Katekismus  Gereja Katolik dimulai atas permintaan Pertemuan Istimewa Sinode para Uskup yang dilaksanakan pada kesempatan peringatan dua puluh tahun penutupan Konsili Vatikan Kedua.

Saya  sangat  berterima  kasih  kepada  Allah  yang  telah  menganugerahkan kepada  Gereja  Katekismus  ini,  yang  telah  disahkan  pada  tahun  1992  oleh pendahulu saya yang tercinta, Paus Yohanes Paulus II.

Nilai tak terhingga dan keindahan anugerah ini dikukuhkan terutama karena penerimaan yang positif dan luas terhadap Katekismus di kalangan para Uskup, yang menjadi sasaran utama Katekismus ini, agar dijadikan acuan teks yang pasti dan autentik untuk pengajaran Katolik, dan secara khusus untuk merumuskan katekismus lokal. Nilai tadi juga diperkuat oleh penerimaan secara luas dari berbagai kelompok Umat Allah yang bisa mengenal dan menghargainya melalui lebih dari lima puluh terjemahan yang sudah diterbitkan sampai sekarang.

Dengan sangat gembira, sekarang saya mengesahkan dan mengumumkan Kompendium dari Katekismus itu.

Kompendium ini sungguh sangat dirindukan oleh peserta Kongres Internasional Kateketik pada Oktober 2002, yang merupakan ungkapan kebutuhan yang  dirasakan  secara  luas  di  dalam  Gereja.  Pendahulu  saya  yang  tercinta, setelah mengetahui kerinduan ini, pada bulan Februari 2003 memutuskan untuk memulai persiapan teksnya dengan mempercayakan pekerjaan itu kepada sebuah Komisi para Kardinal, tempat saya sebagai ketua, dan dibantu berbagai macam ahli. Dalam proses pengerjaannya, sebuah draf Kompendium diserahkan kepada semua Kardinal dan Ketua Konferensi para Uskup. Mayoritas luas dari mereka memberikan evaluasi terhadap teks tersebut dan mendukungnya.

Kompendium, yang sekarang saya persembahkan kepada Gereja Universal ini, merupakan sintesis yang cermat dan pasti dari Katekismus Gereja Katolik. Kompendium ini berisi semua unsur esensial dan dasariah dari iman Gereja dalam bentuk  yang  ringkas.  Jadi,  seperti  yang  diinginkan  Pendahulu  saya,  semacam pegangan yang memungkinkan, baik orang-orang beriman maupun tidak, untuk mendapatkan keseluruhan panorama iman Katolik.

Dalam struktur, isi, dan bahasanya, Kompendium ini dengan setia mengacu pada Katekismus Gereja Katolik, dan karenanya membantu Katekismus semakin dikenal lebih luas dan semakin dimengerti lebih dalam.

Saya mempercayakan Kompendium ini terutama kepada seluruh Gereja, dan  secara  khusus  kepada  setiap  pengikut  Kristus  agar  di  dalam  Gereja,  pada milenium ketiga ini, bangkit semangat baru evangelisasi dan pendidikan iman, yang  seharusnya  menjadi  ciri  khas  setiap  komunitas  dalam  Gereja  dan  setiap orang Kristen, tanpa memandang umur dan kebangsaan.

Kompendium ini, yang ringkas, jelas, dan menyeluruh, dimaksudkan untuk setiap manusia yang rindu untuk mencari Jalan Kehidupan dan Kebenaran yang dipercayakan Allah kepada Gereja Putra-Nya di tengah-tengah dunia yang penuh kebingungan karena adanya berbagai macam tawaran.
Semoga, melalui perantaraan Santa Maria, Bunda Kristus dan Bunda Gereja, setiap orang yang membaca Kompendium ini dapat mengenal dan menerima secara  lebih  penuh  Anugerah  yang  indah,  unik,  dan  tak  ternilai  yang  sudah diberikan oleh Allah kepada bangsa manusia dalam Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, Sang ”Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan” (Yoh 14:6).
Diberikan pada 28 Juni 2005, malam Pesta Rasul Santo Petrus dan Paulus,
dalam tahun pertama Pontifikat saya.
Benediktus XVI

PENGANTAR

1. Pada tanggal 11 Oktober 1992, Paus Yohanes Paulus II menyerahkan Katekismus Gereja Katolik kepada umat beriman dari seluruh penjuru dunia. Paus menjelaskan buku itu sebagai ”teks acuan” untuk katekese yang bersumber pada hidup iman. Tiga puluh tahun sesudah pembukaan Konsili Vatikan II (1962-1965), akhirnya terwujudlah kerinduan akan sebuah Katekismus yang lengkap mengenai ajaran-ajaran Katolik tentang iman dan moral. Keinginan ini pernah diungkapkan pada tahun 1985 oleh Sinode luar biasa para Uskup sedunia. Lima tahun kemudian, pada tanggal 15 Agustus 1997, Paus mengesahkan edisi khusus Katekismus Gereja Katolik dan menandaskan tujuannya yang mendasar ”sebagai sarana yang penuh dan lengkap untuk mengomunikasikan ajaran Katolik tentang iman dan moral sehingga setiap orang dapat mengetahui apa yang sesungguhnya diimani, dirayakan, dihayati, dan didoakan oleh Gereja dalam kehidupannya sehari-hari.”

2. Dalam rangka merealisasikan potensi Katekismus sehingga lebih berguna, dan untuk memenuhi permintaan yang muncul pada Kongres Kateketik Internasional pada bulan Oktober 2002, pada tahun 2003 Paus Yohanes Paulus II menetapkan sebuah Komisi yang diketuai Kardinal Joseph Ratzinger, Prefek Kongregasi Ajaran Iman, untuk membuat draf Kompendium dari Katekismus Gereja Katolik, sebagai rumusan isi iman yang lebih ringkas. Sesudah bekerja selama dua tahun, draf Kompendium itu dibagikan kepada para Kardinal dan Ketua-Ketua Konferensi Para Uskup untuk mengetahui pandangan dan komentar serta kritik-kritik mereka. Secara keseluruhan, draf itu dinilai positif oleh mayoritas responden. Karena itu, Komisi segera melanjutkan pekerjaan mereka, merevisi, dan mempertimbangkan usul-usul yang masuk demi perbaikan. Kemudian, Komisi mempersiapkan teks finalnya.
3. Ada tiga ciri khas Kompendium ini, yaitu acuannya yang erat pada Katekismus Gereja Katolik, bentuknya yang dialogis, dan penggunaan lukisan-lukisan artistik dalam katekesenya. Kompendium ini bukanlah buku yang berdiri sendiri, bukan pula dimaksudkan untuk menggantikan Katekismus Gereja Katolik, melainkan justru secara konstan mengacu pada Katekismus itu dengan mencantumkan nomor-nomor acuan yang tertera pada tepi halaman, dan secara konsisten mengikuti struktur, perkembangan, dan isinya. Jadi, Kompendium ini dimaksudkan untuk menimbulkan kembali minat dan antusiasme kepada Katekismus yang selalu merupakan teks dasar untuk katekese dalam Gereja sekarang ini. Seperti dalam Katekismus, Kompendium ini terdiri dari empat bagian, sesuai dengan dinamika dasar hidup dalam Kristus.
Bagian Satu berjudul ”Pengakuan Iman”, berisi sintesis dari lex credendi (hukum iman), yaitu iman yang diakui oleh Gereja Katolik, yang diungkapkan dalam Pengakuan Iman para Rasul yang kemudian dikembangkan oleh Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel. Dalam Pengakuan Iman liturgis, umat Kristen menghidupkan kebenaran-kebenaran pokok iman mereka dalam ingatan.
Bagian Dua berjudul ”Perayaan Misteri Kristen”, menyajikan unsur-unsur esensial dari lex celebrandi (hukum perayaan liturgi). Pewartaan Injil mendapatkan jawabannya yang autentik dalam hidup Sakramental. Melalui hal ini, para pengikut Kristus mengalami dan memberikan kesaksian setiap saat dalam hidup mereka tentang daya penyelamatan misteri Paskah yang telah dilaksanakan oleh Kristus untuk penebusan kita.

Bagian Tiga berjudul ”Hidup dalam Kristus”, menjelaskan lex vivendi (hukum kehidupan), orang-orang yang dipermandikan mewujudkan komitmen mereka terhadap iman yang sudah mereka akui dan rayakan melalui tindakan dan pilihan etis dalam hidup mereka. Umat Kristen dipanggil oleh Yesus untuk bertindak sesuai dengan martabat mereka sebagai anak-anak Bapa dalam kasih Roh Kudus.

Bagian Empat berjudul ”Doa Kristen”, meringkaskan lex orandi (hukum doa). Dengan mengikuti teladan Yesus, model sempurna bagi orang yang berdoa, orang-orang Kristen juga dipanggil untuk berdialog dengan Allah dalam doa. Ungkapan doa yang istimewa ialah Bapa Kami, doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.

4. Ciri khas kedua Kompendium ini ialah bentuk dialogisnya yang mengingatkan kita akan bentuk literer tanya-jawab dari katekese lama. Ide yang ada di belakangnya untuk menggambarkan dialog imajinatif antara guru dan murid, dan melalui pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik pembaca dibawa masuk lebih dalam untuk menemukan aspek-aspek imannya yang selalu baru. Bagian Empat berjudul ”Doa Kristen”, meringkaskan lex orandi (hukum Bentuk dialogis ini juga membuat teksnya menjadi ringkas dengan mengatakan apa yang esensial. Hal ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk memahami isinya, dan kalau mungkin menghafalkannya.

5. Ciri khas ketiga Kompendium ini memuat lukisan-lukisan artistik yang diambil dari khazanah ikonografi Kristen. Tradisi konsili-konsili dari abad-abad yang lampau mengajarkan kepada kita bahwa lukisan-lukisan itu juga merupakan bentuk pewartaan Injil. Para seniman dalam setiap zaman menyajikan fakta-fakta pokok misteri keselamatan lewat keindahan lukisan mereka yang kemudian menjadi bahan permenungan dan kekaguman umat beriman. Hal ini menjadi indikasi terutama pada zaman sekarang, dalam kebudayaan gambar, bagaimana sebuah lukisan suci dapat menjadi sebentuk ungkapan yang jauh melebihi apa yang dapat diungkapkan lewat kata-kata dan dapat menjadi cara yang dinamis, juga sangat efektif untuk menyampaikan pesan Injil.

6. Empat puluh tahun sesudah Konsili Vatikan Kedua dan pada tahun Ekaristi, Kompendium ini menyajikan sumber tambahan untuk memuaskan dahaga akan kebenaran di antara umat Kristen dari segala macam umur dan kondisi, dan juga pemuas dahaga akan kebenaran dan keadilan bagi mereka yang menyebut diri tidak beriman. Publikasi Kompendium ini akan bertepatan dengan Hari Raya Rasul Santo Petrus dan Paulus, tiang penyangga Gereja universal dan penginjil teladan dari zaman kuno. Para Rasul ini mewartakan dan menjadi saksi kebenaran Kristus, bahkan sampai pada kemartiran. Marilah kita meneladan semangat misioner mereka dan berdoa kepada Allah agar Gereja selalu mengikuti pengajaran para Rasul, orang-orang yang pertama kali menyampaikan pewartaan iman.
20 Maret 2005, Minggu Palma
Kardinal Joseph Ratzinger
Ketua Komisi Khusus
Ikon Kristus, sang Pantokrator (Maharaja), mempunyai keindahan artistik yang jarang ditemui,  mengingatkan  kata-kata  pemazmur:  ”Engkau  yang  terelok  di  antara  anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu” (Mzm 45:3).
Santo Yohanes Krisostomus menggunakan pujian ini kepada Yesus ketika dia menulis: ”Kristus sedang berada pada tahap pertama hidup-Nya ketika dilengkapi dengan kekuatan Roh, dan dari sana bersinarlah dalam diri-Nya sebuah keindahan rangkap, yaitu keindahan jiwa dan badan” (PG 52, 479).

Dengan ekspresi figuratifnya, ikon ini menampilkan sintesis dari konsili ekumenis yang pertama lewat keberhasilannya menampilkan kemuliaan kemanusiaan Yesus dan kemilau keilahian-Nya.
Kristus mengenakan baju berwarna merah ditutup dengan sebuah mantel berwarna biru tua. Kedua warna itu mengingatkan kedua kodrat-Nya, sedangkan pantulan emasnya melambangkan  pribadi  ilahi  dari  Sang  Sabda.  Wajah-Nya,  anggun  dan  tenang,  dibingkai dengan rambut kepala yang tebal, dikelilingi dengan sebuah salib yang memancarkan halo, membawa tiga huruf Yunani ”O O N” (Dia yang ada), merujuk pada pewahyuan Nama Allah dalam Kitab Keluaran 3:14. Di sisi atas kiri dan kanan, terdapat dua huruf Yunani ”IC – XC” (”Yesus” – ”Kristus”) yang menunjukkan judul lukisan ini.

Tangan kanan, dengan ibu jari dan jari manis melengkung sampai saling menyentuh (melambangkan dua kodrat Kristus yang menyatu dalam pribadi-Nya), berada dalam posisi khas  memberkati. Tangan  kiri  memegang  buku  Injil  yang  dihiasi  dengan  tiga  kancing, mutiara-mutiara,  dan  batu-batu  permata.  Injil,  simbol,  dan  sintesis  Sabda  Allah,  juga mempunyai makna liturgis karena dalam perayaan Ekaristi perikop Injil dibacakan dan kata-kata Yesus sendiri diucapkan pada saat konsekrasi.

Gambar itu, sebentuk sintesis luhur dari unsur-unsur natural dan simbolis, merupakan ajakan  untuk  berkontemplasi  dan  mengikuti  Yesus  melalui  Gereja,  mempelai-Nya  dan tubuh  mistik-Nya,  yang  sampai  sekarang  masih  terus  memberkati  keluarga  manusia  dan memancarkan sinar ke dalamnya, melalui Injil-Nya yang merupakan buku autentik tentang kebenaran, kebahagiaan, dan keselamatan bagi manusia.

Pada bulan Agustus tahun 386, Agustinus mendengar suara yang berkata: ”Ambil dan bacalah, ambil dan bacalah” (Confessiones, 8, 12, 29). Kompendium dari Katekismus Gereja Katolik,  sebagai  sebuah  sintesis  Injil  Yesus  Kristus  yang  diajarkan  oleh  katekese  Gereja, menjadi  undangan  untuk  membuka  buku  tentang  kebenaran  dan  membacanya,  bahkan menelannya sebagaimana dilakukan oleh Nabi Yehezkiel (bdk. Yeh 3:14).
______________
Theophanos  of  Creta  (1546),  The  Icon  of  Christ,  Stavronikita  Monastery  (Mount Athos).

Penyembahan Para Majus (bdk. Mat 2:1-12) merupakan karya pokok yang indah, yang melukiskan pewahyuan Yesus kepada semua manusia. Penjelmaan merupakan anugerah yang tidak hanya ditujukan bagi iman Maria, Yosef, para wanita, para gembala, dan umat Israel yang sederhana, tetapi juga bagi iman orang-orang asing ini yang datang dari Timur untuk menyembah Mesias yang baru lahir dan membawa persembahan-persembahan mereka bagi-Nya.

”Maka, masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur” (Mat 2:11).

Para Majus adalah buah-buah pertama para bangsa yang dipanggil untuk beriman, dan mereka datang kepada Yesus bukan dengan tangan kosong, tetapi dengan segala kekayaan dari tanah dan budaya mereka.

Injil Yesus adalah sabda keselamatan bagi semua manusia. Santo Leo Agung mengatakan: ”Biarkanlah semua manusia, yang diwakili oleh tiga Majus ini, menyembah Pencipta semesta alam, dan semoga Allah tidak hanya dikenal di Yudea, tetapi juga di seluruh muka bumi karena agunglah nama-Nya di seluruh tanah Israel (bdk. Mzm 75:2)” (Pembicaraan 3 untuk Epifani).

Bagian satu Kompendium menggambarkan perjumpaan antara Allah dengan manusia dan jawaban iman yang diberikan oleh Gereja atas nama seluruh umat manusia, terhadap anugerah penjelmaan Putra Allah yang menebus dan pewahyuan ilahi-Nya. 
_________
Gentile Da Fabiano (1423), Adoration of the Magi, Uffizi Gallery, Florence.

BAGIAN SATU

PENGAKUAN IMAN

SEKSI SATU

”Aku Percaya” – ”Kami Percaya”

Lukisan ini menggambarkan tindakan penciptaan lengkap selama enam hari sampai pada godaan leluhur kita yang pertama (bdk. Kej 1-3).
”Ya Allah, betapa banyak perbuatan-Mu!
Semuanya Kaujadikan dalam kebijaksanaan,
bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
               Lihatlah laut itu. Besar dan luas wilayahnya,
               di situ bergerak tidak terbilang banyaknya
               binatang-binatang yang kecil dan besar.
Di situ, kapal-kapal berlayar
dan Leviathan yang telah Kaubentuk
untuk bermain dengannya.
               Semuanya menantikan Engkau
               supaya diberi makanan pada waktunya.
               Apabila Engkau memberikannya, mereka mengambilnya;
               apabila Engkau membuka tangan-Mu,
               mereka dikenyangkan oleh kebaikan.
               Pujilah Allah, hai jiwaku!” (Mzm 104:24-28,35).
Pada malam Paskah, Gereja memuji Allah karena karya Allah yang bahkan lebih indah lagi, yaitu penebusan umat manusia dan alam semesta:
               ”Allah yang mahakuasa dan kekal,
               Engkau telah menciptakan segala sesuatu
               dengan begitu indah dan teratur.
               Kini, bantulah kami untuk memahami
               betapa jauh lebih indahnya penciptaan baru
               dalam penebusan umat-Mu,
               pada saat kepenuhan waktu,
               melalui kurban Paskah kami, Yesus Kristus.”
___________
Bible de Souvigny, Miniatura sui giorni della creazione, Moulins, Bibliothéque Municipale.
1. Apa rencana Allah untuk manusia?
Allah, yang sempurna dan penuh bahagia, berencana membagikan kebaikan-Nya dengan menciptakan manusia agar manusia ikut ambil bagian dalam kebahagiaan-Nya. Dalam kepenuhan waktu, ketika saatnya tiba, Allah Bapa mengutus Putra-Nya sebagai Penebus dan Penyelamat manusia, yang sudah jatuh ke dalam dosa, memanggil semuanya ke dalam Gereja-Nya, dan melalui karya Roh Kudus, mengangkat mereka sebagai anak-anak-Nya dan pewaris kebahagiaan abadi.

BAB SATU

KEMAMPUAN MANUSIA UNTUK MENGENAL ALLAH

Betapa besar dan sungguh agunglah Engkau, ya Allah. … Engkau telah menciptakan kami untuk Diri-Mu, dan tidak tenanglah hati kami sampai kami beristirahat dalam Engkau”
(Santo Agustinus)
2. Mengapa manusia mempunyai kerinduan akan Allah?
Allah, dalam menciptakan manusia menurut citra-Nya, telah mengukirkan dalam hati manusia kerinduan untuk melihat Dia. Bahkan walaupun kerinduan ini diabaikan, Allah tidak pernah berhenti menarik manusia kepada Diri-Nya karena hanya dalam Dialah manusia dapat menemukan kepenuhan akan kebenaran yang tidak pernah berhenti dicarinya dan hidup dalam kebahagiaan. Karena itu, menurut kodrat dan panggilannya, manusia adalah makhluk religius yang mampu masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Hubungan akrab dan mesra dengan Allah mengaruniakan martabat kepada manusia.
3. Bagaimana mungkin manusia mengenal Allah hanya melalui terang akal budinya?
Dengan bertolak dari ciptaan, yaitu dari dunia dan pribadi manusia, hanya melalui  akal  budinya  manusia  dapat  mengenal  Allah  secara  pasti  sebagai  asal dan tujuan alam semesta, sebagai kebaikan tertinggi, dan sebagai kebenaran dan keindahan yang tak terbatas.
4. Apakah terang akal budi saja sudah memadai untuk mengenal misteri Allah?
Jika  hanya  melalui  terang  akal  budi  saja,  manusia  mengalami  banyak kesulitan untuk mengenal Allah. Dengan kekuatannya sendiri, manusia sungguh-sungguh tidak mampu masuk ke dalam kehidupan intim misteri ilahi. Karena itu,  manusia  membutuhkan  pencerahan  melalui  wahyu;  tidak  hanya  untuk hal-hal  yang  melampaui  pemahamannya,  tetapi  juga  untuk  kebenaran  religius dan moral, yang sebenarnya tidak melampaui daya tangkap akal budi manusia. Bahkan dalam kondisi saat ini, kebenaran-kebenaran tadi dapat dipahami dengan mudah oleh semua manusia, secara pasti, dan tanpa kesalahan.
5. Bagaimana kita dapat bicara tentang Allah?
Sebagai titik tolak, kita berbicara tentang kesempurnaan manusia dan ciptaan lainnya,  yang    meskipun  terbatas    merupakan  cerminan  kesempurnaan  Allah yang tak berkesudahan. Namun, kita perlu terus-menerus memurnikan bahasa kita sejauh itu mungkin walaupun harus kita sadari bahwa kita tidak akan pernah dapat mengungkapkan misteri Allah yang tak terbatas.

BAB DUA

ALLAH DATANG UNTUK MENJUMPAI MANUSIA

PEWAHYUAN ALLAH

6. Apa yang diwahyukan Allah kepada manusia?
Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya, Allah mewahyukan Diri. Melalui sabda dan karya, Allah mewahyukan Diri dan rencana-Nya yang berasal dari cinta kasih yang dalam Kristus telah dinyatakan sejak kekal. Menurut rencana ini, semua umat manusia, melalui rahmat Roh Kudus, mengambil bagian dalam kehidupan ilahi sebagai ”anak-anak angkat” dalam Putra Tunggal Allah.
7. Apa saja tahap-tahap awal pewahyuan Allah?
Sejak awal mula, Allah mengungkapkan Diri-Nya kepada leluhur kita yang pertama, Adam dan Hawa, dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam persatuan yang intim dengan-Nya. Sesudah kejatuhan mereka ke dalam dosa, Allah tidak menghentikan pewahyuan-Nya kepada mereka, tetapi menjanjikan penebusan bagi semua keturunan mereka. Sesudah bencana air bah, Allah membuat perjanjian dengan Nabi Nuh, perjanjian antara Allah sendiri dengan semua makhluk hidup.
8. Apa saja tahap-tahap selanjutnya wahyu Allah?
Allah memilih Abram, memanggilnya keluar dari tanah airnya, menjadikannya ”bapa banyak bangsa” (Kej 17:5), dan berjanji melalui dia ”semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej 12:3). Bangsa keturunan Abraham akan menjadi orang-orang kepercayaan dari janji ilahi yang sudah diberikan kepada para bapa bangsa. Allah membentuk Israel sebagai bangsa terpilih, membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, menetapkan perjanjian di Gunung Sinai, dan melalui Nabi Musa, memberikan hukum-Nya kepada mereka. Para nabi memaklumkan penebusan bagi seluruh umat dan penyelamatan bagi segala bangsa dalam sebuah perjanjian yang baru dan kekal. Dari bangsa Israel, dari keturunan Raja Daud akan lahir sang Mesias, yaitu Yesus.
9. Bagaimana wahyu Allah yang penuh dan definitif itu terlaksana?
Tahap wahyu Allah yang penuh dan definitif terlaksana dalam Sabda-Nya yang menjadi daging, Yesus Kristus, pengantara dan kepenuhan wahyu. Sebagai Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia, Dialah Sabda Bapa yang sempurna dan definitif. Dalam pengutusan Sang Putra dan pemberian Roh Kudus, sekarang wahyu Allah menjadi lengkap secara penuh, namun iman Gereja harus sedikit demi sedikit memahami maknanya yang lengkap selama berabad-abad.
”Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Putra-Nya, yang adalah Sabda-Nya yang tunggal dan definitif, Allah tidak mempunyai sabda yang lain lagi untuk kita. Ia sudah mengatakan segala sesuatu dalam Sabda yang satu dan tidak lagi mengatakan hal lain”
(Santo Yohanes dari Salib Suci)
10. Apa nilai wahyu-wahyu pribadi?
Walaupun tidak termasuk dalam khazanah iman, wahyu-wahyu pribadi dapat membantu manusia untuk menghidupi imannya sejauh membawa kita kepada Kristus. Kuasa Mengajar Gereja yang mempunyai tugas untuk menilai wahyu-wahyu pribadi semacam itu tidak dapat menerima mereka yang mengklaim bahwa wahyu pribadi itu melebihi atau mengoreksi wahyu definitif, yaitu Kristus.

PEWARISAN WAHYU ILAHI

11. Mengapa dan dengan cara bagaimana wahyu ilahi itu diwariskan?
Allah menghendaki agar manusia diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan kebenaran (1Tim 2:4), yaitu Yesus Kristus. Karena alasan inilah, Kristus harus diwartakan kepada semua menurut perintah-Nya, ”Pergilah dan ajarlah segala bangsa” (Mat 28:19). Dan, ini diwariskan oleh Tradisi Apostolik.
12. Apakah Tradisi Apostolik itu?
Tradisi Apostolik adalah pewarisan pesan Kristus, yang diturunkan sejak awal Kekristenan melalui khotbah, kesaksian, institusi, ibadah, dan tulisan-tulisan yang diilhami. Para Rasul mewariskan apa yang sudah mereka terima dari Kristus dan belajar dari Roh Kudus kemudian terus berlanjut kepada pengganti-pengganti mereka, para Uskup, dan melalui mereka kepada semua generasi sampai akhir dunia.
13. Bagaimana terjadinya Tradisi Apostolik?
Tradisi Apostolik terjadi dalam dua cara: melalui pewarisan langsung Sabda Allah (yang disebut sebagai Tradisi) dan melalui Kitab Suci yang merupakan pewartaan keselamatan yang sama dalam bentuk tulisan.
14. Apa hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci?
Tradisi dan Kitab Suci berhubungan erat dan saling melengkapi. Masing-masing menghadirkan misteri Kristus dan berbuah di dalam Gereja. Kedua hal ini mengalir dari satu sumber ilahi yang sama, dan bersama-sama membentuk khazanah iman yang suci dan dari sinilah Gereja mendapatkan kepastian tentang wahyu.
15. Kepada siapa iman ini dipercayakan?
Para Rasul mempercayakan khazanah iman ini kepada seluruh Gereja. Berkat makna iman yang adikodrati inilah umat Allah secara keseluruhan, dengan bimbingan Roh Kudus dan dituntun oleh Kuasa Mengajar Gereja, tidak pernah berhenti untuk menerima, meresapkan lebih dalam, dan menghayati anugerah wahyu ilahi ini secara lebih penuh.
16. Kepada siapa diberikan tugas untuk menafsirkan khazanah iman ini secara autentik?
Tugas untuk memberikan tafsir autentik terhadap khazanah iman ini dipercayakan kepada otoritas Kuasa Mengajar Gereja, yaitu pengganti Petrus, Uskup Roma, dan para Uskup yang ada dalam kesatuan dengannya. Dalam pelayanan Sabda Allah, pengajaran resmi ini mempunyai karisma kebenaran, dan kepadanya juga diberi tugas untuk merumuskan dogma yang merupakan rumusan kebenaran yang terdapat dalam wahyu Ilahi. Otoritas pengajaran resmi ini juga diperluas pada kebenaran-kebenaran lain yang mempunyai hubungan erat dengan wahyu.
17. Apa hubungan antara Kitab Suci, Tradisi, dan Kuasa Mengajar?
Kitab Suci, Tradisi, dan Kuasa Mengajar berhubungan erat satu sama lain sedemikian sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain. Dengan bekerja sama, masing-masing dengan caranya sendiri, ketiga hal tersebut memberikan sumbangan secara efektif bagi keselamatan jiwa-jiwa di bawah naungan karya Roh Kudus.

KITAB SUCI

18. Mengapa Kitab Suci mengajarkan kebenaran?
Karena Allah sendirilah pengarang Kitab Suci. Atas alasan inilah Kitab Suci disebut ”terinspirasikan”, dan tanpa kesalahan mengajarkan kebenaran yang perlu untuk keselamatan kita. Roh Kudus menginspirasikan para pengarang yang menuliskan apa yang Dia inginkan untuk mengajar kita. Tetapi, iman Kristen bukanlah ”agama Kitab”, tetapi agama Sabda Allah – ”bukan kata-kata yang tertulis dan bisu, melainkan Sabda yang menjadi manusia dan hidup” (Santo Bernardus dari Clairvaux).
19. Bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca?
Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja menurut kriteria: 1) harus dibaca dengan memperhatikan isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci, 2) harus dibaca dalam Tradisi yang hidup dalam Gereja, 3) harus dibaca dengan memperhatikan analogi iman, yaitu harmoni batin yang ada di antara kebenaran-kebenaran iman itu sendiri.
20. Apakah kanon Kitab Suci itu?
Kanon Kitab Suci ialah daftar lengkap dari tulisan-tulisan suci yang diakui oleh Gereja melalui Tradisi Apostolik. Kanon ini terdiri dari 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru.
21. Apa pentingnya Perjanjian lama bagi umat Kristen?
Para pengikut Kristus menghormati Perjanjian Lama sebagai Sabda Allah yang benar. Seluruh Kitab Perjanjian Lama itu diinspirasikan secara ilahi dan mem punyai nilai tetap. Kitab-kitab itu memberikan kesaksian tentang pedagogi ilahi cinta Allah yang menyelamatkan. Kitab-kitab itu ditulis terutama untuk mempersiapkan kedatangan Kristus sang Penyelamat alam semesta.
22. Apa pentingnya Perjanjian Baru bagi umat Kristen?
Perjanjian Baru, yang berpusat pada Yesus Kristus, menyatakan kebenaran terakhir wahyu ilahi kepada kita. Dalam Perjanjian Baru, keempat Injil menurut Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes merupakan inti dari seluruh Kitab Suci karena merupakan saksi utama hidup dan ajaran Yesus. Dengan demikian, keempatnya mempunyai tempat yang unik di dalam Gereja.
23. Bagaimana kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
Kitab Suci adalah satu sejauh Sabda Allah itu satu. Rencana penyelamatan Allah itu satu, dan inspirasi ilahi dari kedua Perjanjian itu juga satu. Perjanjian Lama mempersiapkan yang Baru dan Perjanjian Baru menyempurnakan yang Lama, keduanya saling menerangkan satu sama lain.
24. Apa peranan Kitab Suci di dalam kehidupan Gereja?
Kitab Suci memberikan dukungan dan kekuatan bagi kehidupan Gereja. Bagi Putra-Putri Gereja, Kitab Suci merupakan suatu peneguhan iman, makanan jiwa, dan sumber hidup spiritual. Kitab Suci adalah jiwa teologi dan khotbah pastoral. Para pemazmur berkata bahwa Kitab Suci ”pelita bagi kakiku dan cahaya bagi langkahku” (Mzm 119:105). Karena itu, Gereja menganjurkan semua umat beriman untuk sering membaca Kitab Suci karena ”tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” (Santo Hieronimus).

BAB TIGA

JAWABAN MANUSIA KEPADA ALLAH

AKU PERCAYA

25. Bagaimana manusia menjawab Allah yang mewahyukan Diri-Nya?
Dengan bantuan rahmat ilahi, kita menjawab Allah dengan ketaatan iman, yang berarti penyerahan diri kita kepada Allah secara penuh dan menerima kebenaranNya sebagaimana dijamin oleh Dia, sang Kebenaran sejati.
26. Siapa saksi-saksi utama ketaatan iman dalam Kitab Suci?
Ada banyak saksi-saksi macam itu, secara khusus kita melihat dua. Yang pertama, Abraham, ketika mengalami ujian, dia tetap ”percaya kepada Allah” (Rom 4:3) dan selalu taat kepada panggilan-Nya. Karena itulah Abraham disebut ”Bapa kaum beriman” (Rom 4:11.18). Contoh yang kedua, Santa Perawan Maria yang seluruh hidupnya menjadi kesaksian sempurna ketaatan iman: ”Terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38).
27. Apa artinya percaya kepada Allah bagi seseorang dalam praktek hidupnya?
Artinya, setia kepada Allah, mempercayakan hidup kepada-Nya, dan mengamini semua kebenaran yang diwahyukan Allah karena Allah adalah Kebenaran. Ini berarti percaya kepada satu Allah dalam tiga Pribadi, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
28. Apa ciri-ciri iman?
Iman adalah keutamaan adikodrati yang mutlak perlu bagi keselamatan. Iman adalah anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi semua orang yang dengan rendah hati mencarinya. Tindakan iman adalah tindakan manusiawi, yaitu tindakan dari intelek manusia – terdorong oleh kehendak yang digerakkan oleh Allah – yang dengan bebas mengamini kebenaran ilahi. Iman juga pasti karena mempunyai dasar pada Sabda Allah, iman bekerja ”oleh kasih” (Gal 5:6); dan iman berkembang terus-menerus dengan mendengarkan Sabda Allah dan doa. Dengan iman, bahkan sekarang ini juga, orang mencecap kegembiraan surga.
29. Mengapa tidak ada kontradiksi antara iman dan ilmu?
Walaupun iman itu mengatasi akal budi, tidak pernah ada kontradiksi antara iman dan ilmu karena kedua-duanya berasal dari Allah. Allah sendirilah yang memberikan, baik terang akal budi maupun terang iman kepada kita.
”Aku percaya untuk mengerti, dan aku mengerti untuk percaya lebih baik”
(Santo Agustinus)

KAMI PERCAYA

30. Mengapa iman itu tindakan pribadi dan sekaligus gerejawi?
Iman adalah tindakan pribadi sejauh menjadi jawaban bebas pribadi manusiawi kepada Allah yang mewahyukan Diri-Nya. Tetapi, sekaligus merupakan tindakan gerejawi yang mengungkapkan dirinya dalam pengakuan ”Kami percaya”. Kenyataannya, Gerejalah yang percaya, dan dengan rahmat Roh Kudus, Gereja mendahului, memunculkan, dan memperkembangkan iman setiap orang Kristen. Karena alasan inilah Gereja adalah Bunda dan Guru.
”Tak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa jika tidak mempunyai Gereja sebagai Bunda”
(Santo Siprianus)
31. Mengapa rumusan iman itu penting?
Rumusan iman itu penting karena dengannya orang beriman dapat mengungkapkan, menghayati, merayakan, dan saling berbagi kebenaran-kebenaran iman bersama dengan orang beriman lainnya melalui satu bahasa yang sama.
32. Mengapa iman Gereja itu hanya satu?
Gereja, walaupun terdiri dari banyak orang dari macam-macam bahasa, budaya, dan ritus, mengakui satu iman dalam kesatuan suara; iman yang diterima dari satu Allah dan diwariskan oleh satu Tradisi Apostolik. Gereja hanya mengakui satu Allah, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan menunjuk pada satu jalan keselamatan. Karena itu, kita percaya dengan satu hati dan satu jiwa semua yang terdapat dalam Sabda Allah, diwariskan langsung atau ditulis, dan diakui oleh Gereja sebagai wahyu ilahi.

SEKSI DUA

PENGAKUAN IMAN KRISTEN

Mosaik kuno yang terdapat di Basilika Santo Klemens, Roma, menggambarkan kemenangan Salib, pusat misteri iman Kristen. Kita bisa memperhatikan hiasan megah rumbai-rumbai dari daun Akantus, dan dari sini muncul banyak sekali lingkaran yang keluar menuju segala arah dengan bunga-bunga dan buah-buahnya. Tanaman ini mendapatkan kekuatan dari salib Yesus, yang berkat kurban-Nya, manusia dan semesta alam diciptakan kembali. Yesus adalah Adam baru. Misteri penderitaan, wafat, dan kebangkitan-Nya membawa kelahiran kembali umat manusia dan rekonsiliasi dengan Bapa.

Di sekeliling Kristus yang menderita, terdapat dua belas merpati putih yang melambangkan kedua belas Rasul. Di kaki salib, berdiri Maria dan Yohanes, murid yang dikasihi-Nya.

”Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ‘Ibu, inilah anakmu!’ Kemudian, Ia berkata kepada murid-Nya: ’Inilah ibumu!’ Dan sejak saat itu, murid itu menerima Maria di dalam rumahnya” (Yoh 19:2627).

Di atas salib, tangan Bapa terulur, memberikan mahkota kemuliaan kepada Putra-Nya yang melalui misteri Paskah menjadi pemenang atas kematian.

Di bawah tanaman itu, terdapat seekor rusa kecil yang bertempur melawan ular jahat.
Dari tanaman ini, yang menggambarkan pohon penebusan, muncullah sebuah mata air yang memancar memberikan kehidupan bagi empat anak sungai, yang melambangkan keempat Injil, tempat orang-orang beriman melepaskan dahaga mereka seperti rusa yang datang ke sumber air kehidupan. Di sini, Gereja digambarkan sebagai sebuah taman surgawi yang memperoleh kehidupannya dari Kristus, pohon kehidupan sejati.
_________
Basilica of Saint Clement, Mosaic in the Apse, Rome.

SYAHADAT

Syahadat Para Rasul
Symbolum Apostolicum
Aku  percaya  akan  Allah, 
Credo in Deum
Bapa  yang mahakuasa,
Patrem omnipoténtem,
Pencipta langit dan bumi.
Creatórem cæli et terræ,
Dan,  akan  Yesus  Kristus, 
et in Iesum Christum,
Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita.
Fílium Eius únicum, Dóminum nostrum,
Yang dikandung dari Roh Kudus,
qui concéptus est de Spíritu Sancto,
dilahirkan oleh Perawan Maria.
natus ex Maria Vírgine,
Yang menderita sengsara dalam pemerintahan  Pontius  Pilatus,
passus sub Póntio Piláto,
disalibkan, wafat,
crucifíxus, mórtuus,
dan dimakamkan.
et sepúltus,
Yang turun ke tempat penantian,
descéndit ad ínferos,
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.
tértia die resurréxit a mórtuis,
Yang naik ke surga,
ascéndit ad cælos,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa,
sedet ad déxteram Dei Patris omnipoténtis,
Dari  situ,  Ia  akan  datang, 
inde ventúrus est
mengadili orang yang hidup dan yang mati.
iudicáre vivos et mórtuos.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Et in Spíritum Sanctum,
Gereja Katolik yang Kudus,
sanctam Ecclésiam cathólicam,
persekutuan para kudus,
sanctórum communiónem,
pengampunan dosa,
remissiónem peccatórum,
kebangkitan badan,
carnis resurrectiónem,
kehidupan kekal.
vitam ætérnam.
Amin.
Amen.
Symbolum Nicea-Konstantinopel
Symbolum Nicænum Constantinopolitanum
Aku percaya akan satu Allah,
Credo in unum Deum,
Bapa yang Mahakuasa,
Patrem omnipoténtem,
Pencipta langit dan bumi,
Factórem cæli et terræ,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan.
visibílium ómnium et invisibílium
Dan akan satu Tuhan, Yesus Kristus,
Et in unum Dóminum Iesum Christum,
Putra Allah yang tunggal.
Filium Dei unigénitum
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad.
et ex Patre natum ante ómnia sǽcula:
Allah dari Allah, Terang dari Terang,
Deum de Deo, Lumen de Lúmine
Allah benar dari Allah benar.
Deum verum de Deo vero,
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
génitum, non factum,
sehakikat dengan Bapa;
consubstantiá lem Patri:
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
per quem ómnia facta sunt;
Ia turun dari surga untuk kita manusia
qui propter nos hómines
dan untuk keselamatan kita.
et propter nostram salútem,
descéndit de cælis,
Ia dikandung dari Roh Kudus,
et incarnátus est de Spíritu Sancto
dilahirkan oleh Perawan Maria
ex María Vírgine
dan menjadi manusia.
et homo factus est,
Ia pun disalibkan untuk kita,
crucifíxus etiam
waktu Pontius Pilatus.
pro nobis sub Póntio Piláto,
Ia menderita sampai wafat,
passus
dan di makamkan.
et sepúltus est,
Pada hari ketiga, Ia bangkit,
et resurréxit tertia die
menurut Kitab Suci.
secúndum Scriptúras,
Ia naik ke surga,
et ascéndit in cælum,
duduk di sisi Bapa.
sedet ad déxteram Patris,
Ia akan kembali dengan mulia,
et íterum ventúrus est cum glória,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
iudicáre vivos et mórtuos,
kerajaan-Nya takkan berakhir.
cuius regni non erit finis.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Credo in Spiritum Sanctum,
Ia Tuhan yang Menghidupkan,
Dóminum et vivificántem,
Ia berasal dari Bapa dan Putra.
qui ex Patre
Yang serta Bapa dan Putra
Filióque procédit, qui cum Patre et Filio
disembah dan dimuliakan;
simul adorátur et conglorificátur,
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
qui locútus est per prophétas.
Aku  percaya  akan  Gereja  yang  Satu,
Et unam sanctam cathólicam
Kudus, Katolik, dan Apostolik.
et apostólicam Ecclésiam.
Aku mengakui satu pembaptisan
Confíteor unum Baptisma
akan penghapusan dosa.
in remissionem peccatórum.
Aku menantikan kebangkitan orang
Et exspécto resurrectiónem
mati dan hidup di akhirat.
mortuórum, et vitam venturi  sǽculi.
Amin.
Amen.

BAB SATU

AKU PERCAYA AKAN ALLAH BAPA

“Simbol” Iman

33. Apa “simbol-simbol” iman itu?
“Simbol-simbol” iman adalah rumusan-rumusan yang diformulasikan, disebut juga “pengakuan iman” atau “syahadat”. Sejak awal mula berdirinya, Gereja merumuskan pengakuan iman ini secara sintetis dan mewariskannya dalam bahasa yang normatif dan umum bagi semua umat beriman.
34. Apa “simbol-simbol” iman yang paling kuno itu?
“Simbol-simbol” iman yang paling kuno ialah pengakuan iman pembaptisan karena diberikan ”atas nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus” (Mat 28:19), pengakuan kebenaran-kebenaran iman dalam Sakramen Pembaptisan diformulasikan mengacu pada tiga Pribadi Tritunggal.
35. “Simbol-simbol” iman apa yang paling penting?
Yang paling penting adalah Syahadat Para Rasul yang merupakan “simbol” pembaptisan kuno dari Gereja Roma dan Syahadat Nicea-Konstantinopel yang merupakan hasil dari dua Konsili ekumenis, yaitu Nicea (325 M) dan Konstantinopel (381 M); bahkan sampai sekarang, syahadat ini umum digunakan oleh semua Gereja besar di Timur dan Barat.

”AKU PERCAYA AKAN ALLAH BAPA YANG MAHAKUASA, PENCIPTA LANGIT DAN BUMI”

36. Mengapa Pengakuan Iman mulai dengan kata-kata ”Aku percaya akan Allah”?
Pengakuan Iman mulai dengan kata-kata ini karena pernyataan ”Aku percaya akan Allah” adalah hal yang paling penting, sumber dari semua kebenaran yang lain tentang manusia dan dunia, serta tentang seluruh kehidupan orang yang percaya kepada Allah.
37. Mengapa orang mengaku percaya hanya kepada satu Allah?
Kepercayaan akan satu Allah ini diakui karena Dia sudah mewahyukan Diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Yang Satu ketika bersabda: ”Dengarlah, hai Israel: Allah itu Allah kita, Allah itu esa” (Ul 6:4) dan ”tidak ada yang lain” (Yes 45:22). Yesus sendiri meneguhkan bahwa ”Allah kita itu esa” (Mrk 12:29). Pengakuan bahwa Yesus dan Roh Kudus adalah juga Allah dan Tuhan tidak membawa perpecahan di dalam Allah yang esa.
38. Dengan nama apa Allah mewahyukan Diri-Nya?
Allah mewahyukan Diri-Nya kepada Musa sebagai Allah yang hidup, ”Allah Abraham, Allah Iskak, Allah Yakub” (Kel 3:6). Allah juga mewahyukan kepada Musa nama-Nya yang gaib ”Aku adalah Aku (YHWH)”. Sudah sejak zaman Perjanjian Lama, Nama Allah yang tak terkatakan ini diganti dengan gelar ilahi Tuhan. Jadi, manakala Yesus disebut Tuhan di dalam Perjanjian Baru, Ia tampil sebagai benar-benar Allah.
39. Apa Allah itu satu-satunya yang ”ada”?
Karena makhluk menerima segalanya dari Allah, mereka ada dan kepunyaan mereka dari Allah. Hanya Allah dalam Diri-Nya sendiri merupakan kepenuhan dari yang ada dan dari setiap kesempurnaan. Allah itu ”Dia yang ada” tanpa awal dan tanpa akhir. Yesus mewahyukan bahwa Ia juga menyandang nama ilahi ”Aku ada” (Yoh 8:28).
40. Mengapa pewahyuan Nama Allah itu penting?
Dalam mewahyukan nama-Nya, Allah memberitahukan kekayaan yang ada di dalam misteri ada-Nya yang tak terkatakan. Hanya Dia sendirilah yang dari kekal sampai kekal. Dia mengatasi dunia dan sejarah. Dialah yang membuat langit dan bumi. Dia adalah Allah yang setia yang selalu dekat dengan umat-Nya untuk menyelamatkan mereka. Dialah kekudusan tertinggi, ”penuh dengan belas kasihan” (Ef 2:4), selalu siap untuk mengampuni. Dialah yang spiritual, transenden, mahakuasa, personal, dan sempurna. Dia adalah kebenaran dan cinta.
”Allah itu pengada sempurna yang tak terbatas, yaitu Tritunggal ”
(Santo Turibus dari Montenegro)
41. Apa artinya bahwa Allah adalah Kebenaran?
Allah adalah Kebenaran, dengan demikian Dia tidak dapat menipu ataupun ditipu. Dia adalah ”terang, dan di dalam-Nya tidak ada kegelapan” (1Yoh 1:5). Putra Allah yang kekal, penjelmaan kebijaksanaan, diutus ke dunia untuk ”memberikan kesaksian akan Kebenaran” (Yoh 18:37).
42. Dengan cara bagaimana Allah mewahyukan bahwa Dia adalah cinta?
Allah mewahyukan Diri-Nya kepada Israel sebagai Dia yang mempunyai cinta yang lebih besar daripada cinta orang tua untuk anak-anak mereka atau cinta antara suami dan istri. “Allah dalam Diri-Nya sendiri adalah cinta” (1Yoh 4/8.16). Dia yang memberikan dirinya secara penuh dan cuma-cuma, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh 3:16-17). Dengan mengutus Putra-Nya dan Roh Kudus, Allah mewahyukan bahwa Dia sendiri adalah hubungan cinta yang abadi.
43. Apa artinya percaya hanya akan satu Allah?
Percaya hanya akan satu Allah berarti mengenal keagungan dan kekuasaanNya. Hal ini menyangkut hidup dalam rasa syukur dan selalu percaya kepada-Nya, bahkan dalam kemalangan. Hal ini berarti pula mengakui kesatuan dan martabat sejati seluruh umat manusia, yang diciptakan menurut gambaran-Nya. Berarti pula menggunakan dengan baik segala sesuatu yang sudah Dia ciptakan.
44. Apakah pusat misteri iman dan hidup Kristen?
Pusat misteri iman dan hidup Kristen adalah misteri Tritunggal yang Amat Terberkati. Orang Kristen dibaptis atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
45. Dapatkah misteri Tritunggal itu dikenal hanya melalui akal budi manusia saja?
Allah meninggalkan beberapa jejak kehidupan trinitaris-Nya dalam ciptaanNya dan dalam Perjanjian Lama, tetapi kodrat-Nya yang terdalam sebagai Tritunggal Mahakudus merupakan sebuah misteri yang tidak akan dapat ditembus oleh akal budi manusia saja, bahkan oleh iman Israel sebelum Penjelmaan Putra Allah dan pengutusan Roh Kudus. Misteri ini diwahyukan oleh Yesus Kristus dan ini merupakan sumber semua misteri yang lainnya.
46. Apa yang diwahyukan Yesus kepada kita tentang misteri Bapa?
Yesus Kristus mewahyukan kepada kita bahwa Allah itu ”Bapa”, bukan hanya karena Dia menciptakan alam semesta dan manusia, tetapi terutama karena Dia secara kekal melahirkan dalam Diri-Nya, Putra-Nya, yaitu Sabda-Nya, ”cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah” (Ibr 1:3).
47. Siapakah Roh Kudus yang diwahyukan oleh Yesus Kristus kepada kita?
Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Tritunggal. Dia adalah Allah, satu dan setara dengan Bapa dan Putra. Dia ”berasal dari Bapa” (Yoh 15:26) yang adalah dasar tanpa sebuah dasar, dan asal dari semua kehidupan trinitaris. Dia berasal pula dari Sang Putra (Filioque) lewat anugerah abadi yang dibuat oleh Bapa kepada sang Putra. Diutus oleh Bapa dan Putra yang menjelma, Roh Kudus membimbing Gereja ”ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh 16:13).
48. Bagaimana Gereja mengungkapkan iman trinitarisnya?
Gereja mengungkapkan iman trinitarisnya dengan percaya kepada keesaan Allah yang dalam-Nya terdapat tiga Pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi ilahi ini hanya satu Allah karena masing-masing memiliki secara setara kepenuhan kodrat ilahi yang satu dan tak terbagi. Mereka berbeda satu sama lain karena relasi yang menghubungkan mereka satu sama lain. Bapa melahirkan Putra, Putra dilahirkan oleh Bapa, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Putra.
49. Bagaimana ketiga Pribadi Ilahi ini bekerja?
Tidak terpisahkan dalam satu hakikat, ketiga Pribadi Ilahi ini juga tidak terpisahkan dalam aktivitas mereka. Tritunggal mempunyai satu tindakan yang satu dan sama. Namun di dalam tindakan yang satu ini, setiap Pribadi hadir menurut cara adanya yang khas baginya di dalam Tritunggal.
”Ya Allahku, Tritunggal yang kusembah … berilah damai di dalam jiwaku; jadikanlah ini surga-Mu, tempat tinggal-Mu yang tercinta dan tempat istirahat-Mu. Semoga aku tak pernah meninggalkan-Mu, tetapi tetap tinggal di situ, seluruhnya dan seutuhnya, siap sedia di dalam imanku, sepenuhnya memuja-Mu, dan sepenuhnya menyerahkan diriku kepada tindakan kreatif-Mu.”
(Elizabet dari Tritunggal)
50. Apa artinya mengatakan bahwa Allah itu mahakuasa?
Allah mewahyukan diri-Nya sebagai ”Dia yang kuat, Dia yang kuasa” (Mzm 24:8), sebagai Dia ”yang bagi-Nya tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37). Kemahakuasaan-Nya itu universal, gaib, dan yang menunjukkan Diri-Nya di dalam penciptaan dunia dari ketiadaan dan penciptaan manusia dari cinta, tetapi terutama menunjukkan Diri-Nya dalam Penjelmaan dan Kebangkitan Putra-Nya, dalam anugerah pengangkatan anak dan dalam pengampunan dosa-dosa. Karena hal inilah, Gereja mengalamatkan doa-doanya kepada ”Allah yang mahakuasa dan kekal” (“Omnipotens sempiterne Deus…“).
51. Apa pentingnya mengatakan, ”Pada awal mula, Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej 1:1)?
Maknanya, penciptaan itu dasar dari semua rencana penyelamatan Allah. Tindakan penciptaan itu menunjukkan kekuasaan dan cinta bijaksana Allah, merupakan langkah pertama menuju kepada perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Penciptaan merupakan permulaan sejarah keselamatan yang memuncak dalam diri Kristus, dan jawaban pertama terhadap pertanyaan dasar kita mengenai asal dan tujuan akhir.
52. Siapa yang menciptakan dunia?
Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah prinsip penciptaan yang satu dan tak terpisahkan walaupun karya penciptaan dunia secara khusus dikenakan kepada Allah Bapa.
53. Mengapa dunia diciptakan?
Dunia diciptakan bagi kemuliaan Allah yang ingin menunjukkan dan mengomunikasikan kebaikan, kebenaran, dan keindahan-Nya. Tujuan akhir penciptaan, Allah menjadi ”semua di dalam semua” dalam Diri Kristus (1Kor 15:28) untuk kemuliaan-Nya dan kebahagiaan kita.
”Kemuliaan Allah adalah manusia yang sungguh-sungguh hidup, terlebih lagi kehidupan manusia menjadi penampakan Allah.”
(Santo Ireneus)
54. Bagaimana Allah menciptakan semesta alam?
Dari kehendak bebas-Nya, Allah menciptakan semesta alam dalam kebijaksanaan dan cinta. Dunia diciptakan bukan karena kebutuhan, atau takdir buta, ataupun kebetulan. Allah menciptakan dari ketiadaan (ex nihilo) (2Mak 7:28) sebuah dunia yang teratur dan baik. Ia jauh mengatasi ciptaan-Nya. Allah memelihara ciptaan-Nya dalam keberadaan dan menopangnya, memberinya kemampuan untuk bertindak, membimbingnya menuju kepenuhannya melalui Putra-Nya dan Roh Kudus.
55. Apa penyelenggaraan ilahi itu?
Penyelenggaraan ilahi terletak pada kesediaan Allah untuk membimbing makhluk-makhluk ciptaan-Nya menuju tujuan akhir mereka. Allah adalah Tuan yang berkuasa atas rencana-Nya. Tetapi untuk melaksanakannya, Allah juga berkehendak untuk bekerja sama dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Allah menganugerahkan kepada makhluk-makhluk ciptaan-Nya martabat untuk dapat bertindak dari kebebasan mereka sendiri dan saling memimpin satu sama lain.
56. Bagaimana kita bekerja sama dengan penyelenggaraan ilahi?
Dengan tetap menghormati kebebasan kita, Allah meminta kita untuk bekerja sama dengan-Nya dan memberikan kepada kita kemampuan untuk melaksanakannya melalui semua tindakan, doa, dan penderitaan kita. Jadi, Allah membangkitkan dalam diri kita ”kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Flp 2:13).
57. Jika Allah itu mahakuasa dan mahabaik, mengapa ada kejahatan?
Terhadap pertanyaan ini, yang menyedihkan dan sekaligus juga misterius, hanya keseluruhan iman Kristenlah yang dapat memberikan jawaban. Allah sama sekali bukanlah penyebab kejahatan, baik langsung maupun tidak langsung. Dia menerangi misteri kejahatan di dalam Putra-Nya, Yesus Kristus, yang wafat dan bangkit untuk mengalahkan kejahatan moral itu, yaitu dosa manusia, yang menjadi akar dari semua kejahatan lain.
58. Mengapa Allah mengizinkan kejahatan ada?
Iman memberikan kepastian kepada kita bahwa Allah tidak akan mengizinkan kejahatan jika Dia tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan itu. Hal ini dilaksanakan oleh Allah dengan cara yang menakjubkan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Kenyataannya, dari kejahatan moral yang paling besar dari semuanya (pembunuhan Putra-Nya), Dia membawa kebaikan yang paling besar dari semuanya (kemuliaan Kristus dan penebusan kita).

Surga dan Bumi

59. Apa yang diciptakan Allah?
Kitab Suci mengatakan, ”Pada awal mula, Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej 1:1). Gereja dalam pengakuan imannya menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, yang kelihatan dan tak kelihatan, semua makhluk spiritual dan yang bertubuh, yaitu para malaikat dan dunia yang kelihatan, khususnya, manusia.
60. Siapa para malaikat itu?
Malaikat-Malaikat adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua.
61. Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja?
Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi.
”Di samping setiap orang beriman, berdiri seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada kehidupan.”
(Santo Basilius Agung)
62. Apa yang diajarkan oleh Kitab Suci tentang penciptaan dunia yang kelihatan?
Melalui kisah penciptaan dalam ”enam hari”, Kitab Suci mengajarkan nilai dunia yang diciptakan dan tujuannya, yaitu untuk memuji Allah dan melayani umat manusia. Setiap ciptaan menerima eksistensinya dari Allah, dan dari Dia pulalah manusia menerima kebaikan dan kesempurnaannya, hukum dan tempatnya sendiri di dalam alam semesta.
63. Di mana tempat pribadi manusia dalam penciptaan?
Pribadi manusia merupakan puncak ciptaan yang kelihatan sejauh dia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
64. Hubungan apa yang ada di antara barang-barang ciptaan?
Ada saling ketergantungan dan hierarki di antara makhluk-makhluk sebagaimana yang dikehendaki Allah. Sekaligus terdapat kesatuan dan solidaritas di antara para makhluk karena semuanya mempunyai Pencipta yang sama, semuanya dicintai oleh-Nya dan diatur untuk kemuliaan-Nya. Menghormati hukum-hukum yang tertulis dalam penciptaan dan relasi-relasi yang berasal dari kodrat ciptaan itu merupakan prinsip kebijaksanaan dan dasar moralitas.
65. Apa hubungan antara karya penciptaan dan karya penebusan?
Karya Penciptaan berpuncak pada karya yang lebih besar lagi, yaitu karya penebusan yang dalam kenyataannya membangkitkan ciptaan baru yang di dalamnya segala sesuatu akan menemukan kembali makna dan kepenuhannya.

Manusia

66. Dalam arti apa kita mengerti bahwa manusia, laki-laki dan perempuan, diciptakan ”menurut gambaran Allah”?
Pribadi manusia diciptakan menurut gambar Allah dalam arti bahwa dia mampu mengenal dan mencintai Penciptanya secara bebas. Manusia adalah satu-satunya makhluk di dunia yang dikehendaki Allah demi mereka sendiri, dan dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya melalui pengenalan dan cinta kasih. Semua manusia, karena diciptakan menurut gambaran Allah, mempunyai martabat sebagai seorang pribadi. Seorang pribadi bukanlah sesuatu barang, tetapi seseorang yang mampu mengenal dirinya sendiri dan memberikan dirinya dengan bebas dan masuk ke dalam persatuan dengan Allah dan pribadi-pribadi lainnya.
67. Apa tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan?
Allah menciptakan segala sesuatu bagi mereka, tetapi Dia menciptakan mereka untuk mengenal, melayani, dan mencintai Allah, untuk mempersembahkan semua ciptaan di dunia ini sebagai rasa syukur dan terima kasih kepada-Nya dan untuk mengangkatnya ke dalam hidup bersama Dia di surga. Hanya dalam misteri penjelmaan Sang Sabda, misteri pribadi manusia dapat dimengerti secara baru. Laki-laki dan perempuan ditakdirkan untuk menghasilkan kembali gambar Putra Allah yang menjadi manusia, Allah yang tidak kelihatan (bdk. Kol 1:15).
68. Mengapa bangsa manusia membentuk satu kesatuan?
Seluruh umat manusia membentuk satu kesatuan bangsa manusia karena semua mempunyai asal yang sama, yang juga berasal dari Allah (bdk. Kis 17:26). Semua mempunyai satu Penyelamat, dan dipanggil untuk ambil bagian dalam kebahagiaan abadi bersama Allah.
69. Bagaimana jiwa dan badan membentuk satu kesatuan dalam manusia?
Pribadi manusia adalah satu wujud jasmani sekaligus rohani. Dalam manusia, roh dan materi membentuk satu kodrat. Kesatuan ini begitu dalam sehingga berkat prinsip spiritual, yaitu jiwa, badan yang adalah materi menjadi badan manusia yang hidup dan berpartisipasi dalam martabat gambaran Allah.
70. Dari mana jiwa berasal?
Jiwa yang bersifat rohani tidak berasal dari orang tua, tetapi diciptakan secara langsung oleh Allah dan bersifat abadi. Jiwa tidak ikut mati pada saat dipisahkan dari badan dalam kematian, dan jiwa akan dipersatukan kembali dengan badan pada hari kebangkitan.
71. Hubungan apa yang ditetapkan Allah antara laki-laki dan perempuan?
Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam martabat yang setara karena mereka adalah pribadi-pribadi manusia. Sekaligus mereka diciptakan untuk saling melengkapi karena mereka laki-laki dan perempuan. Allah menghendaki agar mereka menjadi satu bagi yang lainnya untuk membentuk kesatuan pribadi-pribadi. Mereka juga dipanggil untuk meneruskan kehidupan manusia dengan menjadi ”satu daging” dalam perkawinan (bdk. Kej 2:24). Mereka juga dipanggil untuk menaklukkan dunia sebagai ”pelayan” Allah.
72. Bagaimana kondisi asli manusia menurut rencana Allah?
Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah memberikan kepada mereka suatu partisipasi khusus dalam kehidupan ilahi-Nya, dalam kesucian dan keadilan. Dalam rencana Allah, mereka tak akan mengalami penderitaan atau kematian. Selain itu, terdapat harmoni sempurna dalam diri manusia, antara makhluk ciptaan dan Penciptanya, antara laki-laki dan perempuan, juga antara pasangan manusia yang pertama dan semua ciptaan.

Jatuh ke Dalam Dosa

73. Bagaimana kita seharusnya memahami realitas dosa?
Dosa ada dalam sejarah manusia. Realitas dosa dapat dipahami dengan jelas hanya dalam terang wahyu ilahi dan terutama dalam terang Kristus Penyelamat semuanya. Ketika dosa begitu banyak, Dia melimpahkan rahmat lebih banyak lagi.
74. Apa kejatuhan para malaikat itu?
Ungkapan ini menyatakan bahwa Setan dan iblis-iblis lainnya, yang dibicarakan oleh Kitab Suci dan Tradisi Gereja, pada awalnya adalah para malaikat yang diciptakan dengan baik oleh Allah. Tetapi, mereka berubah menjadi jahat karena, melalui pilihan yang bebas dan definitif, menolak Allah dan Kerajaan-Nya sehingga memunculkan neraka. Mereka mencoba membujuk manusia untuk bersekutu dengan mereka memberontak melawan Allah. Namun, Allah telah memastikan kemenangan terhadap Kejahatan dalam Kristus.
75. Apa dosa manusia yang pertama itu?
Ketika dicobai iblis, manusia pertama, laki-laki dan perempuan, telah membiarkan kepercayaan kepada Sang Pencipta mati dari dalam hati mereka. Dalam ketidaktaatan, mereka ingin menjadi ”seperti Allah”, tetapi tanpa Allah dan tidak selaras dengan-Nya (Kej 3:5). Karena itu, Adam dan Hawa langsung kehilangan rahmat asali kesucian dan keadilan bagi mereka sendiri dan semua keturunan mereka.
76. Apa dosa asal itu?
Dosa asal yang di dalamnya semua manusia dilahirkan adalah keadaan tiadanya kesucian dan keadilan asali. Dosa asal adalah dosa yang ”membelenggu” kita, bukan sesuatu yang kita lakukan, merupakan suatu keadaan kelahiran dan bukan suatu tindakan pribadi. Karena kesatuan asali seluruh umat manusia, dosa asal ini diturunkan kepada keturunan Adam ”bukan dengan peniruan, tetapi lewat pembiakan”. Pewarisan ini menjadi misteri yang tidak dapat kita pahami sepenuhnya.
77. Apa konsekuensi-konsekuensi lain yang muncul dari dosa asal?
Sebagai konsekuensi dosa asal, kodrat manusia terluka dalam kekuatan alamiahnya tanpa menjadi rusak secara total. Karena dosa asal ini, muncullah kebodohan, penderitaan, kekuasaan maut, dan kecenderungan terhadap dosa. Kecenderungan ini disebut konkupisensi.
78. Setelah dosa yang pertama, apa yang dilakukan oleh Allah?
Sesudah dosa yang pertama, dunia dibanjiri dosa, tetapi Allah tidak mem biarkan manusia berada di bawah kuasa maut. Dalam ”Protoevangelium” (Kej 3:15), Allah memaklumkan dengan cara yang misterius bahwa kejahatan akan dikalahkan dan manusia akan diangkat dari kedosaannya. Pernyataan ini merupakan pewartaan pertama Mesias dan Penebus. Karena itu, kedosaan ini pada masa yang akan datang disebut dengan ”kedosaan yang membahagiakan” karena ”memunculkan Penebus Agung bagi kita” (Liturgi Malam Paskah).

BAB DUA

AKU PERCAYA AKAN YESUS KRISTUS, PUTRA ALLAH YANG TUNGGAL

79. Apa Kabar Gembira bagi umat manusia itu?
Kabar Gembira adalah pewartaan Yesus Kristus, ”Anak Allah yang hidup” (Mat 16:16), yang wafat dan bangkit dari mati. Pada masa Raja Herodes dan Kaisar Agustus, Allah menepati janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya. Dia mengutus ”Anak-Nya, yang lahir dari seorangperempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat supaya kita diterima menjadi anak” (Gal 4:4-5).
80. Bagaimana Kabar Gembira ini menyebar?
Sejak awal mula, para murid yang pertama dikobarkan oleh semangat untuk mewartakan Yesus Kristus untuk membawa semuanya kepada iman akan Dia. Bahkan pada zaman sekarang, dari cinta akan Kristus muncullah semangat di antara orang beriman untuk berevangelisasi dan berkatekese, yaitu untuk mewartakan seluruh rencana Allah dalam Pribadi Kristus dan membawa umat manusia dalam persatuan dengan Dia.

”DAN AKAN YESUS KRISTUS, PUTRANYA YANG TUNGGAL TUHAN KITA”

81. Apa arti nama ”Yesus”?
Diberikan oleh malaikat pada waktu Pewartaan (kepada Maria), nama ”Yesus” berarti ”Allah menyelamatkan”. Nama itu mengungkapkan identitas dan misi-Nya ”karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat 1:21). Petrus menyatakan, ”di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).
82. Mengapa Yesus disebut ”Kristus”?
”Kristus”dalam bahasa Yunani, ”Messiah” dalam bahasa Ibrani, berarti ”Yang diurapi”. Yesus adalah Kristus karena Dia disucikan oleh Allah dan diurapi oleh Roh Kudus untuk misi penebusan-Nya. Dia adalah Mesias yang dinanti-nantikan oleh Israel, diutus ke dalam dunia oleh Bapa. Yesus menerima gelar Mesias, tetapi Dia menjelaskan makna istilah itu ”turun dari surga” (Yoh 3:13), disalibkan dan kemudian bangkit, Dia Hamba yang Menderita yang ”memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Dari nama Kristus, muncul sebutan kita sebagai orang Kristen.
83. Dalam arti apa Yesus adalah Putra Tunggal Allah?
Yesus adalah Putra Allah dalam cara yang unik dan sempurna. Pada saat pembaptisan dan transfigurasi-Nya, suara Bapa menyebut Yesus sebagai ”Putra-Nya yang terkasih”. Dalam memperkenalkan Diri-Nya sebagai Sang Putra yang ”mengenal Bapa” (Mat 11:27), Yesus menegaskan relasi-Nya yang tunggal dan abadi dengan Allah Bapa-Nya. Dia adalah ”Anak Tunggal Allah” (1Yoh 4:9), Pribadi kedua dari Tritunggal. Dia adalah figur sentral pewartaan iman. Para Rasul melihat ”Kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa” (Yoh 1:14).
84. Apa arti gelar ”Tuhan”?
Dalam Kitab Suci, gelar ini menjelaskan Allah sebagai yang Mahakuasa. Yesus memakai gelar ini bagi Diri-Nya sendiri, dan mewahyukan kekuasaan ilahi-Nya lewat kekuasaan-Nya terhadap alam, terhadap iblis-iblis, terhadap dosa, dan terhadap maut, terutama melalui Kebangkitan-Nya. Syahadat Jemaat Kristen pertama mengakui bahwa kekuasaan, hormat, dan kemuliaan yang diperuntukkan bagi Allah Bapa juga diperuntukkan bagi Yesus. ”Allah mengaruniakan kepada-Nya nama  di atas segala nama” (Flp 2:9). Dialah Allah dunia dan sejarah, sebagai Yang Satu, kepada siapa kita harus sepenuhnya menyerahkan kebebasan pribadi kita.

”YESUS DIKANDUNG DARI KUASA ROH KUDUS,  DILAHIRKAN OLEH PERAWAN MARIA”

85. Mengapa Putra Allah menjadi manusia?
Untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita, Putra Allah menjelma menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria dengan kuasa Roh Kudus. Dia melakukannya untuk mendamaikan kita orang berdosa dengan Allah, untuk mengenal cinta Allah yang tak terbatas, untuk menjadi teladan kesucian kita, dan agar kita ”mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2Ptr 1:4).
86. Apa arti kata ”Penjelmaan”?
Gereja menyebut misteri kesatuan Kudus kodrat ilahi dan manusiawi dalam satu Pribadi Ilahi ini dengan ”Penjelmaan”. Demi keselamatan kita, Putra Manusia telah menjadi ”daging” (Yoh 1:1-14) dan sungguh-sungguh menjadi manusia. Iman akan Penjelmaan merupakan ciri khas iman Kristen.
87. Dengan cara bagaimana Yesus Kristus itu sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia?
Yesus secara tak terpisahkan adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia dalam kesatuan Pribadi Ilahi-Nya. Sebagai Putra Allah, yang ”dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa”, Dia telah menjadi sungguh-sungguh manusia, saudara kita, tetapi tetap sebagai Allah kita.
88. Apa yang diajarkan oleh Konsili Kalsedon (tahun 451) dalam hal ini?
Konsili Kalsedon mengajar kita untuk mengakui ”Putra yang satu dan sama, Tuhan kita, Yesus Kristus, sempurna dalam kemanusiaan-Nya, sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, terdiri dari jiwa yang rasional dan badan, sehakikat dengan Bapa karena keilahian-Nya, ‘sama seperti kita dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa’ (Ibr 4:15), berasal dari Bapa sebelum segala abad menurut keilahian-Nya, dan pada masa yang terakhir ini dilahirkan dari Maria, Perawan dan Bunda Allah, menurut kemanusiaan-Nya, untuk kita dan untuk keselamatan kita.”
89. Bagaimana Gereja mengungkapkan Misteri Penjelmaan?
Gereja mengakui bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, dengan dua kodrat, kodrat Allah dan manusia, tanpa tercampur satu sama lain, tetapi dipersatukan dalam Pribadi Sabda. Karena itu, dalam kemanusiaan Yesus, segala hal – mukjizat, penderitaan, dan kematian-Nya – harus dilihat dalam rangka Pribadi Ilahi-Nya yang bertindak melalui kodrat manusia yang dipeluk-Nya.
”Ya Putra Tunggal dan Sabda Allah, Engkau yang abadi, Engkau yang telah sudi menjelma menjadi manusia dari Bunda Allah yang tetap perawan, Maria (…), Engkaulah satu dari Tritunggal , yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus, selamatkanlah kami!”
(Liturgi Byzantin dari Santo Yohanes Krisostomus)
90. Apakah Putra Allah yang menjelma itu mempunyai jiwa dengan pengetahuan manusia?
Putra Manusia mengambil tubuh yang mempunyai jiwa manusiawi yang rasional. Dengan intelek manusia-Nya, Yesus belajar banyak hal lewat pengalaman, tetapi juga sebagai Putra Allah, Dia mempunyai pengetahuan langsung dan hubungan erat dengan Allah Bapa-Nya. Dia juga memahami pikiran rahasia manusia dan rencana-rencana abadi yang diwahyukan-Nya.
91. Bagaimana keselarasan antara kehendak ilahi dan kehendak Sabda yang menjadi daging?
Yesus mempunyai kehendak ilahi dan manusiawi. Dalam kehidupan-Nya di dunia, Putra Manusia secara manusiawi menghendaki semua yang sudah diputuskan secara ilahi bersama Bapa dan Roh Kudus untuk keselamatan kita. Kehendak manusiawi Kristus mengikuti sepenuhnya kehendak ilahi tanpa ada pertentangan, atau dengan kata lain, kehendak manusiawi-Nya menempatkan dirinya di bawah kehendak ilahi.
92. Apakah Kristus mempunyai tubuh manusiawi yang sesungguhnya?
Kristus telah mengenakan tubuh manusiawi yang sesungguhnya sehingga melalui Dia, Allah yang tak kelihatan menjadi kelihatan. Atas dasar itu, Kristus dapat dilukiskan dan dihormati dalam gambar-gambar kudus.
93. Apa yang ditunjukkan oleh hati Yesus?
Yesus telah mengenal dan mencintai kita dengan hati seorang manusia. HatiNya yang ditembus demi keselamatan kita merupakan lambang cinta tak terbatas kepada Bapa dan setiap manusia.
94. Apa arti ungkapan ”dikandung dengan kuasa Roh Kudus …”?
Ungkapan ini berarti bahwa Perawan Maria mengandung Putra abadi di dalam rahimnya melalui kuasa Roh Kudus tanpa campur tangan seorang lelaki. Malaikat mengatakan hal ini kepadanya pada peristiwa Pewartaan kabar sukacita bahwa ”Roh Kudus akan turun atasmu” (Luk 1,35).
95. ”… Dilahirkan oleh Perawan Maria”: Mengapa Maria sungguh-sungguh Bunda Allah?
Maria sungguh-sungguh Bunda Allah karena dia adalah Bunda Yesus (Yoh 2:1; 19:25). Dia yang dikandung oleh kuasa Roh Kudus dan menjadi sungguh-sungguh Putranya itu adalah Putra Abadi dari Allah Bapa. Dia adalah Allah sendiri.
96. Apa arti ”Dikandung tanpa dosa”?
Secara bebas, Allah sudah memilih Maria sejak kekal untuk menjadi Bunda Putra-Nya. Untuk melaksanakan misinya, dia sendiri dikandung tanpa noda. Berarti, karena rahmat Allah dan karena jasa-jasa Yesus Kristus, Maria dikecualikan dari dosa asal sejak dalam kandungan.
97. Bagaimana Maria turut berperan dalam rencana penyelamatan?
Dengan rahmat Allah, Maria dibebaskan dari setiap dosa pribadi selama hidupnya. Dia adalah orang yang ”penuh rahmat” (Luk 1:28), ”yang Kudus seluruhnya”. Ketika malaikat mewartakan kepadanya bahwa dia akan melahirkan ”Anak Allah Yang Mahatinggi” (Luk 1:32), dia dengan bebas memberikan jawaban dengan ”ketaatan iman” (Rom 1:5). Jadi, Maria memberikan dirinya sendiri seutuhnya kepada pribadi dan karya Putranya Yesus, dengan merangkul sepenuhnya kehendak ilahi menyangkut keselamatan umat manusia.
98. Apa arti Yesus dikandung oleh seorang perawan?
Yesus dikandung oleh seorang perawan berarti bahwa Yesus dikandung dalam rahim Perawan melulu karena kuasa Roh Kudus tanpa campur tangan seorang lelaki. Dia adalah Putra Bapa surgawi menurut kodrat ilahi-Nya dan Putra Maria menurut kodrat manusiawi-Nya. Tetapi, Dia adalah Putra Allah dalam kedua kodrat itu karena dalam Dia hanya terdapat satu Pribadi, yaitu Pribadi yang ilahi.
99. Dalam arti apa Maria selalu perawan?
Maria selalu perawan dalam arti ”tetap seorang perawan dalam mengandung Putranya, tetap seorang perawan ketika melahirkan Yesus, tetap seorang perawan ketika merawat-Nya, tetap seorang perawan selama menyusui-Nya, selalu tetap seorang perawan” (Santo Agustinus). Karena itu, waktu Injil mengatakan ”Saudarasaudari Yesus”, itu dimaksudkan sebagai keluarga-keluarga dekat Yesus, sesuai dengan cara bicara Kitab Suci.
100. Dalam arti apa keibuan spiritual Maria itu universal?
Maria hanya mempunyai satu Putra, Yesus, tetapi di dalam Dia keibuan spiritualnya melingkupi semua yang diselamatkan-Nya. Dengan taatnya berdiri di sisi Adam yang baru, sang Perawan Maria adalah Hawa yang baru, bunda sejati dari semua yang hidup, yang dengan cinta seorang ibu bekerja sama dalam kelahiran dan perkembangan mereka dalam suasana rahmat Perawan dan Bunda, Maria merupakan figur Gereja, realisasinya yang paling sempurna.
101. Dalam arti apa hidup Kristus adalah sebuah misteri?
Seluruh hidup Kristus merupakan pewahyuan. Apa yang dapat dilihat dalam hidup Yesus di dunia ini membawa kita kepada misteri Putra ilahi yang tak kelihatan barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9). Lebih dari itu, walaupun keselamatan datang sepenuhnya melalui salib dan kebangkitan, seluruh hidup Kristus merupakan suatu misteri penebusan karena segala sesuatu yang dikerjakan, dikatakan, dan diderita Yesus bertujuan untuk penyelamatan umat manusia yang sudah jatuh dan untuk pemulihan panggilan mereka sebagai anak-anak Allah.
102. Bagaimana Allah mempersiapkan dunia untuk misteri Kristus?
Allah mempersiapkan kedatangan Putra-Nya selama berabad-abad. Dia membangkitkan dalam hati manusia sebuah harapan samar-samar tentang kedatangan ini, dan Dia mempersiapkannya secara khusus melalui Perjanjian Lama, yang berpuncak pada Yohanes Pembaptis, nabi terbesar dan terakhir. Kita menghidupkan kembali periode panjang penantian ini dalam upacara liturgi tahunan selama masa Adven.
103. Apa yang diajarkan Injil tentang misteri kelahiran dan kanak-kanak Yesus?
Pada hari Natal, kemuliaan surgawi ditampakkan dalam seorang bayi yang lemah; Upacara sunat merupakan tanda bahwa Yesus termasuk bangsa Yahudi dan merupakan prefigurasi pembaptisan kita; Epifani merupakan penampakan Mesias Raja Israel kepada semua bangsa; waktu Yesus dipersembahkan di kenisah, Simeon dan Anna merupakan simbol semua antisipasi Israel yang sedang menanti untuk bertemu dengan Penyelamat mereka; Pengungsian ke Mesir dan pembunuhan para bayi yang tak bersalah menunjukkan bahwa seluruh kehidupan Yesus akan ditandai oleh penganiayaan; Kembali dari Mesir mengenangkan kembali peristiwa keluaran dan menghadirkan Yesus sebagai Musa baru, pembebas sejati dan definitif.
104. Mengajarkan apa kehidupan Yesus yang tersembunyi selama di Nazaret?
Dalam kehidupan-Nya yang tersembunyi di Nazaret, Yesus tinggal sebagai orang biasa. Hal itu mengajarkan kepada kita untuk masuk ke dalam persahabatan dengan Dia dalam kesucian yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang diisi dengan doa, kesederhanaan, pekerjaan, dan cinta keluarga. KetaatanNya kepada Maria dan Yosef, bapa asuh-Nya, merupakan gambaran ketaatan sang Putra kepada Bapa. Maria dan Yosef menerima dalam iman misteri Yesus ini walaupun mereka tidak selalu dapat memahaminya.
105. Mengapa Yesus menerima ”baptis pertobatan untuk pengampunan dosa-dosa” dari Yohanes (Luk 3:3)?
Untuk menandai penampilan Yesus di muka umum dan mengantisipasi ”Pembaptisan” kematian-Nya, Dia yang tanpa dosa menerima untuk dihitung di kalangan para pendosa. Dia adalah ”Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1:29). Bapa menyatakan Dia sebagai ”Anak-Nya yang Kukasihi” (Mat 3:17) dan Roh Kudus turun ke atas-Nya. Pembaptisan Yesus merupakan prefigurasi pembaptisan kita.
106. Pelajaran apa yang kita dapat dari godaan Yesus di padang gurun?
Godaan Yesus di padang gurun mengulangi godaan Adam di Taman Firdaus dan godaan-godaan Israel di padang gurun. Setan menggoda Yesus terkait dengan ketaatan-Nya terhadap misi yang diberikan Bapa kepada-Nya. Kristus, Adam baru, tetap teguh dan kemenangan-Nya merupakan pewartaan kemenangan atas penderitaan yang merupakan puncak dari ketaatan cinta Sang Putra. Gereja mempersatukan dirinya dengan misteri ini secara khusus dalam liturgi masa Puasa (Prapaskah).
107. Siapa saja yang diundang masuk ke dalam Kerajaan Allah yang diwartakan dan diwujudkan oleh Yesus?
Semua orang diundang oleh Yesus untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Bahkan, para pendosa yang paling jahat pun dipanggil untuk bertobat dan menerima kerahiman Bapa yang tak terbatas. Di dunia ini pun Kerajaan Allah milik mereka yang menerimanya dengan rendah hati. Bagi merekalah misteri Kerajaan dinyatakan.
108. Mengapa Yesus menyatakan Kerajaan itu lewat tanda dan mukjizat?
Yesus melengkapi sabda dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat untuk memberi kesaksian bahwa Kerajaan itu hadir dalam diri-Nya, Sang Mesias. Walaupun Dia menyembuhkan beberapa orang, Dia datang tidak untuk menghapuskan semua kejahatan di dunia ini, tetapi untuk membebaskan kita secara khusus dari perbudakan dosa. Pengusiran setan menjadi pewartaan bahwa salib-Nya akan menang terhadap ”penguasa dunia ini” (Yoh 12:31).
109. Dalam Kerajaan Allah, kekuasaan apa yang akan dianugerahkan Yesus kepada para Rasul-Nya?
Yesus memilih dua belas Rasul yang akan menjadi saksi kebangkitanNya, dan mengajak mereka untuk ikut ambil bagian dalam misi-Nya, kuasa untuk mengajar, mengampuni dosa-dosa, membangun dan memerintah Gereja. Dalam komunitas ini, Petrus menerima ”kunci Kerajaan Surga” (Mat 16:19) dan menduduki tempat pertama dengan misi memelihara integritas imannya dan menguatkan saudara-saudaranya.
110. Apa makna peristiwa peristiwa transfigurasi di mana Yesus menampakkan kemuliaanNya?
Peristiwa transfigurasi terutama menunjuk pada realitas Tritunggal, ”Bapa di dalam rupa suara, Putra di dalam diri manusia Yesus, Roh Kudus di dalam rupa awan yang bersinar” (Santo Thomas Aquinas). Berbicara dengan Musa dan Elia tentang ”kepergianNya” (Luk 9:31), Yesus mewahyukan bahwa kemuliaan-Nya datang melalui salib, dan Dia mengantisipasi kebangkitan dan kedatangan-Nya yang mulia ”yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia” (Flp 3:21).
”Engkau ditransfigurasikan di atas gunung, dan murid-murid-Mu, sejauh mereka mampu, menyaksikan kemuliaan-Mu, ya Kristus, Allah kami sehingga apabila mereka melihat Engkau disalibkan mereka akan mengerti bahwa penderitaan-Mu telah Engkau tanggung dengan rela dan mewartakan kepada dunia bahwa Engkau benar-benar cahaya Bapa.”
(Liturgi Bizantin)
111. Bagaimana Sang Mesias masuk ke Yerusalem?
Pada saat yang sudah ditentukan, Yesus memilih masuk ke Yerusalem untuk mengalami penderitaan dan kematian-Nya, kemudian bangkit dari kematian. Sebagai Mesias, Raja yang mewartakan kedatangan Kerajaan Allah, Dia masuk ke dalam kota dengan menaiki seekor keledai. Dia disambut oleh anak-anak kecil yang seruan pujiannya dipakai sebagai seruan Kudus dalam liturgi Ekaristi, ”Diberkatilah Dia yang datang dalam Nama Tuhan! Hosana (selamatkanlah kami)” (Mat 21:9). Liturgi Gereja memulai Pekan Suci dengan merayakan masuknya Yesus ke Yerusalem.

“YESUS KRISTUS MENDERITA SENGSARA DALAM PEMERINTAHAN PONTIUS PILATUS, DISALIBKAN, WAFAT, DAN DIMAKAMKAN”

112. Apa arti penting Misteri Paskah Yesus?
Misteri Paskah Yesus, yang meliputi sengsara, wafat, kebangkitan, dan pem uliaan-Nya, merupakan pusat iman Kristen karena rencana Allah untuk menyelamatkan dunia telah terlaksana satu kali untuk selamanya melalui wafat Putra-Nya, Yesus Kristus.
113. Tuduhan apa yang menyebabkan Yesus dihukum mati?
Beberapa pemimpin Israel menuduh Yesus telah bertindak melawan hukum, kenisah di Yerusalem, dan khususnya melawan iman akan satu Allah karena Dia mengumumkan Diri-Nya sebagai Putra Allah. Untuk alasan inilah mereka menyerahkan Dia ke tangan Pilatus agar dihukum mati.
114. Bagaimana sikap Yesus sendiri terhadap hukum Israel?
Yesus tidak menghapuskan Hukum yang diberikan Allah kepada Musa di Gunung Sinai, tetapi menggenapinya dengan memberinya interpretasi definitif. Dia sendiri adalah Pembuat Hukum ilahi yang sepenuhnya melaksanakan Hukum ini. Terlebih, sebagai Hamba yang setia, Dia mempersembahkan kurban satu-satunya yang mampu menebus ”pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama Perjanjian yang pertama” (Ibr 9:15) melalui kematian-Nya.
115. Bagaimana sikap Yesus terhadap kenisah di Yerusalem?
Yesus dituduh melawan kenisah, tetapi sebenarnya yang terjadi sebaliknya, Dia menghormatinya sebagai ”rumah Bapa-Ku” (Yoh 2:16), dan di sana pulalah Dia memberikan bagian yang penting dari ajaran-Nya. Tetapi, Dia juga meramalkan kehancurannya dalam hubungan dengan kematian-Nya, dan Dia menyebut DiriNya sendiri sebagai tempat tinggal definitif Allah di antara manusia.
116. Apakah Yesus bertentangan dengan iman Israel mengenai satu Allah dan satu penyelamat?
Yesus tidak pernah menolak iman akan satu Allah, bahkan tidak juga ketika Dia melaksanakan karya ilahi, yang memenuhi janji mesianis dan mewahyukan DiriNya setara dengan Allah, yaitu dalam pengampunan dosa. Namun, panggilan untuk percaya kepada Yesus dan seruan tobat menimbulkan kesalahpahaman Sanhedrin yang mengadili dan menganggap-Nya layak dihukum mati sebagai penghujat.
117. Siapa yang bertanggung jawab atas kematian Yesus?
Penderitaan dan kematian Yesus tidak dapat ditimpakan secara serampangan kepada semua orang Yahudi yang hidup pada zaman itu ataupun kepada keturunan mereka. Setiap pendosa, yaitu setiap manusia, betul-betul merupakan sebab dan alasan penderitaan Sang Penebus, dan kesalahan lebih besar dalam hal ini jatuh kepada mereka, terutama pengikut Kristus, yang semakin sering jatuh ke dalam dosa atau yang merasa senang akan keburukan dosa.
118. Mengapa kematian Yesus merupakan bagian dari rencana Allah?
Untuk mendamaikan dengan Diri-Nya semua yang ditentukan mati karena dosa, Allah berinisiatif mengutus Putra-Nya yang menyerahkan Diri bagi para pendosa. Seperti telah diwartakan dalam Perjanjian Lama, secara khusus mengenai kurban Hamba yang Menderita, kematian Yesus terjadi ”sesuai dengan Kitab Suci”.
119. Dengan cara apa Kristus menyerahkan Diri-Nya kepada Bapa?
Seluruh kehidupan Kristus merupakan persembahan kepada Bapa untuk melaksanakan rencana penyelamatan-Nya. Dia memberikan ”nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45), dan dengan cara ini, Dia mendamaikan seluruh umat manusia dengan Allah. Penderitaan dan kematian-Nya menunjukkan bahwa kodrat kemanusiaan Yesus merupakan sarana cinta ilahi yang sempurna dan berkehendak bebas menyelamatkan seluruh umat manusia.
120. Bagaimana persembahan diri Yesus diungkapkan pada Perjamuan Malam Terakhir?
Pada Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para Rasul-Nya, Yesus mengantisipasi dua hal, yaitu simbolisasi penyerahan Diri-Nya dan membuatnya betul-betul hadir. ”Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu” (Luk 22:19), ”Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan …” (Mat 26:28). Jadi, Yesus menetapkan Ekaristi sebagai ”kenangan” (1Kor 11:25) akan kurban-Nya dan menetapkan para Rasul-Nya sebagai imam-imam perjanjian baru.
121. Apa yang terjadi pada sakrat maut di Taman Getsemani?
Walaupun mengalami kengerian karena kematian manusiawi Yesus ”yang adalah Pemimpin kepada hidup” (Kis 3:15), kehendak manusiawi Putra Allah tetap selaras dengan kehendak Bapa demi keselamatan kita. Yesus menerima tugas untuk memikul dosa-dosa kita di dalam Tubuh-Nya yang ”taat sampai mati” (Flp 2:8).
122. Apa buah dari kurban Yesus di salib?
Secara bebas, Yesus menyerahkan hidup-Nya sebagai kurban silih, yaitu bahwa Dia telah memulihkan kita dari dosa-dosa kita dengan ketaatan penuh cinta sampai mati. Cinta Sang Putra Allah ”sampai pada kesudahannya” (Yoh 13:1) ini mendamaikan kembali seluruh umat manusia dengan Bapa. Karena itu, kurban Paskah Kristus menebus umat manusia dengan cara yang unik, sempurna, dan definitif, dan membuka persekutuan dengan Allah.
123. Mengapa Yesus memanggil para murid-Nya untuk memanggul salib mereka?
Dengan memanggil para murid untuk memanggul salib dan mengikuti Dia, Yesus ingin mempersatukan mereka, sebagai ahli waris, dengan kurban penebusan-Nya.
124. Dalam kondisi bagaimana tubuh Kristus ketika dibaringkan dalam makam?
Kristus sungguh-sungguh mengalami kematian dan pemakaman. Walaupun demikian, kekuatan Allah mencegah tubuh-Nya mengalami kerusakan.

”YESUS KRISTUS TURUN KE TEMPAT PENANTIAN, PADA HARI KETIGA, BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI”

125. Apakah ”tempat penantian” itu?
Tempat penantian ini berbeda dengan neraka terkutuk. Ini adalah situasi semua manusia, baik benar maupun jahat, yang mati sebelum Kristus. Pribadi ilahi Yesus turun kepada orang-orang benar yang menanti-nantikan Penyelamat sehingga mereka akhirnya dapat melihat Allah. Ketika Yesus memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut (Ibr 2:14) melalui kematian-Nya, Yesus membebaskan orang-orang benar yang menantikan Sang Penebus dan membuka pintu gerbang surga bagi mereka.
126. Di mana letak kebangkitan Kristus dalam iman kita?
Kebangkitan Kristus merupakan mahkota kebenaran iman kita kepada Kristus, dan bersama salib menjadi bagian inti Misteri Paskah.
127. Tanda-tanda apakah yang menjadi saksi kebangkitan Yesus?
Kecuali tanda kubur kosong, para wanita memberikan kesaksian tentang kebangkitan Yesus. Merekalah yang pertama-tama bertemu dengan Kristus dan mewartakan-Nya kepada para Rasul. Kemudian, Yesus ”menampakkan diri kepada Kefas (Petrus) dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu, Ia menampakkan Diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus” (1Kor 15:5-6) yang lain juga. Para Rasul tidak mengarang cerita tentang kebangkitan karena bagi mereka sendiri hal itu tidak mungkin. Bahkan, Yesus memperingatkan karena ketidakpercayaan mereka.
128. Mengapa kebangkitan itu sekaligus merupakan peristiwa transenden?
Walaupun peristiwa kebangkitan merupakan peristiwa historis yang dapat diverifikasi dan diuji melalui tanda-tanda dan para saksi, tetapi sekaligus merupakan peristiwa yang melampaui dan mengatasi sejarah sebagai sebuah misteri iman karena merupakan masuknya kemanusiaan Kristus ke dalam kemuliaan Allah. Karena alasan yang terakhir inilah, Kristus yang bangkit tidak menampakkan Diri-Nya kepada dunia, tetapi hanya kepada para murid-Nya, dan menjadikan mereka saksi-saksi-Nya di hadapan umat manusia.
129. Bagaimana kondisi tubuh Yesus yang bangkit?
Kristus yang bangkit bukanlah satu bentuk kedatangan kembali ke dalam kehidupan duniawi. Tubuh yang bangkit adalah tubuh yang sama dengan yang disalibkan, dengan membawa bekas-bekas kesengsaraan-Nya. Namun, tubuh itu telah mengambil bagian dalam kehidupan ilahi dan memiliki ciri-ciri tubuh yang sudah dimuliakan. Atas dasar ini, Yesus yang telah dibangkitkan bebas sepenuhnya untuk menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dalam pelbagai sosok, atas cara dan di mana saja Ia kehendaki.
130. Bagaimana peristiwa kebangkitan itu merupakan karya Tritunggal?
Kebangkitan Kristus merupakan karya Allah yang transenden. Ketiga Pribadi bertindak bersama sesuai dengan cara masing-masing: Bapa memanifestasikan kekuasaan-Nya,  Putra ”menerima kembali” kehidupan yang Dia persembahkan dengan bebas (Yoh 10:17), mempersatukan kembali jiwa dan badan-Nya yang dihidupkan, dan Roh Kudus memuliakan-Nya.
131. Apa makna penyelamatan dari kebangkitan?
Kebangkitan adalah puncak dari penjelmaan. Kebangkitan mengukuhkan keilahian Kristus dan semua hal yang Dia lakukan dan ajarkan. Kebangkitan memenuhi semua pelaksanaan janji yang dibuat untuk kita. Terlebih lagi Kristus yang bangkit, penakluk dosa dan maut, adalah prinsip pembenaran dan kebangkitan kita. Kebangkitan menganugerahi kita rahmat sebagai anak angkat yang sungguh-sungguh merupakan partisipasi real dalam kehidupan Putra Tunggal satu-satunya. Pada akhir zaman, Dia akan membangkitkan tubuh-tubuh kita.

”YESUS KRISTUS NAIK KE SURGA DAN DUDUK DI SEBELAH KANAN ALLAH BAPA YANG MAHAKUASA”

132. Apa artinya naik ke surga?
Sesudah selama empat puluh hari Yesus menampakkan Diri kepada para Rasul dalam kondisi manusia biasa, yang menutup kemuliaan-Nya sebagai Yang Sudah Bangkit, Kristus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa. Dialah Tuhan yang dalam kemanusiaan-Nya memerintah dalam kemuliaan Putra Allah tanpa akhir dan tak berubah menjadi pengantara kita di hadapan Bapa. Dia mengutus Roh Kudus-Nya kepada kita dan memberi kita harapan bahwa pada suatu hari kita akan mencapai tempat yang sudah disiapkan bagi kita.

”DARI SITU IA AKAN DATANG UNTUK MENGADILI ORANG YANG HIDUP DAN YANG MATI”

133. Bagaimana sekarang Tuhan Yesus memerintah?
Sebagai Tuhan kosmos dan sejarah, Kepala Gereja, Kristus yang sudah dimuliakan tinggal secara misteri di atas bumi tempat benih dan permulaan kerajaanNya hadir dalam Gereja. Suatu hari, Dia akan datang kembali dalam kemuliaan, tetapi kita tidak tahu saatnya. Karena itu, kita perlu berjaga-jaga untuk mengantisipasinya dengan berdoa ”Datanglah, Tuhan Yesus!” (Why 22:20).
134. Bagaimana kedatangan Allah dalam kemuliaan-Nya itu terjadi?
Sesudah pergolakan dunia berlalu, kedatangan Kristus dalam kemuliaan-Nya akan terjadi. Kemudian, akan datang kemenangan Allah yang definitif pada akhir zaman dan menyusul Pengadilan Terakhir. Dengan cara demikianlah Kerajaan Allah akan terjadi.
135. Bagaimana Kristus mengadili orang yang hidup dan yang mati?
Kristus akan mengadili dengan kekuasaan yang Dia dapatkan sebagai penebus dunia yang datang membawa keselamatan untuk semua. Segala rahasia hati akan terungkap, dan semua tindakan terhadap Allah dan sesama akan menjadi nyata. Setiap orang, sesuai dengan bagaimana peri kehidupannya, akan menerima ganjaran atau hukuman abadi. Dengan cara ini, ”kepenuhan Kristus” (Ef 4:13) akan terlaksana saat ”Allah menjadi semua di dalam semua” (1Kor 15:28).

BAB TIGA

AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS

”AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS”

136. Apa yang dipercaya Gereja ketika menyatakan : ”Aku percaya akan Roh Kudus”?
Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui iman akan Pribadi ketiga Tritunggal, yang berasal dari Bapa dan Putra, dan ”disembah dan dimuliakan bersama dengan Bapa dan Putra”. Roh diutus ”ke dalam hati kita” (Gal 4:6) sehingga kita menerima hidup baru sebagai anak-anak Allah.
137. Mengapa misi Sang Putra dan Roh Kudus itu tak terpisahkan?
Di dalam Tritunggal yang tak terpisahkan, Putra dan Roh Kudus itu berbeda, tetapi tidak terpisahkan. Sejak awal mula sampai berakhirnya waktu, jika Bapa mengutus Putra, Bapa juga mengutus Roh-Nya yang mempersatukan kita dengan Kristus di dalam iman sehingga sebagai anak-anak angkat kita dapat menyebut Allah sebagai ”Bapa” (Rom 8:15). Roh itu tidak kelihatan, tetapi kita dapat mengetahui-Nya melalui karya-karya-Nya, yaitu ketika Roh mewahyukan Sabda kepada kita dan ketika Roh berkarya di dalam Gereja.
138. Apakah nama-nama lain dari Roh Kudus?
”Roh Kudus” adalah nama khusus dari Pribadi ketiga Tritunggal. Yesus juga menyebut-Nya Sang Penghibur (atau Pembela) dan Roh Kebenaran. Perjanjian Baru juga menyebut-Nya Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah, Roh Kemuliaan, dan Roh Perjanjian.
139. Simbol apa yang digunakan untuk menunjuk pada Roh Kudus?
Ada banyak simbol Roh Kudus: air hidup yang memancar dari Hati Yesus yang terluka dan memuaskan dahaga orang-orang yang dibaptis, pengurapan dengan minyak suci, yang merupakan simbol Sakramental Penguatan, api yang mengubah apa saja yang disentuhnya, awan, gelap ataupun terang, yang merupakan simbol pewahyuan kemuliaan ilahi, penumpangan tangan sebagai simbol pencurahan Roh Kudus, burung merpati yang turun ke atas Kristus yang dibaptis dan tinggal bersama-Nya.
140. Apa artinya Roh Kudus ”berbicara melalui para nabi”?
Istilah ”nabi” berarti orang yang diinspirasikan oleh Roh Kudus untuk berbicara atas Nama Allah. Roh membawa pewartaan Perjanjian Lama menuju kepada kepenuhannya di dalam Kristus. Misteri Kristus ini diwahyukan dalam Perjanjian Baru.
141. Apa yang digenapi Roh Kudus dalam diri Yohanes Pembaptis?
Roh memenuhi Yohanes Pembaptis, nabi terakhir Perjanjian Lama. Di bawah inspirasi Roh Kudus, Yohanes diutus untuk ”menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya” (Luk 1:17). Dia mewartakan kedatangan Kristus, Putra-Nya, dan dia melihat Roh turun dan tinggal bersama-Nya, Dia yang ”membaptis dengan Roh Kudus” (Yoh 1:33).
142. Apakah karya Roh Kudus dalam diri Maria?
Dalam diri Maria, Roh Kudus membawa kepenuhan semua penantian dan persiapan Perjanjian Lama untuk kedatangan Kristus. Dengan cara yang khusus, Roh Kudus memenuhi Maria dengan rahmat dan membuat keperawanannya menjadi subur sehingga Maria dapat melahirkan Putra Allah yang menjadi daging. Roh Kudus membuat Maria menjadi Bunda ”Kristus sepenuhnya”, yaitu Bunda Yesus sebagai Kepala dan Bunda Gereja sebagai Tubuh-Nya. Maria hadir bersama kedua belas Rasul pada hari Pentekosta ketika Roh Kudus memulai ”zaman akhir” dengan perwujudan Gereja.
143. Apa hubungan antara Roh Kudus dan Yesus Kristus dalam misi-Nya di dunia?
Sejak Penjelmaan, Putra Manusia disucikan dalam kemanusiaan-Nya sebagai Mesias dengan pengurapan Roh Kudus. Dia mewahyukan Roh Kudus dalam pengajaran-Nya, melaksanakan janji-janji-Nya kepada para bapa bangsa, dan mengomunikasikan kepada Gereja yang sedang lahir ketika Dia menghembusi para Rasul sesudah kebangkitan.
144. Apa yang terjadi pada hari Pentekosta?
Lima puluh hari sesudah kebangkitan, pada Hari Raya Pentekosta, Yesus Kristus yang sudah dimuliakan mencurahkan Roh Kudus secara berkelimpahan dan mewahyukan Roh Kudus sebagai Pribadi Ilahi sehingga Tritunggal dimanifestasikan secara penuh. Misi Kristus dan Roh Kudus menjadi misi Gereja yang diutus untuk mewartakan misteri persatuan Tritunggal.
”Kita sudah melihat Cahaya sejati, kita sudah menerima Roh surgawi, kita sudah menemukan iman yang benar, kita menyembah Tritunggal yang tak terpisahkan,  yang telah menyelamatkan kita.”
(Liturgi Byzantin, Tropario Vesper Pentekosta)
145. Apa yang dilakukan Roh Kudus dalam Gereja?
Roh Kudus membangun, menjiwai, dan menyucikan Gereja. Sebagai Roh Cinta Kasih, Roh Kudus memulihkan keserupaan ilahi yang hilang karena dosa bagi orang-orang yang dibaptis dan membuat mereka hidup di dalam Kristus, yaitu hidup yang sama dalam Tritunggal. Roh Kudus mengutus mereka untuk memberikan kesaksian akan Kebenaran Kristus dan membimbing mereka dalam tugas masing-masing sehingga semuanya mendapatkan “buah Roh” (Gal 5:22).
146. Bagaimana Kristus dan Roh Kudus berkarya dalam hati umat beriman?
Kristus mengomunikasikan Roh-Nya dan rahmat Allah melalui Sakramen-sakramen kepada semua anggota Gereja, yang memperoleh anugerah buah-buah kehidupan baru dalam Roh. Roh Kudus juga merupakan Guru doa.

”AKU PERCAYA AKAN GEREJA KATOLIK YANG KUDUS”

Gereja dalam Rencana Allah
147. Apa arti kata Gereja?
Kata Gereja menunjuk kepada orang-orang yang dipanggil Allah dan berkumpul bersama dari setiap penjuru dunia. Mereka membentuk suatu persekutuan, yang melalui iman dan pembaptisan, menjadi anak-anak Allah, anggota-anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus.
148. Apakah ada nama-nama dan gambaran-gambaran lain yang dipakai Kitab Suci untuk berbicara tentang Gereja?
Dalam Kitab Suci, kita dapat menemukan banyak gambaran yang memberikan berbagai aspek yang saling melengkapi misteri Gereja. Per janjian Lama memakai gambaran-gambaran yang berhubungan dengan Umat Allah. Perjanjian Baru memberikan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan Kristus sebagai Kepala umat ini yang menjadi Tubuh-Nya. Gambaran lain diambil dari kehidupan gembala (kawanan domba, gembala, kambing), dari dunia pertanian (padang, gua, kebun anggur, buah zaitun), dari dunia bangunan (tempat tinggal, batu, kenisah), dan dari hidup keluarga (pasangan suami-istri, ibu, keluarga).
149. Apa asal dan kepenuhan Gereja?
Gereja menemukan asal dan kepenuhannya dalam rencana abadi Allah. Gereja dipersiapkan dalam Perjanjian Lama dengan pemilihan Israel, sebagai tanda pertemuan segala bangsa pada masa depan. Gereja yang didirikan oleh sabda dan karya Yesus Kristus, digenapi oleh kematian dan kebangkitan-Nya yang menyelamatkan, sudah dinyatakan sebagai misteri keselamatan melalui pencurahan Roh Kudus pada hari Pentekosta. Gereja akan disempurnakan dalam kemuliaan surgawi sebagai pertemuan semua orang dari seluruh dunia yang diselamatkan.
150. Apa yang menjadi misi Gereja?
Misi Gereja ialah mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah yang telah dimulai oleh Yesus Kristus di antara segala bangsa. Gereja membentuk benih dan permulaan Kerajaan yang menyelamatkan ini di atas bumi.
151. Dalam arti apa Gereja itu sebuah misteri?
Gereja merupakan sebuah misteri sejauh, dalam realitas yang tampak itu, hadir dan aktif realitas spiritual ilahi yang hanya bisa dilihat dengan mata iman.
152. Apa artinya Gereja merupakan Sakramen keselamatan universal?
Ini berarti bahwa Gereja merupakan tanda dan sarana, baik untuk rekonsiliasi dan persekutuan seluruh umat manusia dengan Allah maupun kesatuan seluruh bangsa manusia.
Gereja: Umat Allah, Tubuh Kristus, Kenisah Roh Kudus
153. Mengapa Gereja disebut Umat Allah?
Gereja adalah Umat Allah karena Allah menghendaki untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia bukan secara terpisah, tetapi dengan menjadikan mereka satu keluarga yang dikumpulkan bersama oleh kesatuan Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
154. Apa ciri khas Umat Allah?
Seseorang menjadi anggota umat ini melalui iman kepada Kristus dan pembaptisan. Umat ini berasal dari Allah Bapa, kepalanya adalah Yesus Kristus, tanda khususnya adalah martabat dan kebebasan anak-anak Allah, hukumnya adalah perintah baru cinta kasih, misinya adalah menjadi garam dan terang dunia, dan tujuan akhirnya adalah Kerajaan Allah yang sudah mulai di dunia ini.
155. Dengan cara apa Umat Allah ikut ambil bagian dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi, dan Raja?
Umat Allah ambil bagian dalam tugas imamat Kristus sejauh mereka yang dibaptis ini disucikan oleh Roh Kudus untuk mempersembahkan kurban rohani. Mereka ambil bagian dalam tugas kenabian Kristus jika mereka sungguh-sungguh menghayati iman mereka, memperdalam pemahaman dan memberikan kesaksian dalam hidup mereka. Umat Allah mengambil bagian dalam tugas rajawi Kristus melalui pelayanan, meneladan Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam yang menjadikan Diri-Nya sebagai hamba dari semuanya, secara khusus bagi yang miskin dan menderita.
156. Dengan cara apa, Gereja adalah Tubuh Kristus?
Kristus yang bangkit mempersatukan murid-murid-Nya yang setia dengan Diri-Nya melalui Roh Kudus. Dengan cara ini, mereka yang percaya kepada Kristus, sejauh mereka dekat dengan-Nya secara khusus dalam Ekaristi, dipersatukan di antara mereka sendiri dalam cinta kasih. Mereka membentuk satu tubuh, yaitu Gereja; kesatuannya dialami dalam perbedaan para anggotanya, termasuk juga dalam perbedaan fungsinya.
157. Siapakah Kepala Gereja sebagai Tubuh Kristus?
Kristus adalah ”Kepala Tubuh, yaitu Gereja” (Kol 1:18). Gereja hidup dari Dia, di dalam Dia, dan oleh Dia. Kristus dan Gereja membentuk ”Seluruh Kristus” (Santo Agustinus), ”Kepala dan anggota-anggota membentuk pribadi mistik yang satu dan sama” (Santo Thomas Aquinas).
158. Mengapa Gereja disebut ”Mempelai Kristus”?
Gereja disebut ”Mempelai Kristus” karena Tuhan menyebut Diri-Nya ”Mempelai laki-laki” Gereja (Mrk 2:19). Kristus mencintai Gereja dan mempersatukan dia dengan-Nya dalam perjanjian abadi. Dia telah memberikan Diri-Nya bagi Gereja untuk memurnikannya dengan darah-Nya dan ”menguduskannya” (Ef 5:26), membuatnya menjadi bunda yang subur dari anak-anak Allah. Kalau istilah ”tubuh” mengungkapkan kesatuan antara ”kepala” dengan anggota-anggotanya, istilah ”mempelai” menekankan perbedaan dalam relasi pribadi.
159. Mengapa Gereja disebut kenisah Roh Kudus?
Disebut demikian karena Roh Kudus tinggal di dalam tubuh itu, yaitu Gereja, baik dalam Kepalanya maupun dalam anggota-anggotanya. Roh Kudus juga membangun Gereja dalam cinta kasih melalui Sabda Allah, Sakramen-Sakramen, keutamaan-keutamaan, dan karisma-karisma.
”Sebagaimana jiwa untuk badan manusia, Roh Kudus bagi anggota-anggota Kristus, yaitu Tubuh Kristus yang adalah Gereja.”
(Santo Agustinus)
160. Apakah itu karisma?
Karisma adalah anugerah-anugerah khusus Roh Kudus yang diberikan kepada individu untuk kebaikan orang lain, kebutuhan dunia, dan secara khusus untuk membangun Gereja. Merupakan tanggung jawab Kuasa Mengajar untuk membedakan karisma-karisma.
Gereja itu Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
161. Mengapa Gereja itu Satu?
Gereja itu Satu karena sumber dan teladannya adalah kesatuan Pribadi-Pribadi dalam satu Allah Tritunggal. Sebagai Pendiri dan Kepala, Yesus Kristus menetapkan kesatuan semua umat manusia dalam satu tubuh. Sebagai jiwa Gereja, Roh Kudus mempersatukan semua umat beriman dalam kesatuan dengan Kristus. Gereja hanya mempunyai satu iman, satu kehidupan Sakramental, satu warisan Apostolik, satu pengharapan yang umum, dan cinta kasih yang satu dan sama.
162. Di mana terdapat Gereja Kristus yang satu?
Gereja Kristus yang satu, sebagai sebuah susunan masyarakat dan terorganisir, ada dalam (subsistit in) Gereja Katolik, dipimpin oleh Pengganti Petrus dan para Uskup dalam kesatuan dengannya. Hanya melalui Gereja inilah orang bisa mendapatkan kepenuhan sarana keselamatan, karena Allah sudah mempercayakan semua berkat Perjanjian Baru kepada persekutuan Apostolik yang dikepalai oleh Petrus.
163. Bagaimana dengan orang-orang Kristen non-Katolik?
Di dalam Gereja dan komunitas-komunitas gerejawi yang terpisah dari kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, dapat dijumpai banyak unsur pengudusan dan kebenaran. Semua anugerah ini berasal dari Kristus dan mendorong pada kesatuan Katolik. Anggota-anggota Gereja dan komunitas ini dipersatukan ke dalam Kristus melalui Sakramen Pembaptisan, dan karena itu kita mengakui mereka sebagai saudara-saudara kita.
164. Bagaimana seseorang dapat berkarya untuk persatuan umat Kristen?
Kerinduan untuk mempersatukan kembali semua orang Kristen adalah rahmat dari Kristus dan panggilan Roh Kudus. Kerinduan ini melibatkan seluruh Gereja dan perlu diikuti dengan pertobatan hati, doa, pengakuan sebagai saudara satu sama lain, dan dialog teologis.
165. Dengan cara bagaimana Gereja itu Kudus?
Gereja itu Kudus sejauh Allah yang menjadi pendirinya. Kristus telah menyerahkan Diri-Nya bagi Gereja untuk menguduskannya dan menjadikannya sumber pengudusan. Roh Kudus mencurahkan cinta kasih kepada Gereja. Di dalam Gereja, manusia menemukan kepenuhan sarana keselamatan. Kekudusan merupakan panggilan setiap anggotanya dan merupakan tujuan dari semua kegiatannya. Di antara anggota-anggota Gereja, terdapatlah Perawan Maria dan santo-santa yang menjadi model dan perantara. Kekudusan Gereja merupakan sumber pengudusan bagi anak-anaknya yang di dunia ini mengakui diri mereka sebagai pendosa yang selalu membutuhkan pertobatan dan penyucian.
166. Mengapa Gereja disebut Katolik?
Gereja itu Katolik, artinya universal, sejauh Kristus hadir di dalamnya. ”Di mana terdapat Kristus, di sana jugalah Gereja Katolik” (Santo Ignatius dari Antiokhia). Gereja mewartakan kepenuhan dan totalitas iman, membawa dan mengatur kepenuhan sarana keselamatan, dan diutus kepada segala bangsa dari segala zaman apa pun kebudayaannya.
167. Apakah Gereja partikular itu Katolik?
Setiap Gereja partikular (yaitu keuskupan atau eparchy) adalah Katolik. Gereja itu terbentuk oleh komunitas orang-orang Kristen yang ada dalam kesatuan iman dan Sakramen dengan Uskup mereka, yang ditahbiskan dalam tradisi Apostolik, dan dalam kesatuan dengan Gereja Roma yang ”memimpin dalam cinta kasih” (Santo Ignatius dari Antiokhia).
168. Siapa yang termasuk dalam Gereja Katolik?
Semua manusia dengan bermacam-macam cara termasuk dalam kesatuan Katolik Umat Allah atau terarah kepadanya. Mereka yang termasuk dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik adalah mereka, yang memiliki Roh Kristus, bergabung dengan Gereja melalui ikatan pengakuan iman, Sakramen-Sakramen, pemerintahan gerejawi, dan kesatuan. Mereka yang dibaptis, tetapi tidak dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, dalam arti tertentu berada dalam kesatuan dengan Gereja Katolik walaupun secara tidak sempurna.
169. Apa hubungan Gereja Katolik dengan bangsa Yahudi?
Gereja Katolik mengakui hubungan khusus dengan bangsa Yahudi di dalam fakta bahwa Allah memilih mereka untuk menerima Sabda-Nya sebelum bangsa-bangsa lain. Mereka ”diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaannya sebagai manusia” (Rom 9:4-5). Iman bangsa Yahudi, tidak seperti agama-agama non-Kristen lain, sudah merupakan jawaban terhadap wahyu Allah dalam Perjanjian Lama.
170. Apa hubungan antara Gereja Katolik dan agama-agama non-Kristen?
Terdapat hubungan antara seluruh bangsa manusia yang berasal dari sumber yang sama dan mempunyai tujuan yang sama. Gereja Katolik mengakui apa yang baik dan benar dalam agama-agama lain itu berasal dari Allah dan merupakan pancaran dari kebenaran-Nya. Dengan demikian, juga merupakan persiapan untuk menerima Kabar Gembira dan dorongan untuk persatuan umat manusia di dalam Gereja Kristus.
171. Apa arti pernyataan ”di luar Gereja tidak ada keselamatan”?
Ini berarti bahwa semua keselamatan datang dari Kristus, Sang Kepala, melalui Gereja, yaitu tubuh-Nya. Jadi, mereka yang mengetahui bahwa Gereja didirikan oleh Kristus dan perlu untuk keselamatan, tetapi menolak untuk masuk atau tinggal di dalam Gereja, tidak dapat diselamatkan. Pada saat yang sama, berkat Kristus dan Gereja-Nya, mereka yang bukan karena kesalahan sendiri tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi secara jujur mencari Allah dan mencoba melaksanakan kehendak-Nya melalui suara hatinya, dapat mencapai keselamatan abadi.
172. Mengapa Gereja wajib mewartakan Injil ke seluruh dunia?
Gereja wajib melaksanakan hal itu karena Kristus sudah memberikan perintah: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Tugas misioner dari Allah ini berasal dari cinta Allah yang abadi yang mengutus Putra-Nya dan Roh Kudus karena ”Dia menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1Tim 2:4).
173. Dalam arti apa Gereja itu misioner?
Gereja, yang dibimbing oleh Roh Kudus, melanjutkan misi Kristus dalam perjalanan sejarah. Karena itu, orang-orang Kristen harus mewartakan Kabar Gembira yang dibawa oleh Kristus kepada setiap orang, dan dengan mengikuti jejak-Nya harus siap mengurbankan diri, bahkan sampai menjadi martir.
174. Mengapa Gereja itu bersifat Apostolik?
Gereja itu pada dasarnya bersifat Apostolik karena didirikan di atas ”dasar para Rasul” (Ef 2:20). Gereja bersifat Apostolik dalam ajaran yang sama dengan ajaran para Rasul. Gereja bersifat Apostolik karena strukturnya, yaitu diajar, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul melalui pengganti-pengganti mereka, yaitu para Uskup dalam kesatuan dengan pengganti Petrus sampai pada kedatangan Kristus kembali.
175. Apa isi dari misi para Rasul?
Kata ”Rasul” berarti ”dia yang diutus”. Yesus, yang diutus oleh Bapa, memanggil dua belas dari antara murid-murid-Nya dan memilih mereka menjadi para Rasul-Nya, menunjuk mereka menjadi para saksi pilihan dari kebangkitan-Nya dan dasar bagi Gereja-Nya. Ia memberi perintah kepada mereka untuk melanjutkan misi-Nya sendiri dengan berkata: ”Sama seperti  Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh 20:21); dan, Dia berjanji untuk tetap tinggal bersama mereka sampai akhir zaman.
176. Apakah Pewarisan Apostolik itu?
Pewarisan Apostolik merupakan pewarisan melalui Sakramen Imamat Suci untuk melanjutkan misi dan kuasa para Rasul kepada para penerusnya, yaitu para Uskup. Berkat pewarisan ini, Gereja tetap dalam kesatuan iman dan kehidupan dengan asal usulnya dalam mewartakan Kerajaan Kristus di atas muka bumi ini selama berabad-abad.
Orang Beriman: Hierarki, Awam, Hidup Bakti
177. Orang beriman itu siapa?
Orang beriman Kristen adalah mereka yang sudah disatukan dengan Kristus melalui Sakramen Pembaptisan dan membentuk Umat Allah. Karena mereka sudah mengambil bagian dalam fungsi imamat, kenabian, dan rajawi Kristus dalam cara masing-masing, mereka dipanggil untuk melaksanakan misi yang sudah dipercayakan Allah kepada Gereja. Mereka semua sama dan sederajat dalam martabat sebagai anak-anak Allah.
178. Bagaimana Umat Allah terbentuk?
Dengan institusi ilahi, di antara umat beriman terdapat para pelayan suci yang menerima Sakramen Penahbisan yang membentuk hierarki Gereja. Anggota-anggota lain Gereja disebut kaum awam. Di antara hierarki dan kaum awam, terdapat orang-orang beriman tertentu yang mempersembahkan diri secara khusus kepada Allah dengan mengucapkan kaul menurut nasihat-nasihat Injil, yaitu kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan.
179. Mengapa Kristus melembagakan hierarki gerejawi?
Kristus menetapkan hierarki gerejawi dengan misi menggembalakan Umat Allah dalam nama-Nya, dan untuk tujuan inilah memberikan kekuasaan kepada mereka. Hierarki terdiri dari para pelayan suci, yaitu para Uskup, Imam, dan Diakon. Berkat Sakramen Penahbisan, para Uskup dan Imam melaksanakan tugas pelayanan mereka dalam nama dan pribadi Kristus, Sang Kepala. Para Diakon melayani Umat Allah dalam diakonia (pelayanan) sabda, liturgi, dan kasih sesama.
180. Bagaimana dimensi kolegial pelayanan Gereja itu dilaksanakan?
Dilaksanakan seturut teladan dari kedua belas Rasul yang dipilih dan diutus bersama oleh Kristus, kesatuan hierarki Gereja itu demi kesatuan seluruh umat beriman. Setiap Uskup melaksanakan pelayanannya sebagai anggota Dewan para Uskup dalam kesatuan dengan Paus dan mengambil bagian dengannya dalam melayani Gereja universal. Para Imam melaksanakan pelayanan mereka di dalam Dewan para Imam di Gereja lokal dalam kesatuan dengan Uskup mereka, dan berada di bawah bimbingan Uskup.
181. Mengapa pelayanan gerejawi itu juga mempunyai ciri khas personal?
Pelayanan gerejawi juga mempunyai ciri khas personal karena setiap pelayan tersebut, berkat Sakramen Penahbisan, bertanggung jawab di hadapan Kristus yang memanggilnya secara personal dan memberikan misi-Nya kepadanya.
182. Apa yang menjadi perutusan Paus?
Paus, Uskup Roma dan pengganti Santo Petrus, adalah sumber dan dasar yang kelihatan dari kesatuan Gereja. Dia adalah wakil Kristus, kepala Dewan para Uskup dan Gembala Gereja Universal.  Lewat penetapan ilahi, ia memperoleh kuasanya  yang penuh, tertinggi, langsung, dan universal.
183. Apa tugas Dewan para Uskup?
Dewan para Uskup dalam kesatuan dengan Paus, dan tak pernah tanpa dia, juga melaksanakan otoritas tertinggi dan penuh atas Gereja.
184. Bagaimana para Uskup melaksanakan tugas mengajar mereka?
Karena mereka adalah saksi-saksi autentik iman para Rasul dan diberi wewenang Kristus, para Uskup dalam kesatuan dengan Paus mempunyai tugas mewartakan Kabar Gembira dengan setia dan otoritas penuh kepada semua umat beriman. Melalui iman adikodrati, Umat Allah menghayati iman mereka di bawah bimbingan Kuasa Mengajar Gereja yang hidup.
185. Kapankah infalibilitas (: tidak dapat sesat) Kuasa Mengajar Gereja terlaksana?
Kuasa Mengajar Gereja tidak dapat sesat ketika Paus di Roma, sebagai Gembala Tertinggi Gereja, atau Dewan para Uskup, dalam kesatuan dengan Paus, terutama jika berkumpul bersama di dalam suatu konsili ekumenis, memaklumkan secara definitif suatu ajaran yang menyangkut iman atau moral. Kuasa Mengajar juga tidak dapat sesat ketika Paus dan para Uskup, dalam Pengajaran biasa, setuju dalam mengusulkan sebuah ajaran secara definitif. Setiap umat beriman harus tunduk pada ajaran tersebut dengan ketaatan iman.
186. Bagaimana para Uskup melaksanakan pelayanan pengudusan mereka?
Para Uskup menguduskan Gereja dengan menyebarkan rahmat Kristus melalui pelayanan sabda dan Sakramen-Sakramen, khususnya Ekaristi Kudus, dan juga lewat doa, teladan, dan karya mereka.
187. Bagaimana para Uskup melaksanakan fungsi penggembalaan mereka?
Setiap Uskup, sejauh dia menjadi anggota Dewan para Uskup, mempunyai tugas untuk melayani semua Gereja partikular dan seluruh Gereja bersama dengan semua Uskup lain yang ada dalam kesatuan dengan Paus. Seorang Uskup yang mendapat kepercayaan untuk melayani suatu Gereja partikular, melaksanakan tugasnya dengan wewenang kuasa sucinya sendiri yang biasa dan langsung dan melaksanakan dalam nama Kristus, Gembala yang Baik, dalam kesatuan dengan seluruh Gereja di bawah naungan pengganti Petrus.
188. Apa yang menjadi panggilan kaum beriman awam?
Panggilan kaum awam ialah mencari Kerajaan Allah dengan menerangi dan mengatur tugas-tugas duniawi sesuai dengan rencana Allah. Dengan cara ini, mereka menjawab panggilan kesucian dan kerasulan yang diberikan kepada semua yang sudah dibaptis.
189. Bagaimana kaum awam mengambil bagian dalam imamat Kristus?
Mereka mengambil bagian dalam imamat Kristus, khususnya melalui Ekaristi, dengan mempersembahkan hidup mereka dengan seluruh pekerjaan, doa dan usaha kerasulan, kehidupan keluarga dan jerih payah sehari-hari, beban hidup yang ditanggung dengan sabar dan penghiburan bagi jiwa dan badan sebagai sebuah kurban rohani yang ”karena Yesus Kristus, berkenan kepada Allah” (1Ptr 2:5). Dengan itu, para awam pun sebagai yang ditahbiskan Kristus dan diurapi Roh Kudus mempersembahkan dunia itu sendiri kepada Allah.
190. Bagaimana kaum awam mengambil bagian dalam tugas kenabian?
Mereka mengambil bagian dengan menerima Sabda Kristus dan mewartakannya kepada dunia dengan kesaksian hidup, karya, kata-kata, tindakan, dan katekese. Tindakan pewartaan kabar gembira ini mempunyai daya guna yang khusus karena dilaksanakan dalam situasi real dunia.
191. Bagaimana mereka mengambil bagian dalam tugas rajawi?
Kaum awam mengambil bagian dalam tugas rajawi Kristus karena mereka menerima kuasa dari-Nya untuk mengatasi dosa dalam diri mereka dan dalam dunia melalui penyangkalan diri dan kesucian hidup mereka. Mereka melaksanakan bermacam-macam tugas pelayanan bagi komunitas dan mereka mengisi kegiatan-kegiatan temporal dan kelembagaan dalam masyarakat dengan nilai-nilai moral.
192. Apa itu hidup bakti?
Hidup bakti adalah suatu bentuk hidup yang diakui oleh Gereja. Ini merupakan jawaban bebas terhadap panggilan khusus dari Kristus. Dalam jawaban itu, mereka mempersembahkan diri mereka secara total kepada Allah dan mencari kesempurnaan cinta kasih yang digerakkan oleh Roh Kudus. Ciri khas persembahan diri ini ialah mengikuti nasihat-nasihat Injil.
193. Apa yang dapat diberikan hidup bakti ini kepada misi Gereja?
Hidup bakti mengambil bagian dalam misi Gereja melalui penyerahan diri total kepada Kristus dan kepada saudara-saudarinya dengan memberikan kesaksian akan harapan Kerajaan Surga.

“AKU PERCAYA AKAN PERSEKUTUAN PARA KUDUS”

194. Apa arti ”persekutuan para kudus”?
Ungkapan ini terutama menunjukkan seluruh anggota Gereja yang hidup dengan saling berbagi dalam hal-hal suci (sancta): iman, Sakramen-Sakramen, khususnya Ekaristi, kharisma-kharisma, dan anugerah-anugerah spiritual yang lainnya. Akar terdalam dari kesatuan ini ialah cinta yang ”tidak mencari keuntungan diri sendiri” (1Kor 13:5), tetapi mendorong umat beriman untuk mempunyai sikap hidup bahwa ”segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” (Kis 4:32), bahkan menyediakan barang-barang miliknya untuk pelayanan bagi mereka yang miskin dan membutuhkan.
195. Apakah ”persekutuan para kudus” mempunyai arti yang lain lagi?
Ungkapan ini juga menunjuk pada kesatuan antara orang-orang suci (sancti), yaitu antara mereka yang berkat rahmat Allah dipersatukan dengan Kristus yang mati dan bangkit. Ada yang masih berjuang di dunia ini, yang lainnya sudah melewati hidup di dunia dan sedang mengalami proses pemurnian yang membutuhkan bantuan doa-doa kita. Yang lain lagi sudah masuk ke dalam kemuliaan Allah dan mendoakan serta menjadi pengantara kita. Semua anggota ini bersama-sama membentuk satu keluarga di dalam Kristus, yaitu Gereja, untuk memuji dan memuliakan Allah Tritunggal.
Maria, Bunda Kristus, Bunda Gereja
196. Dalam arti apa Perawan Maria yang Terberkati itu Bunda Gereja?
Perawan Maria yang Terberkati itu Bunda Gereja sesuai dengan rahmat yang diterimanya karena Maria sudah melahirkan Yesus, Putra Allah, Kepala dari Tubuh Mistik-Nya, yaitu Gereja. Ketika Yesus tergantung di kayu salib, Dia menyerahkan ibu-Nya kepada murid-Nya dengan kata-kata ini: ”Inilah ibumu” (Yoh 19:27).
197. Bagaimana Perawan Maria membantu Gereja?
Sesudah kenaikan Putranya ke surga, Perawan Maria membantu permulaan Gereja dengan doa-doanya. Bahkan sesudah Maria diangkat ke surga, ia terus menjadi pengantara bagi anak-anaknya, memberikan contoh model iman dan cinta kasih untuk semuanya, dan memberikan berkatnya yang berasal dari rahmat Kristus yang berlimpah-limpah. Umat beriman melihat dalam diri Maria suatu antisipasi kebangkitan yang dinanti-nantikan, dan mereka berseru kepadanya sebagai pembela, penolong, pelindung, dan pengantara.
198. Devosi macam apa yang ditujukan kepada Perawan Suci Maria?
Devosi kepada Bunda Maria adalah devosi yang secara esensial berbeda dengan penyembahan yang hanya pantas diberikan kepada Tritunggal. Devosi khusus kepada Bunda Maria ini terdapat dalam pesta-pesta liturgi untuk Bunda Allah ini dan dalam doa-doa untuk menghormati Maria seperti doa Rosario Suci yang merupakan ringkasan seluruh Injil.
199. Dengan cara bagaimana Santa Perawan Maria merupakan gambaran eskatologis Gereja?
Dengan memandang Maria, yang sepenuhnya suci dan sudah dimuliakan bersama jiwa dan raganya, Gereja merenungkan dalam diri Maria panggilannya sendiri di dunia sekarang ini dan apa yang akan dialaminya kelak dalam tanah air surgawi.

”AKU PERCAYA AKAN PENGAMPUNAN DOSA”

200. Bagaimana dosa diampuni?
Sakramen yang pertama dan terutama untuk pengampunan dosa ialah Sakramen Pembaptisan. Untuk dosa-dosa yang dilakukan sesudah Sakramen Pembaptisan, Kristus memberikan Sakramen Tobat atau Rekonsiliasi. Melalui Sakramen ini, seorang yang sudah dibaptis diperdamaikan kembali dengan Allah dan Gereja.
201. Mengapa Gereja mempunyai kuasa mengampuni dosa?
Gereja mempunyai perutusan dan kuasa untuk mengampuni dosa karena Kristus sendiri sudah memberikan kepadanya. ”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:23).

”AKU PERCAYA AKAN KEBANGKITAN BADAN”

202. Apa arti istilah ”badan” (atau ”daging”) dan apa arti pentingnya?
Kebangkitan daging merupakan rumusan harfiah dalam Syahadat Para Rasul untuk kebangkitan badan. Istilah ”daging” menunjuk pada kemanusiaan dalam situasinya yang mempunyai kelemahan dan dapat mati. ”Daging membutuhkan keselamatan” (Tertullianus). Kita percaya kepada Allah Pencipta daging ini, kita percaya kepada Sabda yang menjadi daging demi menyelamatkan daging, dan kita percaya akan kebangkitan daging yang merupakan kepenuhan dari keduanya, penciptaan dan penyelamatan daging.
203. Apa arti ”kebangkitan badan”?
Artinya, keadaan definitif manusia bukanlah perpisahan antara jiwa spiritual dengan badannya. Bahkan, badan kita yang fana ini suatu ketika akan hidup lagi.
204. Apa hubungan antara kebangkitan Kristus dengan kebangkitan kita?
Sebagaimana Kristus sungguh-sungguh bangkit dari kematian dan sekarang hidup selama-lamanya, demikian pula Dia sendiri akan membangkitkan setiap orang pada akhir zaman dengan badan yang tak dapat binasa. ”Mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh 5:29).
205. Apa yang terjadi dengan badan dan jiwa kita sesudah kematian?
Sesudah kematian, yaitu terpisahnya jiwa dengan badan, badan menjadi rusak sedangkan jiwa, yang tak dapat mati, menghadapi pengadilan Allah dan menantikan persatuannya kembali dengan badan setelah dibangkitkan pada saat Tuhan datang kembali. Pertanyaan mengenai bagaimana kebangkitan badan terjadi itu melampaui kemampuan imajinasi dan pemahaman kita sebagai manusia.
206. Apa artinya mati dalam Kristus Yesus?
Mati dalam Kristus Yesus berarti mati dalam keadaan rahmat Allah tanpa dosa berat (dosa yang membawa maut). Seorang yang percaya kepada Kristus, dengan mengikuti teladan-Nya, dapat mengubah kematiannya menjadi suatu tindakan ketaatan dan cinta kepada Bapa. ”Benarlah perkataan ini: jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia” (2Tim 2:11).

”AKU PERCAYA AKAN KEHIDUPAN KEKAL”

207. Apa itu kehidupan kekal?
Kehidupan kekal adalah kehidupan yang mulai langsung setelah kematian. Kehidupan ini tidak mempunyai akhir, akan didahului dengan pengadilan khusus bagi setiap orang oleh Kristus yang mengadili orang yang hidup dan yang  mati. Pengadilan khusus ini akan dipastikan pada pengadilan akhir.
208. Apa itu “pengadilan khusus”?
“Pengadilan khusus” adalah pengadilan yang berakibat langsung, terjadi setelah kematian. Melalui jiwanya yang abadi, setiap orang akan menerima pembalasan sesuai dengan iman dan perbuatannya. Pembalasan ini bisa berarti masuk ke dalam kebahagiaan surga, secara langsung atau setelah proses pemurnian, atau masuk ke dalam kutukan abadi neraka.
209. Apa arti istilah ”surga”?
”Surga” berarti suatu keadaan bahagia yang tertinggi dan definitif. Mereka yang mati dalam keadaan rahmat Allah dan tidak membutuhkan pemurnian lebih jauh berkumpul bersama Yesus dan Maria, para malaikat, dan para kudus. Mereka merupakan Gereja surga, tempat mereka melihat Allah ”muka dengan muka” (1Kor 13:12). Mereka hidup dalam kesatuan cinta dengan Tritunggal dan menjadi pengantara kita.
”Kehidupan yang benar dan sejati ialah: Bapa, melalui Putra, dan dalam Roh Kudus, mencurahkan anugerah-anugerah surgawi-Nya kepada segala sesuatu tanpa kecuali. Melalui kerahiman-Nya, kita manusia juga menerima janji hidup ilahi yang tak dapat diragukan lagi.”
(Santo Cyrillus dari Yerusalem)
210. Apa itu api penyucian?
Api penyucian ialah keadaan mereka yang mati dalam persahabatan dengan Allah, ada kepastian akan keselamatan kekal mereka, tetapi masih membutuhkan pemurnian untuk masuk ke dalam kebahagiaan surga.
211. Bagaimana kita bisa membantu jiwa-jiwa yang sedang dimurnikan di api penyucian?
Karena ada persekutuan para kudus, kaum beriman yang masih berjuang di dunia ini dapat membantu jiwa-jiwa di api penyucian dengan mempersembahkan doa-doa untuk mereka, khususnya kurban Ekaristi. Mereka juga dapat membantu mereka dengan beramal, indulgensi, laku tapa, dan tobat.
212. Apa itu neraka?
Neraka merupakan kutukan kekal bagi mereka yang mati dalam keadaan dosa berat karena pilihan bebas mereka sendiri. Penderitaan neraka yang utama adalah keterpisahan kekal dari Allah yang merupakan satu-satunya sumber kehidupan dan kebahagiaan yang merupakan tujuan kita diciptakan dan yang merupakan kerinduan kita. Kristus menjelaskan realitas ini dengan kata-kata: ”Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal” (Mat 25:41).
213. Bagaimana adanya neraka ini diperdamaikan dengan kebaikan Allah yang tak terbatas?
Allah menghendaki ”supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2Pet 3:9), namun Ia menciptakan manusia dalam keadaan bebas, dan manusia sendiri mempunyai tanggung jawab; Allah menghargai keputusan-keputusan kita. Karena  itu, manusialah yang dengan bebas memisahkan dirinya dari kesatuan dengan Allah jika pada saat kematian dia tetap berpegang teguh pada pendiriannya dalam dosa berat dan menolak cinta dan kerahiman Allah.
214. Apa itu pengadilan akhir?
Pengadilan akhir merupakan keputusan untuk masuk ke dalam kebahagiaan atau hukuman abadi yang dijatuhkan oleh Yesus terhadap ”orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar” (Kis 24:15) pada saat Dia kembali sebagai Hakim yang mengadili orang yang hidup dan yang mati. Sesudah pengadilan terakhir badan yang dibangkitkan akan mengambil bagian dalam ganjaran yang diterima oleh jiwa pada pengadilan khusus.
215. Bilamana pengadilan ini terjadi?
Pengadilan ini akan terjadi pada hari kiamat, dan hanya Allah yang mengetahui hari dan waktunya.
216.  Apa itu ”harapan akan langit dan bumi yang baru”?
Setelah pengadilan terakhir, seluruh dunia akan dibebaskan dari belenggu kehancuran. Dengan terbitnya ”langit yang baru” dan ”bumi yang baru” (2Ptr 3:13), dunia mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus. Kepenuhan Kerajaan Allah akan terjadi, yang berarti rencana keselamatan Allah ”untuk mempersatukan segala sesuatu dalam Kristus sebagai Kepala, baik yang di surga maupun yang di bumi” (Ef 1:10) akan diwujudkan secara definitif. Maka dalam kehidupan abadi itu, Allah akan menjadi ”semua di dalam semua” (1Kor 15:28).

”AMIN”

217. Apa arti ”Amin” sebagai akhir dari pengakuan iman?
Kata Ibrani ”Amin”, yang juga menjadi kata penutup Kitab Suci, beberapa doa dalam Perjanjian Baru, dan doa-doa liturgi Gereja, mengungkapkan ”Ya” kita yang total dan penuh kepercayaan terhadap apa yang kita akui dalam Syahadat, mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada-Nya, yaitu ”Amin” yang definitif (Why 3:14): Kristus, Tuhan.
Dalam lukisan ini, digambarkan Yesus mendekati para Rasul-Nya di meja perjamuan dan memberikan Komuni kepada mereka satu persatu. Ini termasuk jenis lukisan yang memberi kejelasan akan penghormatan Gereja yang besar terhadap Ekaristi selama berabad-abad.

”Tanpa hari Tuhan, kita tidak dapat hidup,” kata seorang martir Emeritus pada permulaan abad ke-4 dalam salah satu penganiayaan terhadap orang Kristen yang paling kejam, yaitu pada zaman Kaisar Diocletianus tahun 304. Ketika dituduh ambil bagian dalam Ekaristi dengan komunitasnya, dia mengakuinya tanpa ragu-ragu: ”Tanpa Ekaristi, kami tidak dapat hidup.” Dan, salah satu martir menambahkan: ”Ya, saya hadir dalam pertemuan, dan saya merayakan Perjamuan Allah dengan saudara-saudara saya karena saya seorang Kristen” (Kesaksian para Martir Abitene, bab 11 dan 7:16). Karena kesetiaan mereka pada Ekaristi, empat puluh sembilan martir dari Afrika Utara dihukum mati. Ekaristi Allah adalah kehidupan yang sejati bagi Saturninus dan teman-teman martir dari Abitene di Afrika prokonsuler. Mereka memilih lebih baik mati daripada tidak menyantap Makanan Ekaristi, Roti Kehidupan.

Santo Thomas Aquinas mempunyai kebiasaan setiap tengah hari masuk gereja, dan meletakkan dahinya pada tabernakel dengan sikap percaya dan pasrah untuk berbicara secara pribadi dan intim dengan Tuhan Ekaristis. Teolog besar dari Abad Pertengahan ini juga terkenal karena mengarang doa-doa liturgi untuk pesta Tubuh Tuhan. Dia mengungkapkan semua devosinya yang mendalam terhadap Ekaristi.

Dalam himne Doa Pagi (Verbum Supernum Prodiens), terdapat sintesis spiritualitas Katolik tentang Ekaristi: ”Ketika Yesus akan diserahkan untuk kematian oleh pengkhianat dan sekutu-sekutunya, Yesus menyerahkan Diri-Nya sebagai makanan kehidupan kepada para mu rid-Nya. Kepada mereka, Yesus memberikan Tubuh dan Darah, dalam dua macam tanda supaya manusia mendapatkan makanan seutuhnya dengan dua macam substansi. Dengan kelahiran-Nya, Yesus menjadi teman kita; dengan duduk bersama di meja perjamuan, Dia menjadi makanan kita, dengan kematian-Nya; Dia menjadi hadiah bagi kita”.

Aquinas, yang menyebut Ekaristi sebagai ”puncak dan kesempurnaan seluruh hidup spiritual”, tidak lain mau mengungkapkan kesadaran iman Gereja yang percaya kepada Ekaristi sebagai kehadiran Yesus secara nyata di antara kita dan sebagai makanan yang mutlak perlu untuk hidup spiritual. Ekaristi merupakan benang emas yang menghubungkan Perjamuan Malam Terakhir dengan semua zaman yang dilalui oleh Gereja sampai masa kita sekarang ini. Kata-kata konsekrasi, ”Inilah Tubuh-Ku” dan  ”Inilah Darah-Ku”, diucapkan di segala waktu dan tempat, bahkan di gulag-gulag, di kamp-kamp konsentrasi, dan di ribuan penjara yang ada sampai sekarang ini. Di atas landasan Ekaristi inilah Gereja mendasarkan hidup, kesatuan, dan perutusannya.
__________
Joos van Wassenhove, Jesus Gives Communion to the Apostles, National Gallery of the Marches, Urbino.

BAGIAN DUA

PERAYAAN MISTERI KRISTEN

SEKSI SATU

TATA KESELAMATAN SAKRAMENTAL

Kurban salib merupakan sumber tata keselamatan Sakramental Gereja. Dalam lukisan ini, Maria, yang merupakan figur Gereja, mengumpulkan dalam tangan kirinya darah dan air yang mengalir dari luka lambung Kristus yang merupakan simbol Sakramen-Sakramen Gereja.
”Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Dia sudah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air” (Yoh 19:33-34).

Santo Agustinus memberikan komentar ini:
”Kristus Tuhan kita, yang dalam penderitaan-Nya memberikan kepada kita apa yang Dia ambil dari kita ketika Dia dilahirkan, dan yang dalam kekekalan telah menjadi yang paling agung di antara para imam, memberikan perintah agar kurban yang kamu lihat ini, yaitu tubuh dan darah, dipersembahkan. Sungguh, tubuh-Nya yang ditikam dengan tombak, mengalirkan air dan darah, dengan itu Dia mengampuni dosa-dosa kita. Dengan mengingat rahmat ini dan melaksanakan keselamatan padamu (yang kemudian Allah bekerja dalam dirimu), mendekatlah dan ambillah bagian dari altar ini dengan takut dan gemetar. Lihatlah dalam roti ini, tubuh yang tergantung di salib, dan dalam cawan ini, darah yang mengalir dari lambungNya. Bahkan, kurban-kurban kuno Umat Allah telah lebih dulu menggambarkan kurban unik ini dalam berbagai cara. Kristus sekaligus domba karena ketulusan dan kemurnian jiwa-Nya dan kambing karena dalam daging yang sama dengan daging yang berdosa. Berbagai macam kurban lain yang ada dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada kurban ini yang diungkapkan dalam Perjanjian Baru.

Jadi, ambil dan makanlah tubuh Kristus karena sekarang kamu menjadi anggota Kristus di dalam tubuh-Nya. Ambil dan minumlah darah Kristus. Agar tidak terpisah, makanlah apa yang mempersatukan kamu. Agar tidak menganggap rendah dirimu, minumlah apa yang menjadi harga pribadimu. Sebagaimana makanan ini diubah menjadi dirimu jika kamu memakan dan meminumnya, demikian pula kamu diubah menjadi tubuh Kristus jika kamu hidup dalam ketaatan dan bakti kepada-Nya. Ketika penderitaan-Nya sudah dekat, Dia merayakan Perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Diambilnya roti, diberkatiNya sambil berkata: Inilah Tubuh-Ku yang akan diserahkan bagimu. Demikian pula sesudah memberkati, Dia memberikan piala sambil berkata: Inilah darah perjanjian baru yang akan ditumpahkan bagi semua demi pengampunan dosa. Ini sudah kamu baca dan dengar di dalam Injil, tetapi kamu tidak tahu bahwa Ekaristi ini adalah sungguh-sungguh Sang Putra. Sekarang, dengan hati yang dimurnikan dalam suara hati yang tanpa noda dan dengan tubuhmu yang dimandikan dengan air yang bersih, pandanglah Dia dan kamu akan bersinar dalam kegembiraan dan wajahmu tidak akan merah karena malu” (Khotbah, 228B).
___________
Chapel of the ”Mother of the Redeemer”, Mosaic on the Wall of the Incarnation, Vatican City.
218. Apa itu liturgi?
Liturgi adalah perayaan misteri Kristus, dan secara khusus misteri kebangkitan-Nya. Dengan melaksanakan imamat Yesus Kristus, liturgi menyatakan dalam tanda-tanda dan membawa pengudusan bagi umat manusia. Pemujaan kepada Allah dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus, yaitu oleh kepala dan para anggotanya.
219. Apa peranan liturgi dalam kehidupan Gereja?
Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja.
220. Apa isi tata keselamatan Sakramental?
Tata keselamatan Sakramental terdapat dalam komunikasi buah-buah penebusan Kristus melalui perayaan Sakramen-Sakramen Gereja, secara khusus Ekaristi, ”sampai Ia datang” (1Kor 11:26).

BAB SATU

MISTERI PASKAH PADA MASA GEREjA

LITURGI – KARYA TRITUNGGAL

221. Dengan cara bagaimana Allah Bapa merupakan sumber dan tujuan liturgi?
Melalui liturgi, Allah Bapa memenuhi kita dengan berkat-berkat-Nya dalam Putra-Nya, sang Sabda yang menjadi manusia, wafat dan bangkit demi keselamatan kita, dan Ia mencurahkan Roh Kudus ke dalam hati kita. Pada saat yang sama, Gereja menghormati Allah Bapa dengan ibadah, pujian, dan syukur serta memohon kepada-Nya anugerah-anugerah dari sang Putra dan Roh Kudus.
222. Apa karya Kristus dalam liturgi?
Dalam liturgi Gereja, Kristus menyatakan, melalui berbagai tanda, dan menghadirkan misteri Paskah-Nya. Dengan menganugerahkan Roh Kudus kepada para Rasul-Nya, Yesus mempercayakan kepada mereka dan pengganti-pengganti mereka kekuatan untuk menghadirkan karya penyelamatan Allah melalui kurban Ekaristi dan Sakramen-Sakramen lainnya. Dalam Sakramen-Sakramen inilah Kristus sendiri bertindak untuk mengomunikasikan rahmat-Nya kepada semua umat beriman di segala macam tempat dan waktu di dunia.
223. Bagaimana Roh Kudus berkarya dalam liturgi Gereja?
Kerja sama yang paling erat antara Roh Kudus dengan Gereja terjadi dalam liturgi. Roh Kudus mempersiapkan Gereja untuk berjumpa dengan Allahnya. Roh Kudus mengingatkan dan menyatakan Kristus kepada iman jemaat. Dia membuat misteri Kristus betul-betul hadir. Dia mempersatukan Gereja dalam hidup dan perutusan Kristus, dan Dia membuat anugerah persekutuan menghasilkan buah berlimpah di dalam Gereja.

MISTERI PASKAH DALAM SAKRAMEN-SAKRAMEN GEREJA

Misteri Paskah dalam Sakramen-sakramen Gereja
224. Apa itu Sakramen dan ada berapa?
Sakramen-Sakramen yang ditetapkan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja merupakan tanda yang mendatangkan rahmat yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Ada tujuh Sakramen, yaitu Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi Kudus, Tobat, Pengurapan Orang Sakit, Penahbisan, dan Perkawinan.
225. Apa hubungan antara Sakramen-sakramen dengan Kristus?
Misteri-misteri hidup Kristus merupakan dasar dari apa yang Dia bagikan di dalam Sakramen-sakramen melalui para pelayan Gereja.
 
”Apa yang tampak di dalam diri Penyelamat kita diwujudkan dalam Sakramen-sakramen-Nya.”
(Santo Leo Agung)
226. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan Gereja?
Kristus mempercayakan Sakramen-Sakramen kepada Gereja-Nya. Sakramen-Sakramen itu adalah Sakramen-Sakramen ”Gereja” dalam arti ganda: Sakramen-Sakramen itu ”dari Gereja”, karena merupakan tindakan Gereja, yang merupakan sakramen tindakan Kristus; Sakramen-Sakramen itu juga ”untuk Gereja”, dalam arti bahwa Sakramen-Sakramen itu membangun Gereja.
227. Apa itu meterai Sakramental?
Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Penahbisan memberikan ”meterai” spiritual, yaitu janji dan jaminan perlindungan ilahi. Karena meterai ini, orang Kristen dipersatukan dengan Kristus, mengambil bagian dalam imamat-Nya dalam berbagai cara, dan mempunyai peranan di dalam Gereja sesuai dengan kondisi dan fungsinya. Karena itu, mereka ini dikhususkan untuk ibadah dan pelayanan Gereja. Meterai ini tak dapat dihapuskan sehingga Sakramen-Sakramen bersangkutan hanya diterimakan satu kali selama hidup.
228. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan iman?
Sakramen-Sakramen tidak hanya mengandaikan iman; unsur kata-kata dan ritual juga mengembangkan, memperkuat, dan mengungkapkannya. Dengan merayakan Sakramen, Gereja mengakui iman yang datang dari para Rasul. Hal ini menjelaskan asal dari rumusan kuno, ”lex orandi, lex credendi”, artinya Gereja percaya seperti yang didoakannya.
229. Mengapa Sakramen itu berdaya guna?
Sakramen itu berdaya guna ex opere operato (”melalui kenyataan bahwa tindakan Sakramen itu dilaksanakan”) karena Kristuslah yang bertindak dalam Sakramen itu dan mencurahkan rahmat yang ditandakan. Daya dari Sakramen tidak tergantung dari kesucian pribadi pelayannya. Namun, buah dari Sakramen itu tergantung dari disposisi orang yang menerimanya.
230. Apa sebabnya Sakramen-Sakramen itu perlu bagi keselamatan?
Walaupun Sakramen-Sakramen itu tidak semuanya diberikan kepada setiap orang beriman, Sakramen itu perlu untuk keselamatan orang yang beriman kepada Kristus, karena memberikan rahmat Sakramental, pengampunan dosa, pengangkatan sebagai anak-anak Allah, menyelaraskan diri kepada Kristus Tuhan dan menggabungkannya dalam keanggotaan Gereja. Roh Kudus menyembuhkan dan mengubah mereka yang menerima Sakramen-Sakramen.
231. Apa itu rahmat Sakramental?
Rahmat Sakramental adalah rahmat Roh Kudus yang diberikan oleh Kristus dan terdapat dalam setiap Sakramen. Rahmat ini membantu orang beriman dalam perjalanannya menuju kesucian dan dengan demikian juga membantu Gereja untuk berkembang di dalam cinta kasih dan memberikan kesaksian kepada dunia.
232. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan kehidupan kekal?
Dalam Sakramen-Sakramen, Gereja sudah ”mencicipi” kehidupan kekal, sambil ”menantikan penggenapan pengharapan yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus” (Tit 2:13).

BAB DUA

PERAYAAN SAKRAMENTAL MISTERI PASKAH

PERAYAAN LITURGI GEREJA

Perayaan liturgi Gereja : Siapa yang Merayakan?
233. Siapa yang bertindak dalam liturgi?
Dalam Liturgi, Kristus seutuhnya (Christus Totus), yaitu Kepala dan Tubuh, yang bertindak. Sebagai Imam Agung kita, Dia merayakan dengan tubuh-Nya, yaitu Gereja, baik di surga maupun di bumi.
234. Siapa yang merayakan liturgi surgawi?
Liturgi surgawi dirayakan oleh para malaikat, oleh para Kudus Perjanjian Lama dan Baru, secara khusus Bunda Allah, oleh para Rasul, para martir dan ”suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Why 7:9). Ketika dalam Sakramen-Sakramen kita merayakan misteri penyelamatan, kita mengambil bagian dalam liturgi abadi tersebut.
235. Bagaimana Gereja di dunia ini merayakan liturgi?
Gereja di dunia merayakan liturgi sebagai umat imami, di mana setiap orang bertindak menurut fungsinya masing-masing dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Semua orang yang telah dibaptis menyerahkan diri mereka dalam kurban rohani, para pelayan tertahbis merayakan sesuai dengan tugas yang mereka terima bagi pelayanan seluruh anggota Gereja, para Uskup dan Imam bertindak atas nama Pribadi Kristus, sang Kepala.
Perayaan liturgi Gereja : Bagaimana dirayakan?
236. Bagaimana liturgi dirayakan?
Perayaan liturgi dijalin dengan tanda-tanda dan simbol-simbol yang maknanya, dengan berakar dalam penciptaan dan budaya manusia, terungkapkan dalam peristiwa-peristiwa Perjanjian Lama dan terpenuhi seutuhnya dalam Pribadi dan karya Kristus.
237. Dari mana tanda-tanda Sakramental berasal?
Beberapa berasal dari ciptaan (cahaya, air, api, roti, anggur, minyak), yang lainnya berasal dari kehidupan sosial (mencuci, mengurapi dengan minyak, memecah roti), beberapa yang lainnya lagi berasal dari sejarah keselamatan dalam Perjanjian Lama (ritus Paskah, kurban, penumpangan tangan, pengudusan). Tanda-tanda ini, yang beberapa bersifat normatif dan tak berubah, diambil oleh Kristus dan dipakai untuk tindakan penyelamatan dan pengudusan.
238. Apa hubungan antara tindakan dan kata-kata dalam perayaan Sakramen?
Dalam perayaan Sakramen, tindakan dan kata-kata sangat erat berhubungan. Bahkan walaupun tindakan simbolis itu sendiri sebenarnya sudah merupakan sebuah bahasa, masih perlulah bahwa kata-kata ritus menyertai dan menghidupkan tindakan tersebut. Kata-kata liturgis dan tindakan itu tidak terpisahkan sebab keduanya merupakan tanda-tanda yang bermakna dan sekaligus juga melaksanakan apa yang ditandakan.
239. Apa kriteria lagu-lagu dan musik yang sesuai dengan perayaan liturgi?
Karena lagu-lagu dan musik sangat erat berhubungan dengan perayaan liturgi, perlulah memperhatikan beberapa kriteria: syairnya harus sesuai dengan ajaran Katolik, lebih baik kalau diambil dari Kitab Suci dan sumber-sumber liturgi; harus merupakan ungkapan doa yang indah. Musiknya harus mempunyai kualitas tinggi. Lagu dan musik harus mendorong partisipasi aktif orang-orang yang hadir dalam perayaan liturgi, harus mengungkapkan kekayaan budaya Umat; harus mengungkapkan juga ciri khas perayaan yang sakral dan agung. ”Dia yang bernyanyi dengan baik, berdoa dua kali” (Santo Agustinus).
240. Apa tujuan lukisan-lukisan atau gambar-gambar suci?
Gambar Kristus merupakan ikon liturgis par exellence (yang diunggulkan). Gambar-gambar yang lain, yang melukiskan Bunda Maria dan para santo-santa, menandakan Kristus yang dimuliakan dalam diri mereka. Gambar-gambar itu mewartakan pesan Injil yang sama seperti yang dikomunikasikan oleh Kitab Suci melalui kata-kata. Gambar-gambar atau lukisan-lukisan itu membantu untuk menghidupkan dan mengembangkan iman orang-orang yang percaya.
Perayaan liturgi Gereja : Bilamana dirayakan?
241. Apa yang menjadi pusat masa liturgi?
Pusat masa liturgi ialah hari Minggu yang merupakan dasar dan inti seluruh tahun liturgi dan mencapai puncaknya pada perayaan tahunan Paskah, pesta dari segala pesta.
242. Apa fungsi tahun liturgi?
Dalam tahun liturgi, Gereja merayakan seluruh misteri Kristus sejak dari Penjelmaan sampai dengan kembalinya ke dalam kemuliaan. Pada hari-hari yang sudah ditentukan, Gereja menghormati dengan cinta yang khusus Perawan Maria yang Terberkati, Bunda Allah. Gereja juga memperingati santo-santa yang sudah hidup bagi Kristus, yang menderita bersama-Nya dan hidup dengan-Nya dalam kemuliaan.
243. Apa itu Ibadat harian?
Ibadat harian, doa umum dan resmi Gereja, ialah doa Kristus dengan tubuhNya, Gereja. Melalui Ibadat harian, misteri Kristus yang kita rayakan dalam Ekaristi, menguduskan dan mentransformasikan seluruh hari kita. Liturgi ini terdiri dari mazmur, teks Kitab Suci, dan bacaan-bacaan dari para Bapa Gereja dan guru spiritual.
Perayaan liturgi Gereja : Di mana dirayakan?
244. Apakah Gereja membutuhkan tempat untuk merayakan liturgi?
Penyembahan dalam ”roh dan kebenaran” (Yoh 4:24) Perjanjian Baru tidak terikat secara eksklusif pada tempat tertentu karena Kristus adalah kenisah Allah yang sejati. Melalui Dia, orang Kristen dan seluruh Gereja menjadi kenisah Allah yang hidup karena karya Roh Kudus. Meskipun demikian, Umat Allah dalam kondisi dunia ini membutuhkan tempat agar komunitas dapat berkumpul bersama untuk merayakan liturgi.
245. Apa itu bangunan suci?
Bangunan suci adalah rumah Allah, simbol Gereja yang tinggal di tempat itu dan simbol Yerusalem surgawi. Bangunan suci terutama merupakan tempat berdoa, tempat Gereja merayakan Ekaristi dan menyembah Kristus yang sungguh-sungguh hadir dalam tabernakel.
246. Manakah tempat-tempat yang dikhususkan dalam bangunan suci?
Tempat-tempat itu ialah altar, tabernakel, tempat meletakkan minyak Krisma suci dan minyak-minyak suci lainnya, kursi Uskup atau Imam, ambo, tempat pembaptisan, dan kamar pengakuan.

KEANEKARAGAMAN LITURGI DAN KESATUAN MISTERI

247. Mengapa satu Misteri Kristus dirayakan oleh Gereja dalam bermacam-macam tradisi liturgi?
Jawabannya, kekayaan misteri Kristus yang tak terperikan tidak dapat dimuat oleh tradisi liturgi mana pun. Karenanya sejak semula, kekayaan itu diungkapkan melalui bermacam-macam bangsa dan budaya dalam bermacam-macam cara yang bercirikan keanekaragaman yang indah dan saling melengkapi.
248. Kriteria apa yang menjamin kesatuan di antara keanekaragaman?
Kriteria yang menjamin kesatuan itu ialah kesetiaan kepada Tradisi Apostolik, yaitu kesatuan dalam iman dan Sakramen-Sakramen yang diterima dari para Rasul, suatu kesatuan yang ditandai dan dijamin oleh tradisi Apostolik. Gereja itu Katolik dan karena itu dapat mengintegrasikan semua kekayaan autentik macam-macam budaya ke dalam kesatuannya.
249. Apakah setiap hal dalam liturgi itu tak dapat diubah?
Dalam liturgi, khususnya Sakramen-Sakramen, ada unsur-unsur yang tidak dapat diubah karena berasal dari penetapan ilahi. Gereja menjadi penjaganya yang setia. Tetapi, terdapat juga unsur-unsur yang bisa diubah dan Gereja mempunyai wewenang, bahkan kadang bertugas untuk menyesuaikannya dengan aneka macam kebudayaan.

SEKSI DUA

TUJUH SAKRAMEN GEREJA

Tujuh Sakramen ialah:
  1. Pembaptisan
  2. Penguatan
  3. Ekaristi Kudus
  4. Tobat
  5. Pengurapan Orang Sakit
  6. Penahbisan
  7. Perkawinan
Sakramen Gereja merupakan buah kurban penyelamatan Yesus di salib. Gereja tempat ketujuh Sakramen itu dirayakan digambarkan dalam tiga lukisan (hlm. 93-94). Pada lukisan di tengah, sebagai pusatnya, tampak salib yang ditinggikan memegang peranan dominan. Di kaki salib, ada Maria yang berduka, didukung oleh Yohanes dan para perempuan kudus. Di belakang, seorang Imam mengurbankan Ekaristi, mengangkat Hosti Kudus setelah konsekrasi untuk menunjukkan bahwa kurban salib dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi dalam rupa roti dan anggur.
Pada gambar kiri, yang menunjukkan salah satu sisi kapel, Sakramen Pembaptisan dan Penguatan sedang diberikan oleh Uskup, juga Sakramen Tobat dilukiskan. Sedangkan pada gambar kanan, tampak Uskup sedang memberikan Sakramen Penahbisan Imamat Suci, selain itu juga dilukiskan Sakramen Perkawinan dan Pengurapan Orang Sakit.
_________________
Roger Van Der Weyden, Triptych of the Seven Sacraments, Koninklijk Museum of the Fine Arts, Anversa.
250. Bagaimana pembagian Sakramen-Sakramen Gereja?
Sakramen-Sakramen dibagi menjadi: Sakramen inisiasi Kristen (Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi Kudus), Sakramen-Sakramen penyembuhan (Tobat dan Pengurapan Orang Sakit), dan Sakramen-Sakramen pelayanan persekutuan dan perutusan (Penahbisan dan Perkawinan). Sakramen-Sakramen menyentuh momen-momen kehidupan penting dalam kehidupan Kristen. Semua Sakramen bermuara pada Ekaristi Kudus ”sebagai tujuannya” (Santo Thomas Aquinas).

BAB SATU

SAKRAMEN-SAKRAMEN INISIASI KRISTEN

251. Bagaimana inisiasi Kristen dilaksanakan?
Inisiasi Kristen dilaksanakan melalui Sakramen-Sakramen yang memberikan dasar hidup Kristen. Orang beriman, yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru dalam Sakramen Pembaptisan, dikuatkan dengan Sakramen Penguatan dan diberi makanan dengan Sakramen Ekaristi.

SAKRAMEN PEMBAPTISAN

252. Apa nama Sakramen inisiasi pertama?
Sakramen ini terutama disebut Pembaptisan karena ritus sentral yang dirayakan. Membaptis artinya ”menenggelamkan” ke dalam air. Seseorang yang dibaptis ditenggelamkan ke dalam kematian Kristus dan bangkit bersama-Nya sebagai ”ciptaan baru” (2Kor 5:17). Sakramen ini juga disebut dengan ”permandian kelahiran kembali dan pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3:5), dan disebut ”penerangan” karena yang dibaptis menjadi ”anak terang” (Ef 5:8).
253. Bagaimana Sakramen Pembaptisan dipralambangkan dalam Perjanjian Lama?
Dalam Perjanjian Lama, pembaptisan dipralambangkan dalam macam-macam hal: dalam air, dilihat sebagai sumber kehidupan dan kematian; dalam bahtera Nuh, yang diselamatkan lewat air; dalam penyeberangan Laut Merah, yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir; dalam penyeberangan Sungai Yordan, yang membawa Israel ke Tanah Terjanji yang menggambarkan kehidupan kekal.
254. Siapa yang menggenapi pralambang ini?
Semua pralambang Perjanjian Lama digenapi dalam diri Yesus Kristus. Pada awal kemunculan Yesus di muka umum, Ia membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Di kayu salib, darah dan air, yang merupakan lambang Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Ekaristi, mengalir keluar dari lambung yang ditikam. Sesudah kebangkitan, Ia memberikan perutusan ini kepada para Rasul-Nya: ”Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka atas nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19).
255. Kapan mulainya dan kepada siapa Gereja melayani Sakramen Pembaptisan?
Sejak hari Pentekosta, Gereja melayani Sakramen Pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
256. Apa ritus pokok Sakramen Pembaptisan?
Ritus pokok Sakramen ini ialah membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucapkan atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
257. Siapa yang berhak mendapatkan Sakramen Pembaptisan?
Setiap orang yang belum dibaptis dapat dibaptis.
258. Mengapa Gereja membaptis bayi?
Gereja membaptis bayi karena ia lahir dengan dosa asal. Bayi perlu dibebaskan dari kekuasaan si Jahat, dan dibawa ke dalam lingkungan kebebasan yang menjadi milik anak-anak Allah.
259. Apa yang diperlukan bagi seseorang untuk dibaptis?
Setiap orang yang mau dibaptis diminta untuk mengucapkan pengakuan iman. Ini dilakukan secara pribadi untuk orang dewasa, atau oleh orang tua dan Gereja untuk bayi. Walibaptis dan seluruh komunitas gerejawi ikut bertanggung jawab atas persiapan Sakramen Pembaptisan (masa katekumenat) dan atas perkembangan dan penjagaan iman dan rahmat yang diberikan pada saat Sakramen Pembaptisan.
260. Siapa yang dapat membaptis?
Pelayan Sakramen Pembaptisan yang biasa ialah Uskup dan Imam. Dalam Gereja Latin, Diakon juga dapat membaptis. Dalam kasus mendesak, setiap orang dapat membaptis dengan syarat dia mempunyai intensi melaksanakan apa yang dilakukan oleh Gereja. Ini dilaksanakan dengan menuangkan air ke atas kepala calon baptis dengan mengucapkan formula Trinitaris untuk Sakramen Pembaptisan: ”Aku membaptis engkau atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”.
261. Apakah Sakramen Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan?
Sakramen Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan bagi mereka yang sudah mendengar pewartaan Injil dan mempunyai kemungkinan untuk meminta Sakramen itu.
262. Mungkinkah diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan?
Karena Kristus wafat untuk keselamatan semua orang, yang diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan adalah mereka yang meninggal karena iman (Pembaptisan Darah), para katekumen, dan mereka yang bahkan tidak mengenal Kristus dan Gereja mencari Allah dengan sungguh-sungguh di bawah tuntunan rahmat dan berusaha melaksanakan kehendak-Nya (Pembaptisan Rindu). Gereja dalam liturgi mempercayakan anak-anak yang meninggal tanpa Sakramen Pembaptisan ke dalam kerahiman Allah.
263. Apa buah Sakramen Pembaptisan?
Sakramen Pembaptisan menghapuskan dosa asal, semua dosa pribadi, dan semua hukuman karena dosa. Hal ini membuat orang yang dibaptis ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi Tritunggal melalui rahmat pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya. Seseorang ikut ambil bagian dalam imamat Kristus dan menerima dasar persatuan dengan semua orang Kristen. Ia menerima keutamaan teologal dan anugerah-anugerah Roh Kudus. Seseorang yang dibaptis menjadi milik Kristus selamanya. Dia ditandai dengan meterai Kristus yang tak dapat dihapuskan.
264. Apa arti nama Kristen yang diterima waktu menerima Sakramen Pembaptisan?
Nama itu penting karena Allah mengenal masing-masing dari kita dengan nama, yaitu dalam keunikan sebagai pribadi. Dalam Sakramen Pembaptisan, seorang Kristen menerima namanya dalam Gereja. Lebih baik jika nama dari seorang santo atau santa yang bisa menjadi model kesucian bagi yang dibaptis dan dapat menjadi pengantara di hadapan Allah.

SAKRAMEN PENGUATAN

265. Apa peran Sakramen Penguatan dalam rencana keselamatan ilahi?
Dalam Perjanjian Lama, para nabi mewartakan bahwa Roh Allah akan turun ke atas Mesias yang dinantikan dan ke seluruh umat mesianis. Seluruh hidup Yesus dijalani dalam persatuan total dengan Roh Kudus. Para Rasul menerima Roh Kudus pada hari Pentekosta dan mewartakan karya agung Allah (Kis 2:11). Mereka memberikan anugerah Roh yang sama kepada orang yang baru dibaptis dengan penumpangan tangan. Selama berabad-abad, Gereja terus menjalani hidup dalam Roh dan menurunkan-Nya kepada anak-anaknya.
266. Mengapa Sakramen ini disebut dengan “Pengurapan” atau “Penguatan”?
Disebut dengan “Pengurapan” (dalam Gereja-Gereja Timur, artinya mengurapi dengan Myron suci, atau disebut juga dengan krisma suci) karena ritus pokok Sakramen ini ialah pengurapan dengan minyak suci (krisma). Disebut dengan “Penguatan” karena Sakramen ini bertujuan untuk menguatkan dan memperkokoh rahmat Sakramen Pembaptisan.
267. Apa ritus pokok Sakramen Penguatan?
Ritus pokok Sakramen Penguatan ialah pengurapan dengan minyak Krisma Suci (minyak yang dicampur dengan balsam dan diberkati Uskup), yang dilaksanakan dengan penumpangan tangan oleh pelayan Gereja yang mengucapkan kata-kata sakramental dari ritus tersebut. Di Gereja Barat, pengurapan ini diberikan di dahi orang yang sudah dibaptis dengan kata-kata: ”Semoga engkau dimeteraikan dengan karunia Roh Kudus” (atau diterjemahkan juga dengan: “… (nama), terimalah tanda Karunia Roh Kudus”. Di Gereja-Gereja Timur dari ritus Byzantin, pengurapan ini diberikan juga pada bagian badan yang lain dengan kata-kata: ”Aku menandai engkau dengan karunia Roh Kudus”.
268. Apa buah Sakramen Penguatan?
Buah Sakramen Penguatan ini ialah pencurahan Roh Kudus secara khusus seperti pada hari Pentekosta. Pencurahan ini memberikan meterai yang tak terhapuskan dan menumbuhkembangkan rahmat Sakramen Pembaptisan. Sakramen ini membuat si penerima masuk lebih dalam menjadi putra-putri ilahi, mempererat hubungannya dengan Kristus dan Gereja, dan memperkuat anugerah Roh Kudus di dalam jiwanya. Sakramen ini memberikan kekuatan khusus dalam memberikan kesaksian iman Kristen.
269. Siapa yang dapat menerima Sakramen ini?
Hanya mereka yang sudah dibaptis dapat menerima Sakramen Penguatan, dan Sakramen ini hanya dapat diterima satu kali saja. Agar penerimaan Sakramen Penguatan berdaya guna, calon harus berada dalam keadaan berahmat.
270. Siapa pelayan Sakramen Penguatan?
Pada dasarnya, pelayan Sakramen Penguatan adalah Uskup. Dengan demikian, nampaklah hubungan antara orang yang menerima Sakramen ini dengan Gereja dalam dimensi apostoliknya. Jika yang melaksanakan Sakramen ini adalah seorang imam, yang biasanya terjadi di Gereja Timur dan dalam kasus-kasus khusus juga terjadi di Barat, hubungan dengan Uskup dan Gereja ini terungkapkan lewat peran Imam sebagai pembantu (kolaborator) Uskup dan lewat minyak Krisma Suci yang diberkati oleh Uskup sendiri.

SAKRAMEN EKARISTI

271. Apa itu Sakramen Ekaristi?
Sakramen Ekaristi adalah kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk mengabadikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam kemuliaan. Dia mempercayakan kepada Gereja kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya. Sakramen Ekaristi merupakan tanda kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah, saat Kristus diterima sehingga jiwa dipenuhi rahmat dan jaminan kemuliaan yang akan datang diberikan kepada kita.
272. Kapan Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi?
Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi pada hari Kamis Putih: ”Pada malam waktu Ia diserahkan” (1Kor 11:23), ketika Yesus merayakan Perjamuan Malam Terakhir bersama para Rasul-Nya.
273. Bagaimana Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi?
Setelah mengumpulkan para Rasul di Cenaculum, Yesus mengambil roti. Dia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, ”Ambillah ini dan makanlah, kamu semua, inilah tubuh-Ku yang akan diserahkan bagimu.” Kemudian, Dia mengambil piala berisi anggur dan berkata: ”Ambillah ini dan minumlah, kamu semua. Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.”
274. Apa yang digambarkan oleh Sakramen Ekaristi dalam kehidupan Gereja?
Sakramen Ekaristi adalah sumber dan puncak semua kehidupan Kristen. Dalam Sakramen Ekaristi, karya pengudusan Allah untuk kita dan ibadah kita kepada-Nya mencapai puncaknya. Sakramen Ekaristi berisikan seluruh harta rohani Gereja, yaitu Kristus, Paskah kita. Persatuan dengan kehidupan ilahi dan kesatuan dengan Umat Allah diungkapkan dan dilaksanakan dalam Sakramen Ekaristi. Melalui Sakramen Ekaristi, kita dipersatukan dengan liturgi surgawi dan dapat mencicipi kehidupan kekal.
275. Apa nama-nama dari Sakramen ini?
Kekayaan yang tak terperikan dari Sakramen ini diungkapkan dengan bermacam-macam nama yang menunjuk kepada berbagai macam segi. Nama yang paling umum adalah Sakramen Ekaristi, Ekaristi Kudus, Perjamuan Allah, Pemecahan Roti, Perayaan Ekaristi, Kenangan akan sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan, Kurban Kudus, Liturgi Kudus dan Ilahi, Misteri Kudus, Sakramen Altar yang Paling Kudus, dan Komuni Kudus.
276. Bagaimana Sakramen Ekaristi itu sesuai dengan rencana penyelamatan ilahi?
Ekaristi sudah dipralambangkan dalam Perjanjian Lama terutama dalam Perjamuan Paskah yang dirayakan setiap tahun oleh orang Yahudi dengan roti tak beragi untuk mengenang kepergian mereka dari Mesir, yang terburu-buru tapi membebaskan. Yesus mengisahkan hal ini dalam pengajaran-Nya, dan Dia menetapkannya ketika merayakan Perjamuan Malam Terakhir dengan para Rasul-Nya dalam perjamuan Paskah. Gereja, yang setia kepada perintah Allahnya, ”Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1Kor 11:24), selalu merayakan Ekaristi khususnya pada hari Minggu, hari kebangkitan Yesus.
277. Bagaimana melaksanakan perayaan Sakramen Ekaristi Kudus?
Ekaristi terbagi menjadi dua bagian besar yang membentuk satu ibadah. Liturgi Sabda berisi pewartaan dan mendengarkan Sabda Allah. Liturgi Ekaristi terdiri dari persembahan roti dan anggur, doa atau Anafora yang mencakup kata-kata Konsekrasi dan Komuni.
278. Siapa pelayan perayaan Sakramen Ekaristi?
Pemimpin perayaan Ekaristi adalah seorang Imam tertahbis (Uskup atau Pastor) yang ditahbiskan secara sah, yang bertindak dalam Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja.
279. Apa unsur-unsur pokok yang diperlukan untuk merayakan Sakramen Ekaristi?
Unsur-unsur pokok adalah roti gandum dan anggur murni.
280. Dalam arti apakah Sakramen Ekaristi merupakan kenangan kurban Kristus?
Ekaristi merupakan kenangan dalam arti menghadirkan dan mengaktualkan kurban yang dipersembahkan oleh Kristus kepada Bapa di kayu salib, satu kali untuk selamanya demi umat manusia. Ciri khas kurban Ekaristi Kudus dinyatakan dalam kata-kata penetapannya: ”Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu” dan ”Cawan ini adalah perjanjian baru oleh Darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20). Kurban salib dan kurban Ekaristi adalah kurban yang satu dan sama. Imam dan kurban adalah sama, hanya cara persembahannya berbeda: dengan cara berdarah pada kurban salib, dengan cara yang tak berdarah pada Sakramen Ekaristi.
281. Dengan cara bagaimana Gereja berpartisipasi dalam kurban Ekaristi?
Dalam Sakramen Ekaristi, kurban Kristus juga menjadi kurban anggota-anggota Tubuh-Nya. Kehidupan kaum beriman, pujian, doa-doa, tindakan, pekerjaan mereka, dipersatukan dengan kehidupan Kristus. Sejauh merupakan sebuah kurban, Sakramen Ekaristi juga dipersembahkan untuk semua umat beriman, yang hidup dan yang mati, untuk pengampunan dosa-dosa semua orang dan untuk mendapatkan anugerah rohani dan jasmani dari Allah. Gereja di surga juga dipersatukan dengan persembahan Kristus ini.
282. Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak ada bandingannya. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial: dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, hadirlah secara sakramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur, Kristus seutuhnya, Allah dan Manusia.
283. Apakah arti transubstansiasi?
Transubstansiasi berarti perubahan seluruh substansi roti ke dalam substansi Tubuh Kristus dan seluruh substansi anggur ke dalam substansi Darah Kristus. Perubahan ini terjadi dalam doa Ekaristis (Doa Syukur Agung) melalui efektivitas kata-kata Kristus dan karya Roh Kudus. Namun demikian, karakteristik luar roti dan anggur, yang disebut sebagai ”rupa ekaristis” (eucharistic species), tetap tidak berubah. Istilah ”rupa” digunakan sejak Konsili Trente (1545–1563) untuk mengidentifikasi karakteristik luar, yaitu ukuran, berat, warna, ketahanan, dan bau, dari roti dan anggur yang digunakan dalam Ekaristi, yang tetap sama sebelum dan sesudah transubstansiasi.
284. Apakah pemecahan roti itu juga membagi Kristus?
Pemecahan roti tidak membagi Kristus. Dia hadir secara penuh dan lengkap dalam setiap ”rupa ekaristis” (yaitu roti dan anggur) dan dalam setiap bagiannya.
285. Berapa lama kehadiran Kristus dalam Sakramen Ekaristi?
Kehadiran Kristus terus berlanjut selama ”rupa ekaristis” (yaitu roti dan anggur) tetap ada.
286. Penghormatan macam apa yang selayaknya diberikan kepada Sakramen Ekaristi?
Penghormatan yang layak diberikan kepada Sakramen Ekaristi, baik selama perayaan atau di luar itu, adalah penyembahan latria, yaitu penyembahan yang layak diberikan kepada Allah. Gereja sangat menghormati Hosti yang sudah dikonsakrir. Gereja membawanya kepada orang yang sakit dan mereka yang tidak mungkin berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi; juga menakhtakan dalam adorasi umat beriman, dan mengaraknya dalam prosesi. Gereja menganjurkan umat beriman untuk mengunjungi dan menghormati Sakramen Mahakudus yang disimpan dalam tabernakel.
287. Mengapa Sakramen Ekaristi Kudus itu Perjamuan Paskah?
Sakramen Ekaristi Kudus itu perjamuan Paskah sejauh Kristus menghadirkan Paskah-Nya secara sakramental dan memberikan kepada kita Tubuh dan Darah-Nya, yang diberikan sebagai makanan dan minuman, yang mempersatukan kita dengan Diri-Nya dan satu sama lain dalam kurban-Nya.
288. Apakah arti altar?
Altar adalah simbol Kristus yang hadir, baik sebagai kurban persembahan (altar kurban) dan sebagai makanan dari surga yang diberikan kepada kita (meja perjamuan Allah).
289. Bilamana Gereja mengharuskan anggota-anggotanya berpartisipasi dalam perayaan Sakramen Ekaristi Kudus?
Gereja mengharuskan warga-Nya untuk berpartisipasi dalam perayaan Sakramen Ekaristi Kudus setiap Minggu, dan pada hari-hari suci yang diwajibkan, serta menganjurkan juga pada hari-hari lainnya.
290. Bilamana seseorang harus menyambut Komuni Kudus?
Gereja menganjurkan kaum beriman, jika mereka mempunyai disposisi yang dituntut, menerima Komuni Kudus setiap kali mereka berpartisipasi dalam Ekaristi Kudus. Tetapi, Gereja mewajibkan mereka menerima Komuni Kudus paling sedikit satu kali dalam setahun selama masa Paskah.
291. Syarat apa yang dituntut untuk menyambut Komuni Kudus?
Untuk menerima Komuni Kudus, seseorang harus secara penuh tergabung dalam Gereja Katolik, dan dalam keadaan rahmat, yaitu tanpa kesadaran akan dosa yang mendatangkan maut. Setiap orang yang sadar melakukan dosa berat harus menerima Sakramen Rekonsiliasi lebih dahulu sebelum menerima Komuni. Hal yang juga penting bagi mereka yang hendak menerima Komuni Kudus adalah suasana hening dan doa, selain itu perlu memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja dan sikap tubuh (tata gerak dan pakaian) yang pantas sebagai tanda penghormatan di hadapan Kristus.
292. Apa buah-buah Komuni Kudus?
Komuni Kudus mempererat kesatuan kita dengan Kristus dan dengan Gereja-Nya. Kecuali itu, juga menjaga dan memperbarui hidup rahmat yang diperoleh pada saat menerima Sakramen Pembaptisan dan Penguatan, dan membuat kita berkembang dalam cinta kepada sesama, memperkuat kita dalam cinta kasih, menghapus dosa-dosa ringan, dan menjaga kita dari bahaya dosa berat di masa depan.
293. Bagaimana kemungkinan memberikan Komuni Kudus kepada orang Kristen yang lain?
Pelayan Katolik boleh memberikan Komuni Kudus secara legitim kepada anggota Gereja Timur yang tidak dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik jika mereka memintanya dengan kehendak mereka sendiri dan mempunyai disposisi yang memenuhi syarat. Pelayan Katolik boleh memberikan Komuni Kudus secara legitim kepada anggota komunitas gerejawi lainnya hanya jika, dalam keperluan yang mendesak, mereka memintanya atas kemauan sendiri, mempunyai disposisi yang dituntut, dan ada tanda yang jelas bahwa mereka juga mempunyai iman yang sama mengenai Sakramen Ekaristi.
294. Mengapa Ekaristi merupakan ”jaminan untuk kemuliaan yang akan datang”?
Ekaristi merupakan jaminan untuk kemuliaan yang akan datang karena Ekaristi memberikan berkat dan rahmat surgawi kepada kita, memperkuat kita dalam peziarahan kita dalam kehidupan ini dan membuat kita rindu akan kehidupan kekal. Ekaristi mempersatukan kita dengan Kristus yang duduk di sisi kanan Bapa, dengan Gereja di surga, dengan Perawan Maria yang Terberkati, dan dengan semua santo-santa.
Dalam Ekaristi, kita ”memecah-mecah satu roti yang memberi kita obat keabadian, penawar racun kematian, dan makanan yang membuat kita hidup selamanya dalam Yesus Kristus.”
(Santo Ignatius dari Antiokhia)

BAB DUA

SAKRAMEN-SAKRAMEN PENYEMBUHAN

295. Mengapa Kristus menetapkan Sakramen Pengampunan Dosa dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit?
Kristus, Sang Penyembuh jiwa dan badan kita, menetapkan Sakramen-Sakramen ini karena kehidupan baru yang Dia berikan kepada kita dalam Sakramen-Sakramen inisiasi Kristiani dapat melemah, bahkan hilang karena dosa. Karena itu, Kristus menghendaki agar Gereja melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatan-Nya melalui Sakramen-Sakramen ini

SAKRAMEN TOBAT

296. Apa nama Sakramen ini?
Namanya Sakramen Penebusan Dosa, Sakramen Rekonsiliasi, Sakramen Pengampunan, Sakramen Pengakuan, dan Sakramen Tobat.
297. Mengapa ada Sakramen Rekonsiliasi setelah Sakramen Pembaptisan?
Karena rahmat kehidupan baru yang diterima dalam Sakramen Pembaptisan tidak menghapuskan kelemahan kodrat manusia dan juga kecenderungan kepada dosa (yang disebut konkupisensi), Kristus menetapkan Sakramen ini untuk pertobatan orang yang dibaptis yang terpisah dari Dia karena dosa.
298. Kapankah Kristus menetapkan Sakramen Rekonsiliasi?
Tuhan yang sudah bangkit menetapkan Sakramen ini pada malam Paskah ketika Dia menampakkan Diri kepada para Rasul dan berkata kepada mereka: ”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:23).
299. Apakah orang yang dibaptis itu membutuhkan pertobatan?
Panggilan Kristus untuk pertobatan terus berlangsung selama hidup orang yang dibaptis. Pertobatan merupakan kewajiban terus-menerus bagi seluruh Gereja. Gereja itu kudus, tetapi di dalamnya juga termasuk orang-orang berdosa.
300. Apa itu pertobatan batin?
Silih batin (interior penitence), atau sering disebut juga sebagai pertobatan batin, ialah suatu dinamika ”hati yang patah dan remuk (Mzm 51:19) yang digerakkan oleh rahmat ilahi untuk menjawab cinta yang penuh kerahiman dari Allah. Pertobatan ini mengandung penyesalan akan dosa-dosa yang telah dilakukan, niat yang kuat untuk tidak berdosa lagi di masa datang, dan percaya akan pertolongan Allah. Orang yang bertobat ini berharap penuh kepada kerahiman ilahi.
301. Apa bentuk-bentuk silih dalam kehidupan Kristen?
Perbuatan silih dapat diungkapkan dalam macam-macam bentuk, tetapi terutama dalam puasa, doa, dan memberi derma. Bentuk-bentuk itu dan banyak bentuk yang lainnya dapat dipraktekkan dalam kehidupan seorang Kristen, secara khusus selama masa Puasa dan pada hari Jumat, hari silih.
302. Apa unsur-unsur pokok Sakramen Rekonsiliasi?
Unsur-unsur pokok itu ada dua: tindakan orang yang datang dan bertobat melalui karya Roh Kudus dan absolusi (pengampunan dosa) dari Imam yang bertindak atas nama Kristus untuk memberikan pengampunan, menentukan cara untuk berbuat silih atas dosa-dosa yang diperbuatnya.
303. Apa yang harus dilakukan oleh orang yang mengaku dosa (peniten)?
Yang harus dilakukan adalah: pemeriksaan batin yang saksama; pertobatan (atau penyesalan) akan sempurna jika motivasinya cinta akan Allah; tidak sempurna jika berdasarkan pada motivasi-motivasi lainnya dan disertai niat yang tulus untuk tidak berdosa lagi; pengakuan terdiri dari menyatakan dosa-dosanya kepada Imam dan perbuatan silih atau laku tapa yang diusulkan oleh bapa pengakuan kepada orang yang bertobat untuk memperbaiki ”kerusakan” yang terjadi akibat dosa.
304. Dosa-dosa apa yang harus diakukan?
Semua dosa berat yang belum diakukan yang disadari melalui pemeriksaan batin yang teliti harus dibawa ke dalam Sakramen Tobat. Pengakuan dosa-dosa berat merupakan satu-satunya cara yang biasa untuk mendapatkan pengampunan.
305. Kapankah kita harus mengakukan dosa berat?
Setiap umat beriman yang sudah mencapai umur diskresi (mampu membedakan antara yang baik dan yang jahat) terikat untuk mengakukan dosa-dosa beratnya paling sedikit sekali setahun dan selalu dilakukan sebelum menerima Komuni Kudus.
306. Mengapa, dalam pengakuan dosa, kita juga perlu mengakukan dosa-dosa ringan?
Walaupun pengakuan dosa-dosa ringan bukanlah keharusan dalam arti mutlak, namun hal tersebut sangat dianjurkan oleh Gereja, karena bisa membantu kita untuk membentuk suara hati yang benar dan melawan kecenderungan jahat. Ini membantu kita untuk disembuhkan oleh Kristus dan berkembang maju dalam kehidupan rohani.
307. Siapa pelayan Sakramen ini?
Kristus telah mempercayakan pelayanan Rekonsiliasi ini kepada para Rasul-Nya, kepada para Uskup yang menjadi pengganti-pengganti para Rasul dan kepada para imam, rekan sekerja Uskup. Mereka ini menjadi alat kerahiman dan kebenaran Allah. Mereka melaksanakan kuasa pengampunan dosa atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
308. Siapakah yang berkuasa memberi pengampunan atas dosa-dosa berat tertentu ?
Pengampunan atas dosa-dosa berat tertentu (misalnya, bagi mereka yang dihukum ekskomunikasi) merupakan kewenangan Takhta Suci atau Uskup setempat atau Imam yang diberi kuasa khusus oleh mereka. Meskipun demikian, setiap Imam dapat memberikan pengampunan atas semua dosa dan hukuman ekskomunikasi, kepada orang beriman yang berada dalam bahaya maut.
309. Apakah bapa pengakuan terikat oleh rahasia?
Mengingat kelembutan dan keagungan pelayanan ini, serta hormat yang harus diberikan kepada pribadi manusia, setiap bapa pengakuan, tanpa kecuali dan di bawah ancaman hukuman yang amat berat, terikat untuk memegang teguh ”meterai pengakuan” yang berarti kerahasiaan mutlak tentang dosa-dosa yang diungkapkan kepadanya dalam pengakuan.
310. Apa buah Sakramen ini?
Buah Sakramen Tobat ialah: berdamai kembali dengan Allah karena itu juga berarti pengampunan dosa-dosa, dan berdamai kembali dengan Gereja; pemulihan keadaan rahmat jika keadaan itu sudah hilang karena dosa, penghapusan hukuman kekal karena dosa-dosa berat dan penghapusan, paling sedikit untuk sebagian, hukuman sementara sebagai akibat dosa. Sakramen ini juga memberikan kedamaian, ketenangan suara hati, penghiburan rohani, dan bertambahnya kekuatan rohani untuk berjuang dalam kehidupan Kristen.
311. Dalam kasus tertentu, dapatkah Sakramen Rekonsiliasi dilaksanakan dengan pengakuan umum dan absolusi kolektif?
Dalam kasus kebutuhan yang amat mendesak (seperti dalam bahaya maut), perayaan komunal dari Rekonsiliasi bisa dilakukan dengan pengakuan umum dan absolusi kolektif, sejauh norma-norma Gereja dipatuhi dan ada niat mengakukan secara pribadi dosa-dosa berat pada saat yang memungkinkan.
312. Apa itu indulgensi?
Indulgensi ialah pengurangan hukuman sementara di hadapan Allah atas dosa-dosa yang kesalahannya sudah diampuni. Dengan syarat-syarat tertentu, umat beriman bisa mendapatkan indulgensi ini bagi dirinya sendiri atau bagi orang-orang yang sudah meninggal. Indulgensi ini diberikan melalui pelayanan Gereja yang, sebagai penyalur rahmat penebusan, membagikan kekayaan rahmat Kristus dan orang-orang kudus.

SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT

313. Bagaimana Perjanjian Lama memandang penyakit?
Dalam Perjanjian Lama, penyakit dialami manusia sebagai tanda keterbatasan dirinya dan sekaligus dipahami sebagai sesuatu yang terikat dengan dosa. Para nabi menyadari bahwa penyakit dapat juga mempunyai nilai penebusan bagi dosa-dosanya sendiri dan orang lain. Demikianlah, penyakit ini dialami di hadapan Allah, yang kepada-Nya manusia memohon kesembuhan.
314. Apa makna bela rasa Yesus kepada orang sakit?
Bela rasa Yesus kepada orang sakit dan berbagai penyembuhan yang dilakukan-Nya merupakan suatu tanda nyata bahwa Kerajaan Allah sudah datang bersama-Nya, dan hal itu juga berarti kemenangan terhadap dosa, terhadap penderitaan, dan terhadap kematian. Melalui penderitaan dan kematian-Nya, Yesus memberikan makna baru kepada penderitaan kita, yang, jika dipersatukan dengan penderitaan-Nya, dapat menjadi sarana pemurnian dan penyelamatan bagi kita dan bagi orang lain.
315. Bagaimana sikap Gereja terhadap orang sakit?
Menerima tugas dari Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit, Gereja berusaha melaksanakannya dengan merawat orang sakit dan juga menemani mereka dengan doa permohonan. Terlebih lagi, Gereja memberikan pelayanan Sakramen yang khusus ditujukan bagi orang sakit. Sakramen ini ditetapkan oleh Kristus sendiri, sebagaimana ditegaskan oleh Santo Yakobus : ”Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan” (Yak 5:14).
316. Siapa yang dapat menerima Sakramen pengurapan orang sakit?
Setiap umat beriman dapat menerima Sakramen pengurapan orang sakit jika dia mulai berada dalam bahaya maut karena penyakit atau usia lanjut. Orang beriman yang sakit bisa menerima lagi Sakramen ini samapi beberapa kali, jika penyakitnya bertambah berat atau karena ada penyakit berat lainnya. Upacara sakramen ini, jika memungkinkan, didahului dengan pengakuan dosa pribadi si sakit.
317. Siapa pelayan Sakramen pengurapan orang sakit?
Sakramen ini hanya dapat dilayani oleh Imam tertahbis (Uskup atau Pastor).
318. Bagaimana upacara Sakramen pengurapan orang sakit dilaksanakan?
Upacara Sakramen ini secara esensial terdiri dari pengurapan dengan minyak yang, sedapat mungkin, diberkati oleh Uskup. Pengurapan ini diberikan pada dahi dan kedua tangan si sakit (ritus Roma) atau juga bagian-bagian tubuh lainnya (dalam ritus lainnya) diiringi dengan doa Imam yang memohon rahmat khusus Sakramen ini bagi si sakit.
319. Apa buah dari Sakramen pengurapan orang sakit?
Sakramen pengurapan orang sakit memberikan rahmat khusus yang mempersatukan si sakit lebih erat dengan Pribadi Kristus untuk kebaikannya dan kebaikan seluruh Gereja. Sakramen ini memberikan penghiburan, kedamaian, keberanian, dan bahkan pengampunan dosa jika si sakit tidak mampu mengakukan dosanya. Kadang-kadang jika dikehendaki Allah, Sakramen ini bahkan dapat mengembalikan kesehatan fisik. Secara umum, Pengurapan ini mempersiapkan si sakit untuk perjalanan menuju Rumah Bapa.
320. Apa itu viaticum?
Viaticum adalah Ekaristi Kudus yang diterima oleh mereka yang akan meninggalkan kehidupan dunia ini dan mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju kehidupan kekal. Komuni dalam rupa tubuh dan darah Kristus yang wafat dan bangkit dari mati, yang diterima pada saat keberangkatan dari dunia ini menuju Bapa, merupakan benih kehidupan kekal dan kekuatan kebangkitan.

BAB TIGA

SAKRAMEN UNTUK PELAYANAN PERSEKUTUAN DAN PERUTUSAN

321. Apa sajakah Sakramen-Sakramen untuk pelayanan persekutuan dan perutusan?
Dua Sakramen, Penahbisan dan Perkawinan, memberikan rahmat khusus bagi perutusan tertentu dalam Gereja untuk melayani dan membangun Umat Allah. Sakramen-Sakramen ini memberikan bantuan dengan cara yang khusus kepada persekutuan gerejawi dan keselamatan orang lain.

SAKRAMEN PENAHBISAN

322. Apa itu Sakramen Penahbisan?
Sakramen yang melaluinya perutusan yang dipercayakan Kristus pada para Rasul-Nya terus dilaksanakan dalam Gereja sampai akhir zaman.
323. Mengapa Sakramen ini disebut dengan Penahbisan?
Tahbisan (orders) menunjukkan suatu tingkatan dalam tubuh gereja yang dimasuki oleh seseorang melalui upacara pengudusan khusus (ordination). Melalui rahmat khusus dari Roh Kudus, Sakramen ini membuat orang yang ditahbiskan mampu melaksanakan kuasa suci atas nama dan dengan wewenang Kristus untuk pelayanan Umat Allah.
324. Di mana tempat Sakramen Penahbisan dalam rencana penyelamatan ilahi?
Sakramen ini sudah dipralambangkan dalam Perjanjian Lama dalam pelayanan para Levi, dalam imamat Harun, dan dalam penetapan tujuh puluh ”Penatua” (Bil 11:25). Pralambang awal ini mencapai pemenuhannya dalam diri Yesus Kristus yang melalui kurban salib-Nya merupakan ”satu pengantara antara Allah dan manusia” (1Tim 2:5), ”Imam Besar menurut peraturan Melkisedek” (Ibr 5:10). Imamat Kristus yang tunggal dihadirkan melalui imamat jabatan.
”Hanya Kristuslah Imam yang sejati, yang lainnya hanyalah pembantu-pembantu-Nya.”
(Santo Thomas Aquinas)
325. Apa tingkatan-tingkatan dalam Sakramen Penahbisan?
Sakramen Penahbisan terdiri dari tiga tingkatan yang tak tergantikan dalam struktur organik Gereja, yaitu: Episkopat, Presbiterat, dan Diakonat.
326. Apa buah Penahbisan Episkopat?
Penahbisan episkopat memberikan kepenuhan Sakramen Penahbisan. Penahbisan ini menyebabkan seorang Uskup menjadi penerus sah para Rasul dan  mengintegrasikannya ke dalam kolegium para Uskup untuk bersama-sama dengan Paus melayani seluruh Gereja. Penahbisan ini memberikan kepadanya wewenang mengajar, menguduskan, dan memerintah.
327. Apa wewenang yang diserahkan kepada seorang Uskup dalam Gereja partikular?
Uskup yang diserahi tanggung jawab untuk mengurus Gereja partikular merupakan kepala yang kelihatan dan dasar kesatuan bagi Gereja partikular tersebut. Demi Gereja dan sebagai wakil Kristus, seorang Uskup menjalankan wewenangnya sebagai gembala dibantu oleh para Imam dan Diakon.
Yang dimaksud sebagai Gereja-gereja partikular (kadang disebut juga sebagai gereja lokal) terutama adalah keuskupan-keuskupan. Dengan keuskupan-keuskupan ini, disamakanlah prelatur teritorial dan keabasan teritorial, vikariat apostolik dan prefektur apostolik, dan juga administrasi apostolik yang didirikan secara tetap.
(bdk. Kanon 368)
328. Apa buah Penahbisan Presbiterat?
Pengurapan Roh Kudus memeteraikan Imam dengan suatu meterai rohani yang tak dapat dihapuskan dan yang menjadikan dia serupa dengan Kristus sang Imam Agung, dan membuatnya mampu bertindak atas nama Kristus sang Kepala. Sebagai rekan kerja Uskup, dia ditahbiskan untuk mewartakan Injil, melaksanakan upacara liturgi, terutama Sakramen Ekaristi, dari sinilah dia mendapatkan kekuatan dalam pelayanannya, dan menjadi gembala umat beriman.
329. Bagaimana Imam melaksanakan pelayanannya?
Seorang Imam, walaupun ditahbiskan untuk perutusan universal, ia melaksanakan pelayanannya dalam Gereja partikular. Pelayanan ini dilakukan dalam persaudaraan sakramental dengan imam lainnya, yang bersama-sama mereka membentuk ”Presbiterat” (: presbiterium). Dalam kesatuan dengan Uskup, dan tergantung padanya, mereka bertanggung jawab atas Gereja partikular.
330. Apa buah Penahbisan Diakonat?
Diakon, yang dipersatukan dengan Kristus sang pelayan untuk semua, ditahbiskan untuk pelayanan Gereja. Di bawah wewenang Uskupnya, seorang Diakon melaksanakan pelayanannya dengan pelayanan Sabda, upacara liturgi, reksa pastoral, dan karya karitatif.
”Adapun tugas diakon, sejauh dipercayakan kepadanya oleh kewibawaan yang berwenang, yakni: menerimakan Babtis secara meriah, menyimpan dan membagikan Ekaristi, atas nama Gereja menjadi saksi perkawinan dan memberkatinya, mengantarkan Komuni suci terakhir kepada orang yang mendekati ajalnya, membacakan Kitab suci kepada kaum beriman, mengajar dan menasehati Umat, memimpin ibadat dan doa kaum beriman, menerimakan sakramen-sakramentali, memimpin upacara jenazah dan pemakaman.”
(Lumen Gentium n° 29)
331. Bagaimana pelaksanaan upacara Sakramen Penahbisan?
Untuk setiap tingkatannya (yaitu: Episkopat, Presbiterat, dan Diakonat), Sakramen Penahbisan dilaksanakan dengan cara penumpangan tangan ke atas kepala orang yang ditahbiskan oleh Uskup, seraya mengucapkan doa agung/meriah Penahbisan. Dengan doa ini, Uskup memohon kepada Allah, bagi orang yang ditahbiskan, pencurahan Roh Kudus dan anugerah Roh yang sesuai dengan pelayanan yang dimaksud oleh Penahbisan tersebut.
332. Siapa yang dapat melayani Sakramen Penahbisan?
Hanya para Uskup yang ditahbiskan secara sah, sebagai pengganti para Rasul, yang dapat melaksanakan Sakramen Penahbisan ini.
333. Siapa yang dapat menerima Sakramen Penahbisan?
Sakramen Penahbisan hanya dapat diterima secara sah oleh seorang pria yang sudah dibaptis. Gereja mengakui bahwa dirinya terikat pada pilihan yang sudah dibuat oleh Tuhan sendiri. Tak seorang pun dapat menuntut untuk menerima Sakramen Penahbisan. Namun hal ini adalah kewenangan otoritas Gereja untuk mempertimbangkan kelayakan para kandidat untuk pelayanan ini.
334. Apakah hidup selibat merupakan tuntutan bagi seseorang yang mau menerima Sakramen Penahbisan?
Untuk episkopat, selibat merupakan tuntutan mutlak. Untuk presbiterat dalam Gereja Latin, yang dipilih adalah orang beriman yang hidup dalam selibat dan yang menghendaki untuk terus menghayatinya ”karena Kerajaan Surga” (Mat 19:12). Untuk presbiterat dalam Gereja-Gereja Timur, perkawinan tidak boleh dilaksanakan setelah seseorang ditahbiskan. Pria yang sudah menikah dapat ditahbiskan menjadi Diakon permanen.
335. Apa buah Sakramen Penahbisan?
Sakramen ini memberikan pencurahan khusus Roh Kudus, yang menjadikan orang yang menerimanya menjadi serupa dengan Kristus dalam ketiga pelayanan-Nya sebagai Imam, Nabi, dan Raja, sesuai dengan tingkatan Sakramen yang diterimanya. Penahbisan menganugerahkan meterai spiritual yang tidak dapat dihapuskan, oleh karena itu Sakramen Penahbisan tidak dapat diulang atau diberikan untuk jangka waktu sementara saja.
336. Dengan wewenang apakah pelayanan imamat jabatan itu dilaksanakan?
Dalam menjalankan tugas pelayanan sucinya, para Imam tertahbis berbicara dan bertindak bukan berdasarkan wewenang mereka sendiri, bukan pula karena mandat atau delegasi komunitas tertentu, namun dalam Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja. Karena itu, imamat jabatan ini berbeda secara esensial, dan tidak hanya dalam tingkatan, dengan imamat umum seluruh umat beriman. Untuk pelayanan umat beriman inilah, Kristus menetapkan Sakramen Penahbisan.

SAKRAMEN PERKAWINAN

337. Apa rencana Allah berkenaan dengan laki-laki dan perempuan?
Allah, yang adalah kasih, telah menciptakan manusia dengan penuh kasih. Ia telah memanggil manusia untuk mengasihi. Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah memanggil mereka, dalam perkawinan, kepada persatuan hidup yang intim dan penuh kasih di antara mereka. ”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu” (Mat 19:6). Allah bersabda dan memberkati mereka: ”Beranak-cuculah dan bertambah banyak” (Kej 1:28).
338. Untuk tujuan apa Allah menetapkan Perkawinan?
Persatuan dalam perkawinan antara laki-laki dan perempuan, yang didasarkan dan disusun sesuai dengan hukum-hukum dari sang Pencipta, menurut kodratnya bertujuan untuk persekutuan dan kebaikan pasangan, dan memberikan keturunan serta mendidik anak-anak. Menurut rencana awal dari Allah, persatuan suami-istri ini tak dapat diceraikan, sebagaimana ditegaskan oleh Yesus Kristus : ”Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan  manusia” (Mrk 10:9).
339. Bagaimana dosa mengancam Perkawinan?
Karena dosa pertama, yang menyebabkan terputusnya persekutuan laki-laki dan perempuan yang dianugerahkan Allah, kesatuan perkawinan sangat sering terancam oleh ketidakharmonisan dan ketidaksetiaan. Namun, dalam kerahiman-Nya yang tanpa batas, Allah memberikan kepada laki-laki dan perempuan rahmat untuk mewujudkan kesatuan hidup mereka selaras dengan rencana ilahi asali.
340. Apa yang diajarkan Perjanjian lama mengenai Perkawinan?
Terutama melalui pengajaran Hukum dan para Nabi, Allah membantu umat-Nya untuk secara bertahap menumbuhkan kesadaran mereka akan kesatuan dan ketakterceraian perkawinan. Perjanjian antara Allah dengan Israel, yang diumpamakan bagaikan perjanjian perkawinan, mempersiapkan dan melambangkan Perjanjian Baru, yang ditetapkan oleh Yesus Kristus, Putra Allah, dengan mempelai-Nya, yaitu Gereja.
341. Unsur baru apa yang diberikan Kristus kepada Perkawinan?
Yesus Kristus tidak hanya mengembalikan tatanan asali dari perkawinan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, tetapi Ia juga mengangkatnya ke dalam martabat Sakramen, Ia memberikan kepada kedua mempelai suatu rahmat khusus untuk menghayati perkawinan mereka sebagai simbol kasih Kristus kepada mempelai-Nya, yaitu Gereja: ”Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana  Kristus telah mengasihi jemaat” (Ef 5:25).
342. Apakah perkawinan merupakan kewajiban semua orang?
Perkawinan bukanlah suatu kewajiban bagi semua orang. Secara khusus, Allah memanggil beberapa laki-laki dan perempuan untuk mengikuti Tuhan Yesus dalam hidup keperawanan dan selibat demi Kerajaan Surga. Mereka ini meninggalkan hal-hal yang baik yang bisa didapatkan dalam hidup perkawinan dalam rangka memusatkan diri pada urusan-urusan Allah dan berusaha menyenangkan-Nya. Dengan demikian, mereka menjadi tanda keutamaan mutlak kasih Kristus dan juga tanda pengharapan akan kedatangan-Nya dalam kemuliaan.
343. Bagaimana upacara Sakramen Perkawinan dilaksanakan?
Karena Perkawinan menetapkan kedua mempelai dalam sebuah status publik kehidupan di dalam Gereja, perayaan liturginya bersifat publik, yaitu: di hadapan seorang Imam (atau seorang saksi yang diberi wewenang oleh Gereja) dan para saksi lainnya.
344. Apakah kesepakatan Perkawinan itu?
Kesepakatan perkawinan diberikan ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan mengungkapkan kehendak untuk saling memberikan diri mereka satu sama lain dengan tujuan untuk hidup bersama dalam perjanjian cinta yang setia dan subur. Karena kesepakatan menyebabkan perkawinan terjadi, kesepakatan itu mutlak perlu dan tidak tergantikan. Agar perkawinan itu sah, obyek dari persetujuan ini haruslah perkawinan yang sejati, dan persetujuan tersebut haruslah merupakan tindakan manusia yang sadar, bebas, tanpa kekerasan dan paksaan.
345. Apa yang diperlukan jika salah satu mempelai bukan Katolik?
Perkawinan campur (antara seorang Katolik dan seorang yang dibaptis bukan Katolik) membutuhkan izin otoritas gerejawi demi layaknya. Dalam kasus disparitas kultus (antara seorang Katolik dan seorang yang tidak dibaptis), diperlukanlah dispensasi demi sahnya. Dalam kedua kasus itu, hal yang pokok ialah kedua belah pihak mengakui dan menerima tujuan pokok dan ciri khas perkawinan. Perlu juga ditekankan bahwa pihak Katolik menerima kewajiban, yang juga sudah diketahui oleh pihak non-Katolik, untuk tetap menghayati imannya dan menjamin pembaptisan serta pendidikan anak-anak mereka secara Katolik.
346. Apa buah Sakramen Perkawinan?
Sakramen Perkawinan menetapkan ikatan yang kekal dan eksklusif antara kedua mempelai. Allah sendirilah yang memeteraikan kesepakatan perkawinan mereka. Karena itu, perkawinan yang sudah dilaksanakan dengan sah (ratum) dan sudah dilengkapi dengan persetubuhan (consumatum) antara dua orang yang sudah dibaptis tidak pernah dapat diceraikan. Terlebih lagi, Sakramen ini memberikan rahmat yang dibutuhkan bagi kedua mempelai untuk mencapai kesucian dalam kehidupan perkawinan mereka dan jika dianugerahi anak-anak, menerima tanggung jawab untuk merawat dan mendidik mereka.
347. Dosa-dosa apakah yang sungguh-sungguh bertentangan dengan Sakramen Perkawinan?
Perzinahan dan poligami bertentangan dengan Sakramen Perkawinan karena kedua hal itu betul-betul berlawanan dengan martabat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan serta berlawanan dengan kesatuan dan eksklusivitas cinta perkawinan. Dosa-dosa lainnya yang termasuk bertentangan dengan Sakramen Perkawinan adalah penolakan secara sadar untuk kemungkinan mempunyai anak, yang bertentangan dengan kesuburan cinta perkawinan yang terbuka akan anugerah anak, dan perceraian, yang bertentangan dengan sifat tak terceraikannya perkawinan.
348. Bilamanakah Gereja mengizinkan perpisahan fisik antara pasangan suami-istri?
Gereja mengizinkan perpisahan fisik pasangan suami-istri jika karena alasan yang serius mereka tidak mungkin hidup bersama, walaupun demikian Gereja mengharapkan mereka untuk melakukan rekonsiliasi. Tetapi selama salah satu dari pasangan itu masih hidup, yang lainnya tidak bebas untuk menikah lagi kecuali jika perkawinan itu dibatalkan dan dinyatakan demikian oleh otoritas Gereja.
349. Apa sikap Gereja terhadap mereka yang bercerai dan kemudian menikah lagi?
Karena setia kepada Tuhannya, Gereja tidak dapat mengakui sebagai perkawinan persatuan dari orang-orang yang telah bercerai dan kemudian menikah lagi secara sipil. ”Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap istrinya itu. Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina” (Mrk 10:11-12). Gereja benar-benar menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap orang-orang tersebut, dan menganjurkan mereka untuk hidup dalam iman, doa, beramal, dan memberikan pendidikan Kristiani bagi anak-anak mereka. Tetapi selama situasi mereka yang secara objektif bertentangan dengan perintah Allah tidak berubah, mereka tidak dapat menerima absolusi Sakramental, menerima Komuni Kudus, atau mengemban tanggung jawab gerejawi tertentu.
350. Mengapa keluarga Kristen disebut sebagai Gereja rumah tangga?
Keluarga Kristen disebut sebagai Gereja rumah tangga (Ecclesia domestica) karena keluarga menampilkan dan mengungkapkan kodrat Gereja sebagai keluarga Allah, yang hidup dalam persekutuan dan kekeluargaan. Setiap anggota keluarga, sesuai dengan perannya masing-masing, melaksanakan imamat baptisan dengan memberikan sumbangan untuk menjadikan keluarganya itu sebagai sebuah komunitas rahmat dan doa, sekolah keutamaan manusiawi dan Kristiani, suatu tempat di mana iman pertama kali diwartakan kepada anak-anak.

BAB EMPAT

UPACARA-UPACARA LITURGI LAINNYA

SAKRAMENTALI

351. Apa itu Sakramentali?
Sakamentali adalah tanda-tanda suci yang ditetapkan oleh Gereja untuk menguduskan berbagai macam situasi kehidupan. Sakramentali terdiri dari suatu doa yang diiringi dengan tanda salib dan tanda-tanda lainnya. Di antara berbagai Sakramentali, pemberkatan-pemberkatan mendapatkan tempat yang penting. Pemberkatan-pemberkatan itu merupakan sebuah pujian kepada Allah dan suatu doa untuk memperoleh karunia-Nya. Dengan cara yang sama, ada pula berbagai macam pengudusan (konsekrasi) bagi orang-orang dan juga pengudusan bagi obyek-obyek yang penggunaannya dikhususkan untuk ibadah kepada Allah.
352. Apa itu pengusiran setan (exorcisme)?
Pengusiran setan (exorcisme) terjadi manakala Gereja meminta, dengan otoritasnya, dalam nama Yesus bahwa seseorang atau suatu obyek tertentu dilindungi terhadap kuasa si Jahat dan dibebaskan dari cengkeraman si Jahat. Dalam bentuk biasa, hal ini dilaksanakan dalam ritus Sakramen Pembaptisan. Exorcisme khusus, yang disebut exorsisme agung (major exorcism), hanya bisa dilaksanakan oleh seorang Imam yang diberi wewenang oleh Uskup.
353. Bentuk-bentuk kesalehan populer macam apa yang mengiringi hidup Sakramental Gereja?
Cita rasa religius umat Kristen selalu terungkap dalam berbagai macam bentuk kesalehan yang mengiringi hidup Sakramental Gereja, misalnya penghormatan terhadap relikwi, kunjungan ke tempat-tempat suci, ziarah, prosesi, jalan salib, dan rosario. Gereja memberikan terang iman dan mendukung perkembangan bentuk-bentuk otentik dari kesalehan populer ini.

PEMAKAMAN KRISTEN

354. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dan kematian orang Kristen?
Orang Kristen yang meninggal dalam Kristus, pada akhir eksistensinya di dunia ini, mencapai kepenuhan kehidupan baru yang sudah dimulai dalam Sakramen Pembaptisan, diperkuat dengan Sakramen Penguatan, dan diberi makan dengan Ekaristi yang merupakan antisipasi dari perjamuan surgawi. Makna kematian orang Kristen menjadi jelas dalam terang wafat dan kebangkitan Kristus, satu-satunya harapan kita. Orang Kristen yang meninggal dalam Kristus Yesus pergi ”beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (2Kor 5:8).
355. Apa yang diungkapkan oleh ritus pemakaman Kristen?
Walaupun dilaksanakan dalam bermacam-macam ritus yang berbeda sesuai dengan situasi dan tradisi setempat, pemakaman mengungkapkan karakter Paskah dari kematian seorang Kristen dalam pengharapan akan kebangkitan. Pemakaman juga menampilkan makna persekutuan dengan orang yang sudah meninggal tersebut, yang secara khusus terungkap melalui doa untuk pemurnian jiwanya.
356. Apa momen-momen utama dalam ritus pemakaman?
Pada umumnya, ritus pemakaman terdiri dari empat momen utama: penyambutan jenazah oleh jemaat yang disertai dengan kata-kata penghiburan dan pengharapan, liturgi Sabda, kurban Ekaristi, dan perpisahan, yaitu saat dimana jiwa orang yang meninggal dipercayakan kepada Allah, Sumber kehidupan kekal, sementara jenazah dimakamkan dalam pengharapan akan kebangkitan.
  
Ilustrasi ini menggambarkan Perjamuan Malam Terakhir dengan penetapan Ekaristi dalam sebuah ruang besar dengan permadani menutup lantai (bdk. Mrk 14:15).
”Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: ’Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku’. Sesudah itu, Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya ke- pada mereka dan berkata: ’Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang  ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa’.” (Mat 26:26-28).
Dalam lukisan ini, Yesus duduk bersama para Rasul di sekitar meja yang berbentuk piala. Di meja, terletak roti dan anggur. Ruangan yang digambarkan dengan latar belakang arsitektur yang dikerjakan dengan teliti, bangunan dan tabernakel bundar dengan tujuh tiang melambangkan Gereja, tempat tinggal Kristus Ekaristi. Ada detail yang cukup berarti, Rasul Yohanes menyandarkan kepalanya ke dada Yesus (bdk. Yoh 13:25). Yohanes menampakkan persatuan cinta yang dihasilkan Ekaristi dalam diri umat beriman. Ini merupakan jawaban murid terhadap undangan Sang Guru.
”Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. … Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku” (Yoh 15:5.9-10).
Ekaristi adalah persekutuan dengan Yesus dan makanan rohani untuk menunjang umat beriman dalam perjuangan hidupnya untuk menaati perintah-perintah-Nya.
”Juru Selamat … selalu dan sepenuhnya hadir bagi mereka yang hidup dalam Dia. Dia mencukupi setiap kebutuhan mereka. Dia adalah segalanya bagi mereka dan tidak akan membiark an mereka memalingkan muka mereka kepada hal-hal lain atau mencari sesuatu yang terpisah dari-Nya. Bagi para kudus, betul-betul tak ada sesuatu pun yang lain yang mereka butuhkan kecuali hanya Dia; Dia memberi mereka kehidupan dan perkembangan; Dia memberi mereka makan; Dia merupakan cahaya dan napas mereka; Dia membentuk gambaran Diri-Nya dalam diri mereka; Dia menyinari mereka dengan sinar-Nya dan kemudian menampakkan Diri-Nya kepada mereka. Dia sekaligus makanan dan Dia yang memberi makan. Dialah yang memberikan roti kehidupan dan yang Dia berikan itu Diri-Nya, kehidupan dari segala yang hidup, keharuman bagi yang menghirup, pakaian bagi mereka yang akan memakainya. Sekali lagi, Dialah yang membuat kita mampu berjalan dan Dialah jalan dan juga tempat istirahat, dan tujuan akhir. Kita adalah anggota-anggota-Nya, Dia adalah Kepala. Apakah perlu bertempur? Dia bertempur bersama dengan kita, dan Dialah yang memaklumkan kemenangan kepada mereka yang layak menerima kehormatan. Apakah kita menang? Lihatlah, Dialah mahkota kemenangan. Jadi dari setiap arah, Dia membimbing pikiran kita kembali kepada-Nya, dan Dia tidak akan membiarkan kita berpaling kepada hal-hal lain ataupun ditangkap oleh cinta akan sesuatu yang lain. … Dari apa yang sudah kita katakan seharusnya menjadi jelas bahwa hidup dalam Kristus tidak hanya berkenaan dengan masa yang akan datang, tetapi Dia sungguh sudah hadir bagi para Kudus yang hidup dan berkarya di dalamnya” (N. Cabasilas, Hidup dalam Kristus, 1, 13-15).
___________
Jacob Copista, Illustration from the Tetraevangelo, Library of the Mechitarist Fathers, Vienna.

BAGIAN TIGA

HIDUP DALAM KRISTUS

SEKSI SATU

PANGGILAN MANUSIA: HIDUP DALAM ROH

Maria, Panhagia (seluruhnya kudus) merupakan karya agung Roh Kudus (Panhagion). Eksistensinya, sejak dikandung tanpa noda sampai dengan kenaikannya yang mulia ke surga, ditopang sepenuh-penuhnya oleh cinta Allah. Roh cinta Bapa dan Putra menjadikan Maria suatu ciptaan baru, yaitu Hawa yang baru. Hati dan pikirannya diarahkan kepada pujian dan ketaatan kepada Bapa surgawi. Dia adalah anak-Nya yang terkasih dan dikhususkan untuk menerima dan melayani Putra. Dia adalah ibu dan sekaligus murid-Nya. Jiwanya juga diarahkan kepada penyerahan dan kerja sama dengan Roh Kudus, dan bagi-Nya Maria adalah tempat suci yang sangat berharga.
Dalam lukisan ini, Maria dikelilingi oleh para malaikat yang sedang memainkan alat-alat musik dan berpesta, kepalanya bermahkotakan cinta ilahi Roh Kudus, yang disimbolkan oleh burung merpati. Maria adalah bunda dan pelindung Gereja (pada kakinya tampak samar-samar bangunan suci). Melalui perantaraannya sebagai bunda bersama dengan Yesus, Maria mencurahkan rahmat surgawi yang berlimpah-limpah kepada Gereja (disimbolkan dengan bunga mawar yang sedang mekar).
Di bawah sebelah kiri, Rasul Yohanes yang sedang berkontemplasi tentang Maria yang tak bernoda, melambangkan setiap orang dari umat beriman yang melihat dalam diri Maria sebagai model sempurna, guru, dan penuntun untuk hidup dalam Roh.
Seorang abas Cistercian yang bernama Kristiano (abad ke-12) merefleksikan bagaimana para Rasul berbagi pengalaman spiritual mereka dengan Maria. Sambil membandingkan mereka dengan kedua belas bintang yang memahkotai Perawan Terberkati ini, dia menulis:
”Sering mereka berkumpul bersama mengelilingi Perawan yang sangat bijak ini seperti para murid mengelilingi guru mereka untuk belajar dengan sungguh-sungguh mengenai kebenaran yang telah dia lakukan, kebenaran yang akan mereka wartakan kepada orang lain pada saat yang tepat. Karena dia secara ilahi dikhususkan dan diajar, dia tampak menjadi sebuah tempat penyimpanan autentik kebijaksanaan surgawi sebab dalam kehidupannya sehari-hari dia sangat dekat sebagai teman satu-satunya dengan kebijaksanaan itu sendiri, yaitu Putranya, dan belajar mengingat dan menyimpan dalam hati dengan setia segala sesuatu yang sudah dia lihat dan dengar (Khotbah I tentang Maria diangkat ke surga).
___________
EL GRECO, Saint John Contemplates the Immaculate Conception, Museum of Santa Cruz, Toledo.
357. Apa keterkaitan antara kehidupan moral orang Kristen dengan iman dan Sakramen?
Apa yang diakui dalam pengakuan iman (Credo) dikomunikasikan oleh Sakramen-Sakramen. Melalui Sakramen-Sakramen, orang beriman menerima rahmat Kristus dan anugerah-anugerah Roh Kudus yang membuat mereka mampu mengalami kehidupan baru sebagai anak-anak Allah dalam diri Kristus yang telah mereka terima dalam iman.
”Hai orang-orang Kristen, kenalilah martabatmu !
(Santo Leo Agung)

BAB SATU

MARTABAT PRIBADI MANUSIA

MANUSIA GAMBARAN ALLAH

358. Apakah yang mendasari martabat manusia?
Martabat pribadi manusia berakar pada penciptaannya menurut gambar dan rupa Allah. Dianugerahi dengan jiwa spiritual dan abadi, akal budi dan kehendak bebas, pribadi manusia terarah kepada Allah dan dipanggil untuk kebahagiaan kekal dalam jiwa dan badannya.

PANGGILAN KITA UNTUK KEBAHAGIAAN

Panggilan kita untuk kebahagiaan
359. Bagaimana manusia mencapai kebahagiaan?
Manusia mencapai kebahagiaan karena kasih karunia Kristus, yang membuatnya ambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya. Dalam Injil, Kristus menunjukkan kepada para pengikut-Nya jalan yang menuju kepada kebahagiaan abadi: Sabda Bahagia. Kasih karunia Kristus juga bekerja dalam diri setiap orang yang, dengan mengikuti suara hatinya yang benar, mencari dan mencintai kebenaran dan kebaikan serta menghindari yang jahat.
360. Mengapa “Sabda Bahagia” itu penting bagi kita?
“Sabda bahagia” merupakan inti pewartaan Yesus. Sabda itu melaksanakan dan memenuhi janji yang dibuat Allah sejak Abraham. Sabda itu melukiskan wajah Yesus dan menjadi ciri hidup Kristen yang otentik, serta menunjukkan tujuan akhir hidup manusia, yaitu kebahagiaan abadi.
361. Apa hubungan antara “Sabda Bahagia” dan kerinduan kita akan kebahagiaan?
“Sabda Bahagia” menjawab kerinduan asali akan kebahagiaan yang diletakkan Allah ke dalam hati manusia untuk menarik kita kepada-Nya. Hanya Allah yang dapat memuaskan kerinduan ini.
362. Apakah kebahagiaan abadi itu?
Kebahagiaan abadi dialami ketika kita berjumpa dengan Allah dalam kehidupan kekal, saat kita sepenuhnya ”mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2Ptr 1:4), dalam kemuliaan Kristus dan kegembiraan hidup Tritunggal. Kebahagiaan yang  melampaui kemampuan manusia ini merupakan anugerah adikodrati dan cuma-cuma dari Allah, seperti halnya rahmat yang menuntun ke arahnya. Kebahagiaan yang dijanjikan ini menantang kita untuk membuat pilihan moral yang tegas berkenaan dengan hal-hal duniawi, dan mendorong kita untuk mencintai Allah di atas segala-galanya.

KEBEBASAN MANUSIA

363. Apakah kebebasan itu?
Kebebasan adalah kemampuan yang diberikan Allah kepada manusia untuk bertindak atau tidak bertindak, untuk melakukan ini atau itu, dan dengan demikian melaksanakan tindakan yang sudah dipertimbangkan dan atas tanggung jawab sendiri. Kebebasan merupakan ciri tindakan manusia. Semakin seseorang itu melakukan yang baik, semakin bebaslah dia. Kebebasan mencapai kesempurnaannya jika diarahkan kepada Allah, Kebaikan tertinggi dan Kebahagiaan kita. Kebebasan juga berarti kemungkinan untuk memilih antara yang baik dan yang jahat. Pilihan akan yang jahat merupakan penyalahgunaan kebebasan dan akan berujung pada perbudakan dosa.
364. Apa hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab?
Kebebasan membuat orang bertanggung jawab terhadap tindakannya sejauh tindakan itu dikehendaki, namun demikian tingkat kesalahan dan pertanggungjawaban atas suatu tindakan dapat dikurangi atau kadang-kadang malah ditiadakan, bila tindakan tersebut dilakukan karena ketidaktahuan, kelalaian, paksaan dengan kekerasan, ketakutan, kelekatan yang tidak teratur, atau kebiasaan.
365. Mengapa setiap orang mempunyai hak untuk melaksanakan kebebasannya?
Melaksanakan kebebasan adalah hak setiap orang karena kebebasan itu tidak terpisahkan dari martabatnya sebagai pribadi manusia. Karena itu, hak ini harus selalu dihormati, khususnya yang menyangkut hal-hal moral dan religius, dan kebebasan ini harus diakui dan dilindungi oleh otoritas sipil dalam batas-batas kebaikan umum dan tatanan publik yang adil.
366. Di mana tempat kebebasan manusia dalam rencana keselamatan?
Kebebasan kita menjadi lemah karena dosa asal. Kelemahan ini menjadi lebih berat lagi karena dosa-dosa yang dilakukan sesudahnya. Tetapi, Kristus membebaskan kita ”supaya kita sungguh-sungguh merdeka” (Gal 5:1). Berkat rahmat-Nya, Roh Kudus membimbing kita ke arah kebebasan spiritual untuk menjadikan kita teman sekerja dengan-Nya dalam Gereja dan dunia.
367. Apakah sumber-sumber moralitas tindakan manusia?
Moralitas tindakan manusia tergantung dari tiga sumber: objek yang dipilih, apakah berupa kebaikan sejati atau semu, intensi dari subjek yang melakukan tindakan, yaitu tujuan yang dimaksud oleh subjek dalam melaksanakan tindakannya, dan konteks yang berkenaan dengan tindakan itu, termasuk juga konsekuensinya.
368. Kapan suatu tindakan itu baik secara moral?
Suatu tindakan itu baik secara moral jika mencakup sekaligus kebaikan dari objek, tujuan, dan konteksnya. Objek yang dipilih dapat menyebabkan tindakan itu buruk seluruhnya (secara moral), bahkan walaupun intensinya baik. Tidaklah bisa dibenarkan melakukan suatu kejahatan agar kebaikan dapat muncul darinya. Tujuan yang jahat merusak tindakan, bahkan walaupun objeknya itu baik pada dirinya sendiri. Di lain pihak, tujuan yang baik tidak membuat suatu tindakan itu baik jika objek tindakan itu buruk karena tujuan tidak menghalalkan sarana. Keadaan konteks dapat menambah atau mengurangi tanggung jawab seseorang yang melakukan tindakan, tetapi tidak dapat mengubah kualitas moral tindakan itu sendiri. Konteks tidak pernah dapat membuat suatu tindakan yang buruk pada dirinya sendiri menjadi baik.
369. Apakah ada tindakan yang selalu terlarang?
Ada beberapa tindakan tertentu yang selalu terlarang pada dirinya sendiri karena objeknya (misalnya, menghujat Allah, pembunuhan manusia, perzinahan). Memilih tindakan-tindakan semacam itu menyebabkan kekacauan kehendak, yaitu suatu kejahatan moral yang tidak pernah dapat dibenarkan dengan mengacu pada akibat baik yang mungkin dapat muncul darinya.
Moralitas Hasrat (passion)
370.  Apa itu hasrat ?
Hasrat (passion) ialah perasaan, emosi, atau gerakan dari apa yang dirasakan oleh manusia – suatu komponen alamiah dari psikologi manusia – yang mendorongnya untuk bertindak atau tidak bertindak menurut apa yang dipandangnya baik atau buruk. Hasrat-hasrat yang utama ialah cinta dan benci, keinginan dan ketakutan, sukacita, kesedihan, dan kemarahan. Hasrat yang paling mendasar ialah cinta yang didorong oleh kebaikan. Seseorang hanya dapat mencintai apa yang baik, entah nyata entah semu.
371. Secara moral, hasrat itu baik atau buruk?
Hasrat (passion), sejauh merupakan gerakan dari perasaan yang diimbangi akal sehat, tidak baik dan juga tidak buruk pada dirinya sendiri. Hasrat bisa menjadi baik jika ikut andil dalam melaksanakan suatu tindakan yang baik, dan dalam hal sebaliknya hasrat juga bisa menjadi buruk. Hasrat bisa diubah menjadi kebajikan atau disesatkan oleh kebiasaan buruk.

SUARA HATI MORAL

372. Apakah suara hati moral itu?
Suara hati moral, yang terdapat dalam hati setiap orang, merupakan suatu pertimbangan akal budi yang muncul pada saat tertentu dan mengarahkannya untuk melakukan hal yang baik dan menghindari hal yang jahat. Berkat suara hati moral ini, pribadi manusia mampu memahami kualitas moral dari suatu tindakan yang harus dilaksanakan ataupun yang sudah dilakukan, hal itu membuat manusia bisa mengambil tanggung jawab atas tindakannya. Jika betul-betul memperhatikan suara hati moral ini, orang bijak dapat mendengar suara Allah yang berbicara kepadanya.
373. Apa peranan martabat manusia berhadapan dengan suara hati moral?
Martabat pribadi manusia menuntut suara hati moral ini lurus dan benar (yang berarti sesuai dengan apa yang adil dan baik menurut hukum Allah). Karena menyangkut martabat manusia, tak seorang pun dapat dipaksa untuk melakukan tindakan yang berlawanan dengan suara hatinya, atau dihalangi untuk bertindak sesuai dengan suara hatinya, khususnya dalam hal-hal religius dan dalam batas-batas kebaikan umum.
374. Bagaimana membentuk suara hati agar menjadi lurus dan benar?
Suara hati yang lurus dan benar dibentuk melalui pendidikan, penghayatan Sabda Allah dan pengajaran Gereja, didukung oleh anugerah Roh Kudus dan dibantu oleh orang-orang bijak. Doa dan penelitian batin juga dapat sangat membantu pembentukan suara hati moral ini.
375. Apa sajakah norma-norma yang selalu harus diikuti oleh suara hati?
Ada tiga norma umum:
1) seseorang tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat untuk mendapatkan hasil yang baik darinya,
2) Hukum emas mengatakan: ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12),
3) kasih selalu dimulai dengan menghormati sesama dan suara hatinya walaupun ini bukan berarti menganggap baik apa yang secara objektif jahat.
376. Apakah suara hati moral dapat membuat penilaian yang salah?
Setiap orang harus selalu menaati penilaian yang keluar dari suara hatinya, tetapi dia juga bisa membuat penilaian yang salah karena alasan-alasan tertentu yang tidak lepas dari kesalahan pribadinya. Namun demikian, kita tidak dapat menimpakan kesalahan pada seseorang atas suatu tindakan buruk yang dilakukan karena ketidaktahuan yang tak disengaja, meski tindakan tersebut tetaplah buruk secara objektif. Karena itu, setiap orang harus berusaha untuk memperbaiki kesalahan dari suara hati moralnya.

KEUTAMAAN

377. Apa itu keutamaan?
Suatu keutamaan adalah kebiasaan dan ketegasan untuk melakukan kebaikan. ”Tujuan kehidupan yang utama ialah untuk menjadi serupa dengan Allah” (Santo Gregorius dari Nyssa). Ada keutamaan manusiawi dan ada pula keutamaan teologal.
378. Apakah keutamaan manusiawi itu?
Keutamaan manusiawi adalah kesempurnaan daya pikir dan kehendak, yang stabil dan menjadi kebiasaan, yang mengendalikan tindakan, mengatur hasrat, dan menuntun perilaku kita menurut akal budi dan iman. Keutamaan ini diperoleh dan diperkuat lewat kebiasaan melakukan tindakan yang baik secara moral, serta dimurnikan dan ditempa oleh rahmat ilahi.
379. Apa saja keutamaan-keutamaan manusiawi yang penting?
Keutamaan-keutamaan manusiawi yang penting disebut sebagai keutamaan pokok (cardinal virtues), semua yang lain dikelompokkan di bawahnya.  Keutamaan-keutamaan pokok tersebut merupakan dasar dari kehidupan yang berbudi luhur. Keutamaan-keutamaan pokok itu adalah kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan penguasaan diri.
380. Apa itu kebijaksanaan?
Kebijaksanaan membuat kita bisa menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan kebaikan kita yang sejati dalam setiap situasi dan memilih sarana yang tepat untuk mencapainya. Kebijaksanaan menuntun keutamaan yang lainnya dengan menunjukkan ukuran dan kualitasnya.
381. Apa itu keadilan?
Keadilan tampak dalam kehendak yang teguh dan terus-menerus untuk memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Keadilan terhadap Allah disebut ”keutamaan religius”.
382. Apa itu keberanian?
Keberanian menjamin kekuatan di tengah-tengah kesulitan dan keteguhan mengikuti kebaikan. Keberanian bahkan dapat sampai pada kemampuan untuk mengorbankan hidup demi alasan yang bisa dibenarkan.
383. Apa itu penguasaan diri?
Penguasaan diri bisa membatasi daya tarik kesenangan, menjamin pengendalikan kehendak terhadap naluri, dan memberi keseimbangan dalam penggunaan barang-barang ciptaan.
384. Apa itu keutamaan teologal?
Objek langsung, alasan, dan asal mula keutamaan teologal ialah Allah. Dipenuhi dengan rahmat pengudusan, keutamaan teologal memberikan kepada seseorang kemampuan untuk hidup dalam hubungan dengan Tritunggal. Keutamaan-keutamaan teologal merupakan dasar dan kekuatan bagi tindakan moral orang Kristen dan memberi hidup pada keutamaan manusiawi. Keutamaan teologal merupakan jaminan kehadiran dan karya Roh Kudus dalam kemampuan-kemampuan manusiawi.
385. Apa saja itu keutamaan teologal?
Keutamaan teologal adalah iman, harapan, dan cinta kasih.
386. Apa itu keutamaan iman?
Iman adalah keutamaan teologal yang olehnya kita percaya kepada Allah dan semua yang sudah diwahyukan kepada kita dan disampaikan oleh Gereja karena Allah adalah Kebenaran. Melalui iman, manusia dengan bebas menyerahkan dirinya kepada Allah. Karena itu, orang yang percaya berusaha mencari dan melaksanakan kehendak Allah karena ”iman bekerja melalui kasih” (Gal 5:6).
387. Apa itu harapan?
Harapan adalah keutamaan teologal, dengannya kita merindukan dan menantikan kehidupan abadi yang berasal dari Allah sebagai kebahagiaan kita, mempercayakan diri kita kepada janji Kristus, dan bersandar pada bantuan rahmat Roh Kudus agar pantas menerimanya dan tetap bertahan sampai akhir hidup kita.
388. Apa itu cinta kasih?
Cinta kasih adalah keutamaan teologal, dengannya kita mengasihi Allah di atas segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Yesus menyebut cinta kasih sebagai perintah yang baru, pemenuhan hukum. ”Cinta kasih adalah pengikat kesempurnaan” (Kol 3:14) dan dasar dari keutamaan yang lainnya. Dari cinta kasih ini, semua keutamaan yang lain memperoleh hidup, inspirasi, dan keteraturan. Tanpa cinta kasih, ”sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” dan ”aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:1-3).
389. Apa itu karunia-karunia Roh Kudus?
Karunia-karunia Roh Kudus adalah disposisi tetap yang membuat kita mudah mengikuti ilham Roh Kudus. Karunia-karunia itu ada tujuh: hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, dan Roh takut akan Allah.
390. Apa itu buah-buah Roh Kudus?
Buah-buah Roh Kudus adalah kesempurnaan yang dibentuk dalam diri kita sebagai buah-buah pertama kemuliaan abadi. Tradisi Gereja membuat daftar dua belas: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan hati, kebajikan, kemurahan hati, kelemahlembutan, kesetiaan, kesederhanaan, penguasaan diri, dan kemurnian (Gal 5:22-23, Vulgata).

DOSA

391. Apa yang dituntut dari kita untuk menerima kerahiman Allah?
Yang dituntut adalah agar kita mengakui kesalahan-kesalahan kita dan menyesal atas dosa-dosa kita. Allah dengan Sabda-Nya dan Roh-Nya telah menyingkap dosa-dosa kita dan memberikan kebenaran suara hati dan harapan akan pengampunan.
392. Apa itu dosa?
Dosa adalah ”perkataan, tindakan, atau keinginan yang bertentangan dengan Hukum Abadi” (Santo Agustinus). Dosa adalah penghinaan terhadap Allah dalam ketidaktaatan kepada cinta-Nya. Dosa melukai kodrat dan solidaritas manusia. Kristus dalam penderitaan-Nya menyingkap sepenuhnya keseriusan dosa dan mengatasinya dengan kerahiman-Nya.
393. Apakah ada bermacam-macam dosa?
Ada banyak macam dosa. Dosa bisa digolongkan menurut objek atau keutamaan atau perintah yang dilanggar. Dosa dapat secara langsung berkenaan dengan Allah, sesama, atau diri kita sendiri, dapat pula dibagi menjadi dosa pikiran, perkataan, perbuatan, atau kelalaian.
394. Bagaimana dosa dibedakan menurut bobotnya?
Perbedaannya ialah dosa berat dan dosa ringan.
395. Bilamana orang melakukan dosa berat?
Seseorang melakukan dosa berat bilamana secara serentak terdapat unsur-unsur: hal berat, pengetahuan penuh, dan persetujuan bebas. Dosa ini merusak cinta kasih dalam diri kita, kita kehilangan rahmat pengudusan, dan jika tidak menyesal akan membawa kita kepada kematian abadi neraka. Dosa ini dapat diampuni dengan cara biasa melalui Sakramen Pembaptisan dan Tobat atau Rekonsiliasi.
396. Kapan seseorang melakukan dosa ringan?
Seseorang melakukan dosa ringan yang berbeda secara esensial dengan dosa berat jika berkenaan dengan hal yang kurang serius, atau jika menyangkut hal besar, di dalamnya tidak terdapat pengetahuan yang penuh dan persetujuan yang lengkap. Dosa ringan tidak merusak perjanjian dengan Allah, tetapi melemahkan cinta kasih dan memunculkan afeksi yang tidak teratur terhadap barang-barang ciptaan. Dosa ini menghalangi kemajuan jiwa dalam melaksanakan keutamaan dan dalam mempraktekkan kebaikan moral. Dosa ini patut mendapatkan ganjaran hukuman sementara yang memurnikan.
397. Bagaimana dosa berkembang?
Dosa menciptakan kecenderungan ke arah kebiasaan untuk berdosa: lewat pengulangan tindakan yang sama, dosa melahirkan kebiasaan buruk.
398. Apa itu kebiasaan buruk?
Kebiasaan buruk merupakan lawan dari keutamaan. Kebiasaan buruk adalah kebiasaan yang melenceng dari kebaikan yang mengaburkan suara hati dan membuat seseorang cenderung melakukan hal buruk. Kebiasaan buruk ini dapat dikaitkan dengan yang disebut tujuh dosa pokok, yaitu: kesombongan, iri hati, hawa nafsu, kemarahan, keserakahan, kecemburuan, kemalasan.
399. Apakah kita ikut bertanggung jawab terhadap dosa yang dilakukan oleh orang lain?
Kita mempunyai tanggung jawab jika dengan sadar kita bekerja sama dengan mereka.
400.  Apa itu struktur dosa?
Struktur dosa adalah situasi atau institusi sosial yang bertentangan dengan hukum ilahi. Struktur dosa ini merupakan ungkapan dan akibat dari dosa-dosa pribadi.

BAB DUA

KOMUNITAS MANUSIA

PRIBADI DAN MASYARAKAT

401. Terdiri dari apa saja dimensi sosial manusia?
Bersamaan dengan panggilan pribadi kepada kebahagiaan, manusia mempunyai dimensi sosial sebagai unsur esensial kodrat dan panggilannya. Semua dipanggil ke arah tujuan yang sama, yaitu Allah. Ada kesamaan tertentu antara persatuan Pribadi Ilahi dan persaudaraan yang dibangun manusia di antara mereka dalam kebenaran dan cinta. Cinta kepada sesama tidak terpisahkan dengan cinta kepada Allah.
402. Apa hubungan antara pribadi dan masyarakat?
Pribadi manusia harus menjadi prinsip, subjek dan tujuan dari semua institusi sosial. Masyarakat tertentu, seperti keluarga dan komunitas sipil, perlu bagi pribadi manusia. Beberapa asosiasi lainnya, baik pada level nasional maupun internasional, juga bisa membantu, tetapi perlu menghormati prinsip subsidiaritas.
403. Apa itu prinsip subsidiaritas?
Prinsip subsidiaritas menyatakan bahwa komunitas pada level yang lebih tinggi tidak boleh mengambil alih tugas komunitas pada level yang lebih rendah dan mengambil otoritasnya. Namun jika ada kebutuhan, komunitas yang levelnya lebih tinggi wajib mendukungnya.
404. Apa lagi yang dituntut untuk terciptanya masyarakat manusia yang autentik?
Masyarakat manusia yang autentik menuntut hormat untuk keadilan, hierarki nilai-nilai yang adil, dan subordinasi dari dimensi material dan naluriah kepada dimensi batiniah dan rohaniah. Secara khusus, jika dosa sudah menyelewengkan suasana sosial, perlulah menyerukan pertobatan hati dan memohon rahmat Allah untuk memperoleh perubahan sosial yang betul-betul berguna bagi pribadi dan seluruh masyarakat. Cinta kasih yang menuntut dan memungkinkan praktek keadilan adalah perintah sosial yang paling agung.

PARTISIPASI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

405. Apa dasar otoritas sosial?
Setiap komunitas manusia membutuhkan otoritas yang sah untuk menjaga keteraturan dan memberikan sumbangan untuk mewujudkan kebaikan umum. Dasar otoritas itu terletak dalam kodrat manusia karena berhubungan dengan tatanan yang ditetapkan oleh Allah.
406. Bilamana otoritas itu dilaksanakan dengan cara yang sah?
Otoritas dilaksanakan secara sah jika bertindak demi kebaikan umum dan menggunakan sarana yang bisa dibenarkan secara moral untuk mencapainya. Karena itu, rezim politik harus ditentukan oleh keputusan bebas dari warga negaranya. Mereka harus menghormati prinsip ”aturan hukum” (rule of law) tempat hukum yang berkuasa, bukan kehendak sewenang-wenang dari beberapa orang. Hukum yang tidak adil dan peraturan-peraturan yang bertentangan dengan tatanan moral itu tidak mengikat bagi suara hati.
407. Apa itu kebaikan umum?
Yang dimaksud dengan kebaikan umum ialah semua kondisi kehidupan sosial yang memungkinkan orang-orang sebagai kelompok atau individu mencapai kesempurnaan (kebahagiaan) mereka sendiri.
408. Apa saja yang tercakup dalam kebaikan umum?
Kebaikan umum ini meliputi hormat dan pengakuan akan hak-hak fundamental pribadi, perkembangan hal-hal rohani dan jasmani pribadi dan masyarakat, damai dan keamanan bagi semua.
409. Di mana orang bisa menemukan realisasi yang paling lengkap dari kebaikan umum ini?
Realisasi paling lengkap dari kebaikan umum ini dapat ditemukan dalam komunitas politik yang membela dan mengembangkan kebaikan warga mereka dan kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat tanpa melupakan kebaikan universal seluruh keluarga manusia.
410. Bagaimana seseorang dapat berpartisipasi dalam mengusahakan kebaikan umum?
Semua orang menurut tempat dan peranan yang mereka punyai dapat berpartisipasi dalam mengusahakan kebaikan umum, yakni dengan menghormati hukum yang adil dan melaksanakan tugas di tempat dia mempunyai tanggung jawab, misalnya mengurus keluarga dan komitmen pada pekerjaannya sendiri. Para warga negara juga wajib berpartisipasi aktif dalam kehidupan publik sejauh itu mungkin.

KEADILAN SOSIAL

411. Bagaimana masyarakat menjamin keadilan sosial?
Masyarakat menjamin keadilan sosial jika menghormati martabat dan hak pribadi sebagai tujuan dari masyarakat itu sendiri. Kecuali itu, masyarakat melaksanakan keadilan sosial, yang berhubungan dengan kebaikan umum dan pelaksanaan otoritas, jika menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan asosiasi-asosiasi dan individu untuk mendapatkan apa yang menjadi hak mereka.
412. Berdasar pada apakah kesetaraan antar manusia?
Semua pribadi mempunyai martabat dan hak fundamental yang setara karena mereka diciptakan menurut gambaran Allah yang satu, dilengkapi dengan jiwa rasional yang sama, mempunyai kodrat dan asal-usul yang sama, dan dipanggil dalam Kristus, satu-satunya juru selamat, menuju kebahagiaan ilahi yang sama.
413. Bagaimana kita harus memandang ketidaksetaraan sosial?
Terdapat ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang penuh dosa yang menimpa jutaan manusia. Ketidaksetaraan ini sangat bertentangan dengan Injil, berlawanan dengan keadilan, dengan martabat pribadi manusia, dan dengan perdamaian. Tetapi, ada beberapa perbedaan di antara orang-orang karena beberapa faktor yang termasuk dalam rencana Allah. Allah menghendaki agar setiap orang menerima apa yang dia butuhkan dari orang lain dan dari mereka yang dilengkapi dengan kemampuan khusus supaya membaginya dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan semacam itu mendorong, bahkan memaksa orang, untuk mempraktekkan kemurahan hati, kebaikan, dan saling berbagi. Perbedaan-perbedaan itu juga mendorong untuk saling memperkaya budaya mereka yang bermacam-macam.
414. Bagaimana mewujudkan solidaritas manusia?
Solidaritas, yang muncul dari persaudaraan manusiawi dan Kristiani, pertama-tama diwujudkan dengan pembagian barang yang adil, upah kerja yang layak, dan dalam usaha yang sungguh-sungguh untuk mewujudkan tatanan sosial yang lebih adil, Keutamaan solidaritas juga mempraktekkan saling berbagi hal-hal spiritual dari iman yang bahkan lebih penting daripada hal-hal yang material.

BAB TIGA

PENYELAMATAN ALLAH: HUKUM DAN RAHMAT

HUKUM  MORAL

415. Apa itu hukum moral?
Hukum moral adalah karya Kebijaksanaan ilahi. Hukum ini menetapkan caracara dan aturan-aturan perbuatan yang menuntun manusia kepada kebahagiaan yang dijanjikan dan melarang cara-cara yang menjauhkan diri dari Allah.
416. Terdiri dari apa saja hukum moral kodrati ini?
Hukum moral kodrati yang ditulis oleh Sang Pencipta dalam hati setiap orang berisi partisipasi dalam kebijaksanaan dan kebaikan Allah. Hukum ini mengungkapkan perasaan moral asli yang membuat orang mampu mempertimbangkan apa yang baik dan apa yang buruk dengan akal budi. Hukum ini universal, tidak berubah, dan menentukan dasar kewajiban dan hak fundamental pribadi dan juga komunitas, termasuk hukum sipil.
417. Apakah hukum ini dipahami oleh setiap orang?
Karena dosa, hukum kodrati ini tidak selalu dipahami atau dikenal oleh setiap orang secara langsung dan dengan kejelasan yang sama.
Karena alasan inilah Allah ”menulis pada loh batu Hukum yang tidak dibaca dalam hati mereka”.
(Santo Agustinus)
418. Apa hubungan antara hukum kodrati dan hukum lama?
Hukum Lama adalah tahap pertama Hukum yang diwahyukan. Hukum ini mengungkapkan banyak kebenaran yang secara kodrati dapat dipahami oleh akal budi dan karena itu diperteguh dan dibuat autentik dalam perjanjian keselamatan. Ketetapan-ketetapan moralnya, yang diringkas dalam Sepuluh Perintah Allah, memberikan dasar bagi panggilan manusia, melarang apa yang bertentangan dengan cinta kepada Allah dan sesama, dan menetapkan apa yang esensial untuk itu.
419. Di mana tempat hukum lama ini dalam rencana keselamatan?
Hukum Lama ini memungkinkan orang untuk mengenal banyak kebenaran yang dapat dipahami oleh akal budi, menunjukkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh, seperti guru yang bijaksana, mempersiapkan seseorang untuk bertobat dan menerima Injil. Tetapi walaupun Hukum ini suci, bersifat rohani, dan baik, namun Hukum Lama ini belum sempurna karena pada dirinya sendiri tidak memberikan kekuatan dan rahmat Roh kepada yang melaksanakannya.
420. Apa itu hukum Baru atau hukum Injil?
Hukum Baru atau Hukum Injil yang diwartakan dan dipenuhi oleh Kristus adalah kepenuhan dan penggenapan hukum ilahi, yang kodrati, dan diwahyukan. Hukum Baru ini diringkas dalam perintah untuk mengasihi Allah dan sesama dan saling mencintai satu sama lain seperti Kristus mencintai kita. Merupakan juga kenyataan batin: rahmat Roh Kudus yang membuat cinta semacam itu menjadi mungkin. Hukum ini merupakan juga ”hukum yang memerdekakan orang” (Yak 1:25) karena mendorong kita untuk bertindak secara spontan karena diingatkan oleh cinta kasih.
”Hukum yang Baru terutama adalah rahmat Roh Kudus yang sama yang diberikan kepada orang beriman di dalam Kristus”.
(Santo Thomas Aquinas)
421. Di mana orang menemukan hukum Baru ini?
Hukum Baru ini bisa ditemukan dalam seluruh hidup dan pewartaan Kristus dan dalam katekese moral para Rasul. Khotbah di Bukit merupakan ungkapannya yang utama.

RAHMAT DAN PEMBENARAN

422. Apa itu pembenaran?
Pembenaran merupakan karya cinta kasih Allah yang paling agung. Pembenaran ini adalah tindakan kerahiman Allah yang diberikan dengan cuma-cuma yang menghapus dosa-dosa kita dan membuat kita menjadi benar dan kudus dalam keseluruhan keberadaan kita. Pembenaran ini digenapi melalui rahmat Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita karena penderitaan Kristus dan diberikan dalam Sakramen Pembaptisan. Pembenaran adalah permulaan jawaban bebas manusia, yaitu beriman kepada Kristus dan bekerja sama dengan rahmat Roh Kudus.
423. Apa itu rahmat yang membenarkan?
Rahmat ini adalah anugerah cuma-cuma yang diberikan Allah kepada kita agar kita berpartisipasi dalam kehidupan Tritunggal-Nya dan mampu bertindak oleh cinta-Nya. Disebut rahmat habitual, pengudusan, atau pengilahian karena menguduskan dan mengilahikan kita. Rahmat ini bersifat adikodrati karena sepenuhnya tergantung kepada inisiatif Allah yang cuma-cuma dan melampaui kemampuan intelek dan kekuatan manusia. Karena itu, rahmat ini berada di luar atau lepas dari pengalaman kita.
424. Apakah ada rahmat-rahmat lainnya?
Di samping rahmat habitual, ada pula rahmat aktual (karunia-karunia untuk situasi tertentu), rahmat sakramental (karunia yang diterima dalam setiap Sakramen), rahmat khusus atau karisma (karunia-karunia yang ditujukan untuk kebaikan umum Gereja), antara lain rahmat status tertentu yang terdapat pada pelaksanaan pelayanan-pelayanan gerejawi dan tanggung jawab kehidupan.
425. Apa hubungan antara rahmat dan kebebasan manusia?
Rahmat mendahului, mempersiapkan, dan mendorong jawaban bebas kita. Rahmat ini menjawab kerinduan terdalam kebebasan manusia, memanggil untuk bekerja sama, dan menuntun kebebasan menuju kepada kesempurnaannya.
426. Apa itu pahala?
Secara umum, pahala menunjuk pada hak untuk mendapatkan imbalan karena suatu perbuatan baik. Berkenaan dengan Allah, kita sama sekali tidak mampu memiliki pahala apa pun karena kita sudah menerima segalanya secara cuma-cuma dari Dia. Tetapi, Allah memberikan kemungkinan kepada kita untuk mendapatkan pahala melalui kesatuan dengan cinta Kristus, sumber segala pahala kita di hadapan Allah. Karena itu, pahala untuk pekerjaan yang baik pertama-tama dan terutama harus dikaitkan dengan rahmat Allah kemudian kehendak bebas manusia.
427. Kebaikan-kebaikan apa yang bisa menjadi pahala bagi kita?
Digerakkan oleh Roh Kudus, kita mendapat pahala bagi diri kita sendiri dan orang lain dengan rahmat-rahmat yang dibutuhkan untuk pengudusan kita dan untuk mencapai hidup abadi. Bahkan, kebaikan-kebaikan sementara yang cocok bagi kita dapat menjadi pahala yang sesuai dengan rencana Allah. Namun, tak seorang pun mendapat pahala untuk rahmat awal yang merupakan asal usul pertobatan dan pembenaran.
428. Apakah kita semua dipanggil pada kesucian Kristen?
Semua orang beriman dipanggil pada kesucian Kristen. Ini merupakan kepenuhan hidup Kristen dan kesempurnaan cinta kasih. Hal ini terlaksana melalui kesatuan intim dengan Kristus, dan, dalam Dia, dengan Tritunggal yang Mahakudus. Jalan kesucian bagi seorang Kristen itu melalui jalan salib dan akan sampai kepada kepenuhannya pada saat kebangkitan akhir orang-orang benar, saat Allah akan menjadi segala dalam segala.

GEREJA, BUNDA, DAN GURU

429. Bagaimana Gereja mendukung kehidupan moral seorang Kristen?
Gereja adalah komunitas tempat orang-orang Kristen menerima Sabda Allah, pengajaran ”Hukum Kristus” (Gal 6:2), dan rahmat Sakramen-Sakramen. Mereka dipersatukan dengan kurban Ekaristi Kristus, sehingga kehidupan moral mereka merupakan suatu ibadah rohani, dan mereka belajar teladan kesucian dari Perawan Maria dan dari kehidupan santo-santa.
430. Mengapa Kuasa Mengajar Gereja juga berkenaan dengan bidang moral?
Sudah menjadi tugas Kuasa Mengajar Gereja untuk mewartakan iman agar dipercaya dan dipraktekkan dalam kehidupan. Tugas ini bahkan meluas pada perintah-perintah khusus hukum kodrati karena menaati hal ini perlu untuk keselamatan.
431. Apa tujuan perintah-perintah Gereja?
Lima perintah Gereja dimaksudkan untuk memberi jaminan kepada umat beriman syarat minimum yang dituntut dalam hidup doa, hidup sakramental, komitmen moral, dan perkembangan dalam cinta Allah dan sesama.
432. Manakah perintah-perintah Gereja itu?
Perintah-perintah itu adalah:
1) Ikutlah perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu.
2) Mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun.
3) Sambutlah tubuh Tuhan pada masa Paskah.
4) Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan.
5) Bantulah kebutuhan-kebutuhan material Gereja, masing-masing menurut kemampuannya.
433. Mengapa kehidupan moral Kristen mutlak perlu untuk pewartaan Injil?
Dengan kehidupan mereka yang selaras dengan pewartaan Yesus, orang-orang Kristen mengundang orang lain kepada iman akan Allah yang benar, membangun Gereja, mewartakan kepada dunia dengan semangat Injil, dan menantikan kedatangan Kerajaan Allah.

SEKSI DUA

DEKALOG

(SEPULUH SABDA/PERINTAH ALLAH)

Mengikuti Yesus menuntut ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Hukum Lama tidak dihapuskan, manusia diundang untuk menemukannya dalam pribadi Guru ilahi yang melaksanakannya dengan sempurna dalam Diri-Nya, mengungkapkan makna kekepenuhannya, dan memaklumkan nilai abadinya.
Lukisan pada bagian ini menyajikan Kristus yang mengajar para murid-Nya dalam Khotbah di Bukit (bdk. Mat 5-7). Bagian-bagian penting dari ”khotbah” ini ialah sabda bahagia, pemenuhan hukum lama, doa, doa Bapa Kami, pengajaran tentang puasa, dan undangan kepada para murid untuk menjadi garam dan cahaya dunia.
Gunung dengan ketinggiannya di atas bumi dan kedekatannya dengan langit menggambarkan tempat khusus untuk perjumpaan dengan Allah. Yesus Sang Guru, yang duduk di atas batu karang seperti sebuah singgasana dengan jari telunjuk tangan kanan yang menunjuk ke langit, menggambarkan asal ilahi dari Sabda kehidupan dan kebahagiaan-Nya. Gulungan kertas yang dipegang-Nya pada tangan kiri melambangkan pemenuhan pengajaran-Nya yang Dia percayakan sepenuhnya kepada para Rasul yang diundang untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa, membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Dua belas Rasul yang membentuk suatu lingkaran pada kaki Sang Guru, semuanya mempunyai halo (lingkaran di kepala) untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kristus dan saksi kesucian mereka dalam Gereja. Hanya satu dari mereka, setengah tersembunyi, yang mempunyai halo hitam, menunjukkan ketidaksetiaannya kepada kabar gembira. Pewartaan Kerajaan Allah oleh Yesus bukanlah kata-kata kosong dan tidak konsisten, tetapi tindakan yang efektif dan berdaya guna. Kisah orang lumpuh di Kapernaum, yang diceritakan oleh ketiga Injil Sinoptik, mempunyai makna dalam hubungan dengan hal ini.
”Sesudah itu, naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian, sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka, dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, ”Percayalah, hai anakku, dosamu sudah diampuni.” Maka, berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya, ”Ia menghujat Allah.” Tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: ‘Dosamu sudah diampuni,’ atau mengatakan: ‘Bangunlah dan berjalanlah?’ Tetapi, supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.” Dan, orang itu pun bangun lalu pulang” (Mat 9:1-7).
Dalam episode ini, penyembuhan fisik tidak lain tidak bukan daripada wajah yang tampak dari mukjizat spiritual pembebasan dari dosa. Penyembuhan dan pengampunan menjadi ciri khas kegiatan pengajaran Yesus, Sang Guru ilahi.
___________
Beato Angelico, The Sermon on the Mount, Museum of Saint Mark, Florence.


SEPULUH PERINTAH ALLAH
(DEKALOG)
Keluaran
20:2-17
Ulangan
5:6-21
Rumusan Katekese Tradisional
Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
1. Akulah Tuhan Allahmu. Jangan memiliki allah-allah lain di hadapan-Ku.
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.  Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,  tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
2. Jangan menyebut nama
TUHAN Allahmu dengan
sembarangan.
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,  tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.   Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
4. Hormatilah ayah dan ibumu.
Jangan membunuh.
Jangan membunuh.
5. Jangan membunuh.
Jangan berzinah.
Jangan berzinah.
6. Jangan berzinah.
Jangan mencuri.
Jangan mencuri.
7. Jangan mencuri.
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
Jangan mengucapkan
saksi dusta tentang sesamamu.
8. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.
Jangan mengingini rumah sesamamu: jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
9. Jangan mengingini istri sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu.
434. ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (Mat 19:16)
Kepada seorang pemuda yang mengajukan pertanyaan ini, Yesus menjawab, ”Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah”, dan kemudian Dia menambahkan, ”Datanglah kemari dan ikutilah Aku” (Mat 19:1621). Mengikuti Yesus mengandung arti termasuk menaati perintah-perintah Allah. Hukum tidak dihapuskan, tetapi manusia diundang untuk menemukannya kembali dalam Pribadi Guru ilahi, yang melaksanakannya secara sempurna dalam Diri-Nya, menyingkapkan arti yang sebenarnya, dan memaklumkan keabsahannya yang tetap.
435. Bagaimana Yesus menafsirkan hukum?
Yesus menafsirkan Hukum dalam terang perintah rangkap tetapi satu, yaitu perintah cinta kasih, kepenuhan Hukum: ”Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada dua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para Nabi” (Mat 22:37-40).
436. Apa arti ”Dekalog”?
Dekalog artinya ”sepuluh firman” (Kel 34:28). Firman ini meringkas Hukum Taurat yang diberikan oleh Allah kepada umat Israel dalam konteks Perjanjian, dan Musa sebagai perantara mereka. Dekalog ini, yang menyajikan perintah-perintah cinta kepada Allah (tiga yang pertama) dan kepada sesama (tujuh yang lainnya), diperuntukkan bagi umat terpilih dan setiap orang, khususnya yang mau menjalani hidup yang terbebas dari perbudakan dosa.
437. Apa hubungan antara Dekalog dengan Perjanjian?
Dekalog harus dipahami dalam terang Perjanjian tempat Allah mewahyukan Diri dan menyatakan kehendak-Nya. Dalam menaati perintah-perintah-Nya, umat menunjukkan bahwa mereka milik Allah dan mereka menjawab inisiatif cinta-Nya dengan persembahan syukur.
438. Seberapa pentingnya Dekalog ini bagi Gereja?
Gereja, dalam kesetiaannya kepada Kitab Suci dan teladan Kristus, mengakui kepentingan paling dasar dan makna Dekalog: Orang-orang Kristen wajib menaatinya.
439. Mengapa Dekalog membentuk satu kesatuan organis?
Sepuluh Perintah Allah membentuk satu keseluruhan organis dan tak terpisahkan karena setiap perintah menunjuk pada perintah-perintah lainnya dan pada seluruh Dekalog. Karena itu, melanggar satu perintah berarti melanggar seluruh hukum.
440. Mengapa Dekalog wajib ditaati?
Karena Dekalog mengungkapkan kewajiban mendasar manusia terhadap Allah dan sesamanya.
441. Apakah mungkin menaati Dekalog?
Ya, karena Kristus membuat kita mampu menaatinya dengan anugerah Roh dan rahmat-Nya. Tanpa Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa.

BAB SATU

”KASIHILAH TUHAN ALLAHMU DENGAN SEGENAP HATIMU, DENGAN SEGENAP JIWAMU, DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU”

PERINTAH PERTAMA:

AKULAH TUHAN ALLAHMU. JANGAN MEMILIKI ALLAH-ALLAH LAIN DI HADAPANKU.

442. Apa yang terkandung dalam pernyataan Allah: ”Akulah Tuhan Allahmu” (Kel 20:2)?
Ini berarti bahwa orang beriman harus menjaga dan menjalankan tiga keutamaan teologal dan menghindari dosa yang bertentangan dengan itu. Iman percaya kepada Allah dan menolak segala sesuatu yang berlawanan dengannya, seperti keragu-raguan yang disengaja, ketidakpercayaan, kesesatan, penyangkalan iman dan skisma. Harapan menanti dengan penuh kepercayaan penampakan Allah yang terberkati dan pertolongan-Nya, dan menghindari keputusasaan dan kecurigaan. Kasih mencintai Allah di atas segalanya dan karena itu menolak  sikap acuh tak acuh, sikap tidak tahu terima kasih, kelesuan, kejenuhan rohani, dan kebencian akan Allah yang muncul dari kesombongan.
443. Apa arti sabda Allah, ”Sembahlah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Mat 4:10)?
Kata-kata ini berarti menyembah Allah sebagai Allah segala sesuatu yang ada, merayakan ibadah individual dan komunitas kepada-Nya yang menjadi kewajibannya, berdoa kepada-Nya dengan pujian, syukur, dan permohonan, mempersembahkan kurban kepada-Nya terutama kurban rohani dari kehidupannya sendiri, yang dipersatukan dengan kurban sempurna Kristus, dan memegang teguh janji dan kaul yang telah diikrarkan di hadapan-Nya.
444. Dengan cara apa seseorang melaksanakan haknya untuk menyembah Allah dalam kebenaran dan kebebasan?
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban moral untuk mencari kebenaran, khususnya yang berkenaan dengan Allah dan Gereja-Nya. Pada saat kebenaran dikenal, setiap orang mempunyai hak dan kewajiban moral untuk memeluknya, menjaganya dengan setia, dan merayakan pemujaan yang autentik kepada Allah. Pada saat yang sama, martabat manusia menuntut bahwa dalam hal-hal religius tak seorang pun boleh dipaksa untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan suara hatinya, dan tidak pula boleh dihalangi, di dalam batas-batas tatanan umum yang bisa dibenarkan, untuk bertindak sesuai suara hatinya, secara pribadi atau umum, sendiri atau dalam kebersamaan dengan yang lain.
445. Apa yang dilarang Allah dalam perintah, ”jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Kel 20:3)?
Perintah itu melarang:
Polytheisme dan penyembahan berhala, yang mengilahikan ciptaan, kekuasaan, uang, atau bahkan setan.
– Takhayul yang merupakan penyimpangan dari penyembahan yang layak diberikan hanya kepada Allah yang benar dan terungkap dalam bermacam-macam bentuk pengilahian, magi, sihir, dan spiritisme.
– Penodaan agama yang tampak dalam mencobai Allah dalam kata atau tindakan, dalam sakrilegi, yang mencemarkan orang-orang kudus atau barang-barang suci, terutama Ekaristi, dan dosa simoni yang menyangkut jual beli barang-barang rohani.
– Ateisme yang menyangkal eksistensi Allah, sering berdasar pada konsep yang salah tentang otonomi manusia.
Agnostisisme yang menekankan bahwa tak ada sesuatu pun yang dapat dikenal tentang Allah, termasuk di sini ketidakpedulian (indiferentisme) dan ateisme praktis.
446. Apakah perintah Allah, ”jangan membuat bagimu  patung yang menyerupai apa pun” (Kel 20:4), melarang penghormatan pada gambar?
Dalam Perjanjian Lama, perintah ini melarang  setiap penggambaran Allah yang secara mutlak adalah transenden. Akan tetapi, penghormatan Kristen terhadap gambar-gambar suci dibenarkan oleh fakta penjelmaan Putra Allah (sebagaimana dijelaskan oleh Konsili Nicea II, tahun 787 M) karena penghormatan itu didasarkan pada misteri Putra Allah yang menjadi manusia : di dalam Dia, Allah yang Transenden (artinya, yang mengatasi segala sesuatu) menjadi tampak. Hal itu bukanlah penyembahan gambar, tetapi terlebih penghormatan kepada pribadi yang digambarkan di dalamnya, misalnya, Kristus, Perawan Maria, para malaikat, dan para santo-santa.

PERINTAH KEDUA:

JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN ALLAHMU DENGAN SEMBARANGAN

447. Bagaimana seseorang dapat menghormati kekudusan Nama Allah?
Seseorang menunjukkan hormat kepada Nama Allah yang Kudus dengan memberkati, memuji, dan memuliakan Nama-Nya. Karena itu, dilarang menyebut Nama Allah untuk membenarkan suatu kejahatan. Juga merupakan tindakan yang salah memakai Nama-Nya yang Kudus dengan cara yang tidak selayaknya, misalnya menghujat (yang menurut kodratnya merupakan dosa berat), kutukan, dan ketidaksetiaan kepada janji yang dibuat dalam Nama Allah.
448. Mengapa sumpah palsu itu dilarang?
Hal itu dilarang karena seseorang memanggil Allah yang adalah kebenaran itu sendiri untuk menjadi saksi pada kebohongan.
”Jangan bersumpah, apakah atas nama Pencipta atau ciptaan, kecuali benar-benar mutlak diperlukan dan hal ini dilaksanakan dengan penuh hormat”.
(Santo Ignatius Loyola)
449. Apa itu sumpah palsu?
Sumpah palsu adalah membuat janji di bawah sumpah dengan intensi tidak akan menepatinya atau mengingkari janji yang dibuat di bawah sumpah. Ini merupakan dosa berat melawan Allah yang selalu setia kepada janji-Nya.

PERINTAH KETIGA:

KUDUSKANLAH HARI TUHAN

450. Mengapa Allah ”memberkati hari Sabat dan menguduskannya” (Kel 20:11)?
Allah melakukan itu karena pada hari Sabat orang mengingat Allah yang beristirahat pada hari ketujuh penciptaan, dan juga pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir dan Perjanjian dengan Umat Allah yang dimeteraikan-Nya.
451. Bagaimana Yesus bertindak berhadapan dengan hari Sabat?
Yesus mengakui kekudusan hari Sabat, dan dengan otoritas ilahi, Dia memberikan interpretasi autentik terhadap hukum ini: ”Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2:27).
452. Dengan alasan apa hari Sabat diubah menjadi hari Minggu bagi orang-orang Kristen?
Alasannya, hari Minggu adalah hari kebangkitan Kristus. Sebagai ”hari pertama minggu  itu” (Mrk 16:2) mengingatkan penciptaan pertama, dan sebagai ”hari kedelapan”, sesudah hari Sabat, melambangkan ciptaan baru yang didahului oleh kebangkitan Kristus. Jadi, bagi orang Kristen, hari itu merupakan yang pertama dari semua hari dan pesta yang lain. Hari itu merupakan hari Tuhan yang dengan Paskah-Nya, Dia menyempurnakan kebenaran rohani hari Sabat Yahudi dan mewartakan istirahat abadi manusia dalam Allah.
453. Bagaimana kita menjaga kekudusan hari Minggu?
Orang-orang Kristen menjaga kekudusan hari Minggu dan hari-hari wajib lainnya dengan berpartisipasi pada Ekaristi, serta menghindari kegiatan-kegiatan yang menghalangi ibadah kepada Allah dan mengganggu sukacita hari Tuhan atau relaksasi yang dibutuhkan oleh badan dan jiwa. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan keluarga atau pelayanan sosial yang penting dapat dilakukan pada hari itu, asalkan hal tersebut tidak mengarah kepada kebiasaan yang merugikan kekudusan hari Minggu, hidup keluarga, dan kesehatan.
454. Mengapa pengakuan sipil bahwa hari Minggu adalah hari libur itu penting?
Pengakuan itu penting supaya semua diberi kemungkinan nyata untuk beristirahat, memberi perhatian pada religiositas mereka, hidup keluarga, hidup sosial dan budaya. Juga penting menyediakan waktu khusus untuk meditasi, refleksi, keheningan, studi, dan waktu untuk melakukan perbuatan baik, terutama bagi orang sakit dan usia lanjut.

BAB DUA

”KASIHILAH SESAMAMU SEPERTI DIRIMU SENDIRI”

PERINTAH KEEMPAT:

HORMATILAH AYAH DAN IBUMU

455. Apa yang dituntut oleh perintah keempat?
Perintah ini menuntut kita untuk menghormati orang tua kita dan menghormati mereka yang diberi otoritas oleh Allah demi kebaikan kita.
456. Apa kodrat keluarga dalam rencana Allah?
Seorang laki-laki dan perempuan yang dipersatukan dalam perkawinan membentuk sebuah keluarga bersama-sama dengan anak-anak mereka. Allah menetapkan keluarga dan memberinya prinsip fundamental. Perkawinan dan keluarga dimaksudkan untuk kebaikan pasangan dan untuk kelahiran serta pendidikan anak-anak. Anggota-anggota keluarga yang sama membentuk relasi pribadi antar mereka dan menetapkan tanggung jawab masing-masing. Dalam Kristus, keluarga menjadi Gereja domestik karena merupakan satu komunitas iman, harapan, dan kasih.
457. Di mana tempat keluarga dalam masyarakat?
Keluarga merupakan masyarakat paling kecil sehingga mendahului setiap pengakuan dari pihak otoritas publik. Nilai-nilai dan norma keluarga merupakan dasar hidup sosial. Kehidupan dalam keluarga merupakan inspirasi untuk masuk ke dalam hidup bermasyarakat.
458. Apa kewajiban masyarakat terhadap keluarga?
Masyarakat, sambil menghormati prinsip subsidiaritas, mempunyai kewajiban untuk mendukung dan memperkuat perkawinan dan keluarga. Otoritas publik harus menghormati, melindungi, dan memelihara kodrat sejati perkawinan dan keluarga, moralitas publik, hak-hak orang tua, dan kesejahteraan rumah tangga.
459. Apa kewajiban anak-anak terhadap orang tua mereka?
Anak-anak harus menghormati, berterima kasih, patuh, dan taat kepada orang tua mereka. Dalam menghormati dan memelihara hubungan baik dengan saudara-saudari mereka, anak-anak memberikan sumbangan mereka bagi perkembangan keselarasan dan kekudusan hidup keluarga secara umum. Anak yang sudah dewasa berkewajiban memberikan dukungan moral dan material jika orang tua ada dalam keadaan susah, sakit, kesepian, atau usia lanjut.
460. Apa kewajiban orang tua terhadap anak-anak mereka?
Orang tua, karena partisipasi mereka dalam kebapaan Allah, mempunyai tanggung jawab pertama untuk mendidik anak-anak mereka dan mereka merupakan pewarta iman yang pertama bagi anak-anak. Mereka mempunyai kewajiban untuk mengasihi dan menghormati anak-anak mereka sebagai pribadi dan sebagai anak-anak Allah dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan material dan spiritual mereka sejauh itu mungkin. Mereka harus memilih sekolah yang tepat dan membantu mereka dengan nasihat-nasihat yang bijaksana dalam memilih profesi dan status hidup mereka. Secara khusus, orang tua mempunyai misi untuk mendidik anak-anak mereka dalam iman Kristen.
461. Bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak-anak mereka dalam iman Kristen?
Orang tua melakukannya terutama dengan teladan, doa, katekese keluarga, dan berpartisipasi dalam Gereja.
462. Apakah ikatan keluarga itu merupakan kebaikan yang absolut?
Ikatan keluarga itu penting, tetapi tidak mutlak karena panggilan pertama seorang Kristen ialah mengikuti dan mengasihi Yesus. ”Barangsiapa mengasihi bapa dan ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Orang tua harus mendukung dengan gembira pilihan anak-anak mereka untuk mengikuti Yesus dalam status hidup apa pun, bahkan dalam hidup bakti atau pelayanan imamat.
463. Bagaimana melaksanakan otoritas dalam bermacam-macam situasi masyarakat sipil?
Otoritas harus selalu dilaksanakan sebagai suatu pelayanan, dengan menghormati hak asasi fundamental seseorang, hierarki nilai-nilai yang adil, hukum, keadilan distributif, dan prinsip subsidiaritas. Semua yang diberi otoritas harus mendahulukan kepentingan komunitas di atas kepentingan mereka sendiri dan keputusan-keputusan mereka harus diinspirasikan oleh kebenaran tentang Allah, manusia, dan dunia.
464. Apa kewajiban warga negara terhadap otoritas sipil?
Mereka yang menjadi subjek otoritas harus memandang mereka yang mempunyai otoritas sebagai representasi Allah dan membuka kerja sama dengan mereka supaya kehidupan publik dan sosial berfungsi. Kerja sama ini meliputi cinta dan pelayanan untuk tanah air, hak dan kewajiban untuk menggunakan hak pilih, kewajiban membayar pajak, membela negara, dan hak untuk memberikan kritik yang membangun.
465. Bilamana seorang warga negara dilarang untuk menaati otoritas sipil?
Seorang warga negara wajib dalam suara hatinya untuk tidak menaati otoritas sipil jika mereka bertentangan dengan tuntutan tatanan moral. ”Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia” (Kis 5:29).

PERINTAH KELIMA:

JANGAN MEMBUNUH

466. Mengapa harus menghormati kehidupan manusia?
Kehidupan manusia haruslah dihormati karena hidup itu suci. Sejak awal mula, hidup manusia ikut serta dalam tindakan kreatif Allah dan berada dalam hubungan yang khusus dengan Sang Pencipta, yang menjadi tujuan akhir satu-satunya. Menghancurkan secara langsung manusia yang tidak bersalah adalah tindakan melawan hukum. Ini sama sekali bertentangan dengan martabat pribadi manusia dan kekudusan Sang Pencipta.  ”Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh” (Kel 23:7).
467. Mengapa hak pribadi dan masyarakat untuk mempertahankan diri tidak bertentangan dengan norma ini?
Karena dalam mempertahankan diri, seseorang harus menghormati hak untuk hidup, baik dirinya sendiri maupun orang lain, dan tidak memilih untuk membunuh. Sesungguhnya, karena seseorang bertanggung jawab atas kehidupan orang lain, hak untuk mempertahankan hidup bukan sekadar hak, tetapi juga sungguh menjadi kewajiban. Namun, harus dihindari penggunaan kekuatan yang tidak proporsional.
468. Apa tujuan hukuman?
Hukuman, yang diberikan secara paksa oleh otoritas publik yang sah, bertujuan untuk memulihkan kembali keteraturan yang dirusak oleh pelanggaran, mempertahankan tatanan dan keamanan publik, dan mengoreksi pihak yang bersalah.
469. Hukuman macam apa yang selayaknya diberikan?
Hukuman yang diberikan haruslah seimbang dengan berat-ringannya pelanggaran. Sekarang ini, negara mempunyai kemungkinan untuk mengamankan seseorang yang sudah melakukan tindakan kejahatan agar tidak berbahaya bagi orang lain atau masyarakat. ”Sangatlah jarang atau bahkan tidak ada” situasi saat eksekusi seorang pelaku kejahatan itu mutlak perlu (Evangelium Vitae). Jika sarana yang tidak mematikan itu memadai, otoritas harus membatasi diri pada sarana tersebut karena cara itu berkaitan erat dengan kondisi konkret kebaikan umum dan terlebih menghormati pribadi manusia. Kecuali itu, jangan sampai meniadakan kemungkinan untuk memperbaiki diri bagi pihak yang bersalah.
470. Apa yang dilarang oleh perintah kelima?
Perintah kelima melarang hal-hal di bawah ini sebagai yang sangat bertentangan dengan hukum moral:
       Pembunuhan langsung dan disengaja dan kerja sama untuk melakukannya.
       Aborsi langsung yang dikehendaki, baik sebagai tujuan maupun sarana, termasuk juga kerja sama untuk melakukannya. Terkait dengan dosa ini ialah hukuman ekskomunikasi karena sejak saat dikandung manusia wajib dihormati secara mutlak dan dilindungi keutuhannya.
       Euthanasia langsung yang meliputi pengakhiran hidup orang yang cacat, sakit, atau mereka yang dekat dengan kematian lewat suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang diperlukan.
       Bunuh diri dan kerja sama yang sadar dan disengaja, sejauh merupakan pelanggaran berat melawan cinta kasih terhadap Allah, cinta kasih terhadap diri sendiri dan sesama. Tanggung jawab seseorang bisa menjadi lebih berat karena skandal yang diakibatkannya, atau berkurang jika orang tersebut terganggu secara psikologis atau mengalami ketakutan yang hebat.
471. Prosedur medis apa yang diperkenankan jika kematian dianggap sudah mengancam?
Jika kematian sudah dianggap mengancam, perawatan biasa yang wajib diberikan kepada si sakit tidak boleh dihentikan. Penggunaan obat untuk menghilangkan atau meringankan rasa sakit dapat dibenarkan sejauh itu tidak berakibat atau bertujuan pada kematian. Perawatan yang ”amat berlebihan”, yaitu penggunaan prosedur pengobatan yang di luar proporsi tanpa harapan yang masuk akal untuk hasil yang positif, harus ditolak.
472. Mengapa masyarakat harus melindungi embrio?
Hak hidup yang tak terpisahkan dari setiap individu manusia sejak saat pertama dalam kandungan merupakan unsur pokok dan mutlak dari masyarakat sipil dan perundang-undangannya. Jika negara tidak menggunakan kekuasaannya untuk melindungi hak semua orang, secara khusus mereka yang lemah dan tak berdaya termasuk anak-anak yang belum lahir, landasan utama dari negara yang berdasarkan hukum itu runtuh.
473. Bagaimana orang menghindari skandal?
Skandal, yang mengandung arti membujuk orang lain untuk berbuat jahat, dihindari jika kita menghormati jiwa dan badan seseorang. Setiap orang yang dengan sengaja mengarahkan orang lain untuk melakukan dosa yang serius, dia sendiri melakukan pelanggaran berat.
474. Apa kewajiban kita terhadap badan kita?
Kita bertanggung jawab untuk merawat kesehatan fisik kita dan orang lain, tetapi perlu menghindarkan pemujaan tubuh dan ekses lainnya. Juga harus dihindari pemakaian obat-obat bius yang sangat merusak tubuh dan hidup kita, termasuk juga penyalahgunaan makanan, alkohol, tembakau, dan obat-obatan lainnya.
475. Bilamana eksperimen ilmiah, medis, psikologis terhadap pribadi atau kelompok manusia secara moral bisa dibenarkan?
Hal-hal tadi secara moral bisa dibenarkan jika dilakukan untuk kebaikan integral pribadi atau masyarakat, tanpa risiko yang tidak proporsional terhadap kehidupan, keutuhan fisik dan psikologis si subjek. Kecuali itu, si subjek harus diberi informasi selengkap mungkin dan kebebasan untuk memberikan persetujuannya.
476. Apakah transplantasi organ tubuh itu diperkenankan sebelum dan sesudah kematian?
Transplantasi organ secara moral bisa diterima jika si donor memberikan persetujuannya dan tanpa menyebabkan akibat-akibat yang luar biasa baginya. Perihal mendonorkan organ setelah kematian, harus betul-betul dipastikan bahwa si donor benar-benar sudah meninggal.
477. Praktek-praktek apa yang bertentangan dengan hormat atas keutuhan tubuh pribadi manusia?
Praktek-praktek tersebut adalah penculikan dan penyanderaan, terorisme, kekerasan dan sterilisasi langsung. Amputasi dan mutilasi seseorang hanya bisa diperkenankan secara moral jika hal itu dilakukan untuk tujuan penyembuhan medis.
478. Perawatan apa yang harus diberikan kepada orang yang sedang mengalami sakratul maut?
Orang tersebut mempunyai hak untuk menjalani saat-saat terakhir hidupnya dengan layak, terutama didukung dengan doa-doa dan Sakramen yang mempersiapkannya untuk bertemu dengan Allah yang hidup.
479. Bagaimana memperlakukan tubuh orang yang sudah meninggal?
Tubuh orang yang sudah meninggal harus diperlakukan dengan cinta dan hormat. Kremasi diperkenankan asal hal itu bukan merupakan penyangkalan iman akan kebangkitan badan.
480. Apa yang diminta oleh Tuhan kepada setiap orang berkenaan dengan damai?
Tuhan Yesus, yang mewartakan ”Berbahagialah orang yang membawa damai” (Mat 5:9), meminta kedamaian hati. Dia mencela imoralitas dari kemarahan yang merupakan hasrat untuk membalas dendam atas hal buruk yang diderita. Tuhan Yesus juga mengutuk kebencian yang membawa orang untuk menginginkan hal yang jahat terhadap sesama. Sikap-sikap ini, jika dikehendaki dan disetujui dengan sadar dan sengaja dalam perkara-perkara yang amat penting, merupakan dosa berat melawan cinta kasih.
481. Apa itu damai di bumi?
Perdamaian di dunia, yang diperlukan untuk menghormati dan mengembangkan kehidupan manusia, bukan hanya sekadar tidak adanya perang atau pun keseimbangan kekuasaan di antara kelompok-kelompok yang berlawanan. Damai itu berarti ”ketenangan tatanan” (Santo Agustinus), ”akibat kebenaran” (Yes 32:17) dan hasil cinta kasih. Kedamaian dunia merupakan gambaran dan buah dari kedamaian dalam Kristus.
482. Apa yang dibutuhkan untuk menciptakan damai di bumi?
Damai di bumi menuntut pembagian yang adil dan perlindungan hak milik pribadi, komunikasi bebas antarmanusia, hormat terhadap martabat pribadi dan bangsa, dan praktek keadilan dan persaudaraan yang terus-menerus.
483. Kapan diperbolehkan secara moral untuk menggunakan kekuatan militer?
Penggunaan kekuatan militer bisa dibenarkan secara moral jika memenuhi syarat-syarat berikut secara serentak:
– penderitaan yang diakibatkan oleh penyerang sudah begitu berat, akut, dan berlangsung lama,
– semua cara damai yang sudah dicoba terbukti tidak membawa hasil,
– ada dasar yang kuat dan prospek yang jelas akan keberhasilan,
– penggunaan senjata, terutama senjata-senjata modern yang bisa mengakibatkan kerusakan massal, tidak boleh berakibat lebih buruk daripada keadaan buruk aktual yang akan dihindarkan.
484. Dalam bahaya perang, siapa yang bertanggung jawab untuk memberikan penilaian terhadap kondisi ini?
Tanggung jawab ini berada di pundak para pejabat pemerintah yang sah, yang harus membuat penilaian bijaksana dan mempunyai hak untuk mewajibkan warga negara untuk membela negara. Tetapi, orang yang mempunyai keberatan suara hati merupakan kekecualian. Jika demikian, kewajiban membela negara bisa diganti dengan bentuk pelayanan lain untuk kepentingan masyarakat.
485. Dalam kasus perang, apa yang dituntut oleh hukum moral?
Hukum moral tetaplah berlaku, bahkan dalam keadaan perang. Hukum moral ini menuntut perlakuan manusiawi terhadap orang-orang yang tidak berperang, tentara-tentara yang terluka dan para tawanan perang. Tindakan-tindakan sadar dan disengaja yang berlawanan dengan hukum bangsa-bangsa, dan perintah-perintah yang diberikan untuk tindakan tersebut merupakan suatu kejahatan serius. Ketaatan buta terhadap perintah itu tidak dapat dibenarkan secara moral. Tindakan-tindakan perusakan massal harus dikutuk, demikian pula pemusnahan etnis minoritas. Tindakan ini merupakan dosa yang sangat berat. Secara moral, orang wajib menolak perintah-perintah yang menyuruh melakukan tindakan-tindakan tersebut.
486. Apa yang harus dilakukan untuk menghindari perang?
Karena segala macam kejahatan, keburukan, dan ketidakadilan yang disebabkan oleh perang, kita harus melakukan segala yang mungkin untuk menghindarinya. Untuk tujuan ini, sangat pentinglah menghindari: akumulasi dan penjualan senjata yang tidak diatur oleh otoritas yang sah, segala bentuk ketidakadilan ekonomi dan sosial, diskriminasi kelompok etnis dan agama, iri hati, saling tidak percaya, kesombongan, dan keinginan untuk balas dendam. Segala sesuatu yang dilakukan untuk mengatasi hal-hal ini dan keburukan moral lainnya bisa menjadi sumbangan untuk menciptakan damai dan menghindari perang.

PERINTAH KEENAM:

JANGAN BERZINA

487. Tanggung jawab apa yang dimiliki manusia berkenaan dengan identitas seksualnya?
Allah telah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan, setara dalam martabat pribadi mereka, dan memanggil mereka kepada cinta dan persatuan. Setiap orang harus menerima identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan, mengenal perannya untuk keseluruhan pribadi, kekhususan, dan sikap saling melengkapi.
488. Apa itu kemurnian?
Kemurnian berarti integrasi positif seksualitas dalam diri seorang pribadi. Seksualitas menjadi betul-betul manusiawi jika diintegrasikan dengan cara yang benar ke dalam hubungan satu pribadi dengan yang lainnya. Kemurnian adalah keutamaan moral, anugerah Allah, rahmat, dan buah Roh Kudus.
489. Apa yang tercantum dalam keutamaan kemurnian?
Keutamaan kemurnian meliputi pembelajaran penguasaan diri sebagai suatu ungkapan kebebasan manusia yang diarahkan kepada pemberian diri. Untuk mencapai tujuan ini, perlulah suatu pendidikan integral dan terus-menerus, yang berlangsung tahap demi tahap.
490. Sarana apa yang dapat membantu penghayatan kemurnian ini?
Ada banyak sarana yang dapat ditemukan: rahmat Allah, pertolongan Sakramen-Sakramen, doa, pengenalan diri, praktek askese yang disesuaikan dengan macam-macam situasi, latihan keutamaan moral, khususnya keutamaan penguasaan diri yang berusaha mengendalikan nafsu dengan akal budi.
491. Dengan cara apa setiap orang dipanggil untuk menghayati kemurnian?
Sebagai pengikut Kristus, model semua kemurnian, semua orang yang dibaptis dipanggil untuk menghayati kemurnian sesuai dengan status hidup yang dipilihnya. Beberapa mengucapkan kaul keperawanan atau selibat yang membuat mereka mampu memberikan diri kepada Allah saja dengan hati yang tak terbagi dengan cara yang khusus. Yang lainnya, jika mereka menikah, menghayatinya dalam kemurnian hidup pernikahan, atau jika tidak menikah, menghayati kemurnian dalam hidup bertarak.
492. Apa dosa-dosa utama yang melawan kemurnian?
Dosa-dosa yang sangat bertentangan dengan kemurnian, masing-masing dibedakan menurut objeknya, adalah sebagai berikut : perzinahan, masturbasi, perselingkuhan, pornografi, pelacuran, perkosaan, dan tindakan homoseksual. Dosa-dosa ini merupakan ungkapan sifat buruk dari hawa nafsu. Tindakan-tindakan ini bahkan menjadi lebih berat jika melawan keutuhan fisik dan moral anak-anak di bawah umur.
493. Meskipun hanya mengatakan ”jangan berzina”, mengapa perintah keenam ini melarang semua dosa terhadap kemurnian?
Meskipun dalam teks Dekalog tertulis: ”Jangan berzina” (Kel 20:1-4), Tradisi Gereja secara komprehensif mengikuti pengajaran moral Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta menganggap perintah keenam itu meliputi semua dosa melawan kemurnian.
494. Apa tanggung jawab otoritas sipil berkenaan dengan kemurnian?
Sejauh terikat untuk mengembangkan hormat terhadap martabat pribadi, otoritas sipil wajib berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif untuk praktek kemurnian. Otoritas sipil wajib pula membuat legislasi untuk menghindari penyebaran pelanggaran berat terhadap kemurnian seperti disebutkan tadi, khususnya untuk memberi perlindungan kepada anak-anak di bawah umur dan mereka yang paling lemah dalam masyarakat.
495. Apa kebaikan-kebaikan cinta perkawinan yang menjadi arah seksualitas?
Kebaikan-kebaikan cinta perkawinan, yang bagi mereka yang telah dibaptis disucikan dengan Sakramen Perkawinan, adalah kesatuan, kesetiaan, ketakterceraian, dan keterbukaan terhadap “prokreasi kehidupan” (: adanya keturunan).
496. Apa makna hubungan suami-istri?
Hubungan suami-istri mempunyai makna rangkap dua: unitif (pemberian diri pasangan satu sama lain) dan prokreatif (keterbukaan pada keturunan). Tak seorang pun dapat memisahkan kedua makna yang ditetapkan Allah bagi hubungan suami-istri ini dengan mengabaikan yang satu atau yang lainnya.
497. Apa syaratnya agar pengaturan kelahiran bisa diterima secara moral?
Pengaturan kelahiran, yang merupakan satu aspek dari menjadi orang tua yang bertanggung jawab, secara moral objektif bisa diterima jika dilaksanakan oleh pasangan tanpa tekanan dari luar, jika dilaksanakan bukan dengan alasan yang mementingkan diri sendiri, tetapi untuk alasan yang serius, dengan metode yang sesuai dengan kriteria moralitas objektif, yaitu pantang berkala dan menggunakan periode tidak subur.
498. Apa sarana pembatasan kelahiran yang bertentangan dengan kaidah moral?
Setiap tindakan yang mempunyai tujuan atau sebagai sarana untuk menghalangi prokreasi secara intrinsik imoral, misalnya sterilisasi langsung atau kontrasepsi, baik sebelum, selama, maupun sesudah hubungan suami-istri.
499. Mengapa inseminasi dan fertilisasi buatan itu imoral?
Keduanya imoral karena memisahkan prokreasi dari hubungan suami-istri, saat keduanya saling memberikan diri satu sama lain dan meletakkan dominasi teknologi terhadap asal dan tujuan pribadi manusia. Lebih-lebih, inseminasi dan pembuahan yang menggunakan alat-alat teknis yang melibatkan orang yang bukan suami-istri melanggar hak anak untuk dilahirkan dari ibu dan bapak yang dikenalnya, terikat dalam perkawinan dan mempunyai hak eksklusif untuk menjadi orang tua hanya melalui mereka saja.
500. Bagaimana anak-anak harus dipandang?
Anak merupakan anugerah Allah, anugerah puncak dari perkawinan. Jadi, tidak ada istilah hak untuk mendapatkan anak (misalnya, ”a child at any cost” [: menghalalkan segala cara untuk mempunyai anak]). Tetapi, anak mempunyai hak untuk dipandang sebagai buah dari perkawinan orang tuanya, dan juga hak untuk dihormati sebagai seorang pribadi sejak saat dalam kandungan.
501. Apa yang dapat dilakukan pasangan suami-istri jika mereka tidak mempunyai anak?
Jika anugerah anak tidak diberikan kepada mereka, setelah mencoba segala kemungkinan cara medis yang bisa dibenarkan, mereka bisa menunjukkan kemurahan hati dengan menjadi orang tua asuh atau adopsi atau dengan memberikan pelayanan yang berguna bagi orang lain. Dengan cara ini, mereka mewujudkan buah rohani yang berharga.
502. Hal-hal apa saja yang melawan martabat perkawinan?
Hal-hal yang melawan martabat perkawinan yaitu perzinahan, perceraian, poligami, inses, hubungan bebas (hidup bersama, konkubinat), dan hubungan seks sebelum atau di luar perkawinan.

PERINTAH KETUJUH:

JANGAN MENCURI

503. Apa yang dimaksudkan oleh perintah ketujuh?
Perintah ketujuh menuntut hormat terhadap pembagian dan tujuan universal barang-barang dan hak milik pribadi terhadap barang-barang itu, sebagaimana juga hormat terhadap pribadi, hak milik, dan integritas ciptaan. Gereja juga menemukan, dalam perintah ini, dasar untuk ajaran sosial yang meliputi cara yang benar untuk bertindak dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan politik, hak dan kewajiban pekerja, keadilan dan solidaritas di antara bangsa-bangsa, dan cinta kasih kepada orang-orang miskin.
504. Dalam kondisi-kondisi mana terdapat hak milik pribadi?
Hak milik pribadi bisa diakui jika yang dimiliki itu didapat atau diterima dengan cara yang benar, dan perlu diingat bahwa tujuan universal barang-barang ciptaan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar semua orang.
505. Apa tujuan hak milik pribadi?
Tujuan hak milik pribadi adalah untuk menjamin kebebasan dan martabat individu dengan membantunya menyadari kebutuhan dasar mereka yang dipercayakan kepadanya dan juga semua orang lain yang membutuhkan.
506. Apa yang dituntut oleh perintah ketujuh?
Perintah ketujuh menuntut hormat kepada barang-barang orang lain melalui praktek keadilan dan cinta kasih, keugaharian, dan solidaritas. Secara khusus, perintah ini menuntut hormat pada janji-janji yang dibuat dan kontrak-kontrak yang sudah disetujui, pemulihan, dan ganti rugi untuk ketidakadilan yang sudah dilakukan, hormat terhadap keutuhan ciptaan dengan penggunaan secara ugahari dan bijaksana sumber-sumber alam mineral, tumbuh-tumbuhan, dan binatang dengan perhatian khusus pada spesies yang terancam punah.
507. Perilaku macam apa yang harus dimiliki manusia terhadap hewan?
Manusia harus memperlakukan binatang dengan baik sebagai ciptaan Allah dan menghindari sikap ekstrem, baik cinta yang berlebihan maupun penggunaan sewenang-wenang, khususnya untuk kepentingan eksperimen ilmiah yang melampaui batas-batas yang dapat diterima akal dan menyebabkan penderitaan yang tidak perlu bagi binatang.
508. Apa yang dilarang oleh perintah ketujuh?
Perintah ketujuh terutama melarang pencurian, yaitu mengambil atau memakai milik orang lain yang berlawanan dengan kehendak yang masuk akal dari pemiliknya. Hal ini bisa juga terjadi dalam bentuk pembayaran upah yang tidak adil, berspekulasi tentang nilai barang-barang untuk mendapatkan keuntungan dengan akibat kerugian bagi orang lain, atau dengan penipuan dalam bentuk cek atau nota pembayaran. Hal-hal yang juga dilarang ialah penghindaran pajak, bisnis penipuan, perusakan barang milik pribadi atau umum yang disengaja dan disadari, riba, korupsi, penyalahgunaan barang-barang milik umum untuk kepentingan pribadi, dengan sengaja bekerja dengan buruk, dan pemborosan.
509. Apakah isi dari Ajaran Sosial Gereja?
Ajaran Sosial Gereja, yang merupakan perkembangan organik dari kebenaran Injil, memberikan prinsip-prinsip untuk ber-refleksi, merumuskan kriteria untuk penilaian serta menyajikan norma-norma dan pedoman untuk bertindak terkait dengan martabat pribadi manusia dan dimensi sosialnya.
510. Bilamanakah Gereja ikut campur tangan dalam masalah-masalah sosial?
Gereja campur tangan dengan membuat penilaian moral tentang masalah-masalah ekonomi dan sosial jika hal itu diperlukan untuk memperjuangkan hak-hak fundamental setiap pribadi, kebaikan umum, atau keselamatan jiwa-jiwa.
511. Bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi harus dijalankan?
Kehidupan sosial dan ekonomi harus dijalankan menurut metode-metodenya sendiri dalam kerangka tatanan moral, untuk melayani seluruh umat manusia dan untuk melayani semua komunitas manusia dengan menjaga keadilan sosial. Tujuan, pusat, dan subjek pelaku kehidupan sosial dan ekonomi haruslah pribadi manusia sendiri.
512. Apa yang bertentangan dengan Ajaran Sosial Gereja?
Yang bertentangan dengan Ajaran Sosial Gereja ialah sistem sosial dan ekonomi yang mengorbankan hak-hak dasariah pribadi manusia atau meletakkan keuntungan sebagai norma eksklusif dan tujuan akhir. Untuk alasan inilah Gereja menolak ideologi yang pada masa modern ini dihubungkan dengan komunisme atau ateisme dan bentuk-bentuk totaliter sosialisme. Tetapi dalam praktek kapitalisme, Gereja juga menolak individualisme yang berpusat pada diri sendiri dan peranan mutlak hukum pasar yang mengalahkan pekerjaan manusiawi.
513. Apa makna pekerjaan?
Bagi manusia, pekerjaan merupakan kewajiban sekaligus hak. Melalui pekerjaan, manusia bekerja sama dengan Allah Pencipta. Melalui pekerjaan yang dilaksanakan dengan penuh komitmen dan kompetensi, kita mewujudnyatakan potensi yang terpatri dalam kodrat kita, menghormati anugerah-anugerah dari Sang Pencipta dan talenta-talenta yang diterima dari-Nya, menunjang kehidupan kita dan keluarga kita, dan melayani masyarakat. Terlebih lagi, dengan rahmat Allah, pekerjaan dapat menjadi sarana pengudusan dan kerja sama dengan Kristus untuk keselamatan orang lain.
514. Jenis pekerjaan macam apa yang merupakan hak setiap orang?
Jalan masuk kepada pekerjaan yang aman dan jujur harus terbuka bagi semua orang, tanpa diskriminasi yang tidak adil dan dengan menghormati inisiatif ekonomi yang bebas dan upah yang adil.
515. Apa tanggung jawab negara berkenaan dengan pekerjaan?
Adalah tugas negara untuk menjamin kebebasan individu dan hak milik pribadi, seperti juga mata uang yang stabil dan pelayanan umum yang efektif. Termasuk juga tanggung jawab negara untuk menjaga dan melaksanakan hak-hak asasi dalam sektor ekonomi. Sesuai dengan konteks dan situasinya, masyarakat harus membantu warganya untuk menemukan pekerjaan.
516. Apa tugas para pemimpin perusahaan (: penanggung jawab manajemen bisnis)?
Para pemimpin perusahaan bertanggung jawab atas akibat-akibat ekonomis dan ekologis dari kegiatan-kegiatan mereka. Mereka harus mementingkan pertama-tama kebaikan manusia dan bukan hanya bertambahnya keuntungan; walaupun demikian disadari pula bahwa keuntungan ini penting untuk menjamin investasi, masa depan bisnis, dan kemajuan hidup ekonomi.
517. Apa yang menjadi kewajiban para pekerja?
Para pekerja harus melaksanakan pekerjaan mereka dengan kesadaran, kompetensi, dan dedikasi, serta dengan mencari penyelesaian setiap pertikaian dengan jalan dialog. Penggunaan pemogokan tanpa kekerasan secara moral bisa dibenarkan jika hal itu dirasa perlu untuk mencari solusi yang proporsional, hal itu tentu saja harus dengan memperhitungkan kebaikan umum.
518. Bagaimana melaksanakan keadilan dan solidaritas di antara bangsa-bangsa?
Pada level internasional, semua bangsa dan institusi harus melaksanakan pekerjaan mereka dalam solidaritas dan subsidiaritas, dengan tujuan untuk menghapuskan atau paling sedikit mengurangi kemiskinan, ketidaksamaan sumber-sumber daya dan sarana ekonomi, ketidakadilan ekonomi dan sosial, eksploitasi manusia, akumulasi utang negara-negara miskin, dan mekanisme buruk yang menghalangi perkembangan negara-negara yang kurang maju.
519. Dengan cara apa orang-orang Kristen berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik?
Umat awam mengambil bagian secara langsung dalam kehidupan sosial dan politik dengan menjiwai realitas-realitas duniawi dengan semangat Kristen, dan dengan bekerja sama dengan semua pihak yang berkehendak baik. Mereka adalah saksi-saksi otentik Injil dan juga para pelaku keadilan dan kedamaian.
520. Apakah yang memberikan inspirasi cinta kepada kaum miskin?
Cinta kepada kaum miskin diinspirasikan oleh Injil Sabda Bahagia dan teladan Yesus dalam keprihatinan-Nya yang terus-menerus bagi kaum miskin. Yesus berkata: ”Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Cinta kepada kaum miskin diwujudkan melalui perjuangan melawan kemiskinan materi dan juga melawan pelbagai bentuk kemiskinan kultural, moral, dan religius. Karya-karya amal, spiritual dan material, serta berbagai lembaga karitatif yang telah didirikan selama berabad-abad merupakan saksi-saksi konkret cinta istimewa kepada kaum miskin yang menjadi ciri khas murid-murid Yesus.

PERINTAH KEDELAPAN:

JANGAN BERSAKSI DUSTA TERHADAP SESAMAMU

521. Apa kewajiban seseorang terhadap kebenaran?
Setiap orang dipanggil untuk kejujuran dan kebenaran, baik dalam perbuatan maupun perkataan. Setiap orang mempunyai kewajiban untuk mencari kebenaran, menganutnya dan mengatur seluruh hidupnya sesuai dengan tuntutannya. Dalam Yesus Kristus, seluruh kebenaran Allah sudah dinyatakan. Dia adalah ”kebenaran”. Mereka yang mengikuti-Nya hidup dalam Roh kebenaran dan dilindungi terhadap hati yang mendua, kepura-puraan, dan kemunafikan.
522. Bagaimana seseorang memberi kesaksian akan kebenaran?
Seorang Kristen harus memberi kesaksian akan kebenaran Injil dalam setiap bidang kegiatannya, baik publik maupun pribadi, dan jika perlu, sampai mengurbankan hidupnya. Kemartiran adalah kesaksian tertinggi yang diberikan untuk kebenaran iman.
523. Apa yang dilarang oleh perintah kedelapan?
Perintah kedelapan melarang:
– kesaksian palsu, sumpah palsu, dan dusta, berat atau ringannya diukur dari kebenaran yang diingkari, situasi, intensi yang dimiliki, dan kerusakan yang diderita oleh korbannya.
– Penilaian yang terburu-buru, menjelekkan nama, dan fitnah yang merusak nama baik yang dimiliki seseorang yang menjadi haknya.
– merayu, membujuk, atau bermanis bibir khususnya jika diarahkan kepada dosa yang serius atau untuk mendapatkan keuntungan tertentu yang tidak halal.
Dosa melawan kebenaran menuntut pemulihan jika menyebabkan kerusakan atau pencemaran bagi orang lain.
524. Apa yang dituntut oleh perintah kedelapan?
Perintah kedelapan menuntut hormat kepada kebenaran dibarengi dengan pertimbangan kasih dalam bidang komunikasi dan menyebarkan informasi, yang harus mempertimbangkan kebaikan pribadi dan umum, perlindungan terhadap kehidupan pribadi dan bahaya skandal. Perlu diperhatikan mengenai rahasia jabatan yang harus dijaga, kecuali dalam kasus khusus karena alasan berat dan proporsional, dan juga harus menghormati kepercayaan yang diberikan di bawah meterai rahasia.
525. Bagaimana seseorang seharusnya menggunakan sarana komunikasi sosial?
Informasi yang diberikan oleh media massa harus bertujuan demi kebaikan umum. Isinya harus benar dan – dalam batas-batas keadilan dan kasih – juga lengkap. Lebih-lebih lagi, informasi haruslah dikomunikasikan sejujurnya dan semestinya dengan sungguh-sungguh menghormati hukum moral dan hak yang sah dan martabat pribadi seseorang.
526. hubungan apa yang ada antara kebenaran, keindahan, dan seni suci?
Kebenaran itu indah, membawa dalam dirinya cahaya keindahan spiritual. Kecuali diungkapkan dalam kata-kata, ada pula ungkapan lain kebenaran yang bersifat melengkapi, yaitu secara khusus dalam keindahan karya-karya seni. Karya seni merupakan buah dari talenta yang diberikan oleh Allah dan usaha manusia. Seni suci yang benar dan berbentuk indah harus mewartakan dan memuliakan misteri Allah yang tampak dalam Kristus, dan menuntun ke arah penyembahan dan cinta Allah, Pencipta dan Juru Selamat, Keindahan Kebenaran dan Cinta yang tak kelihatan dan mengatasi segala sesuatu.

PERINTAH KESEMBILAN:

JANGAN MENGINGINI ISTRI SESAMAMU

527. Apa yang dituntut oleh perintah kesembilan?
Perintah kesembilan, “Jangan mengingini istri sesamamu”, menuntut kita untuk mengatasi hawa nafsu seksual dalam pikiran dan keinginan. Perjuangan melawan hawa nafsu tersebut menyebabkan pemurnian hati dan melatih keutamaan pengendalian diri.
528. Apa yang dilarang oleh perintah kesembilan?
Perintah kesembilan, “Jangan mengingini istri sesamamu”, melarang untuk berpikir dan berkeinginan sehubungan dengan tindakan yang dilarang oleh perintah keenam, “Jangan berzina”.
529. Bagaimana seseorang mencapai kemurnian hati?
Dalam perjuangan melawan keinginan tak teratur, dengan rahmat Allah, orang yang sudah dibaptis mampu mencapai kemurnian hati melalui keutamaan dan anugerah kemurnian, maksud yang jujur, cara melihat yang jujur baik lahir maupun batin, penguasaan imajinasi dan perasaan, dan melalui doa.
530. Apa tuntutan lain untuk kemurnian?
Kemurnian menuntut keugaharian yang seraya melindungi pusat terdalam seorang pribadi, mengungkapkan kepekaan kemurnian. Kemurnian membimbing bagaimana seseorang memandang orang lain dan bertindak terhadapnya sesuai dengan martabat pribadi dan persatuan mereka. Kemurnian membebaskan seseorang dari erotisme yang merajalela dan menghindari hal-hal yang merangsang keingintahuan yang sensitif. Kemurnian juga menuntut pemurnian situasi sosial dengan sarana perjuangan konstan melawan moral yang permisif yang didasarkan pada pemahaman kebebasan manusia yang keliru.

PERINTAH KESEPULUH:

JANGAN MENGINGINI MILIK SESAMAMU

531. Apa yang dituntut dan apa yang dilarang oleh perintah kesepuluh?
Perintah ini, yang melengkapi perintah sebelumnya, menuntut sikap batin hormat terhadap hak milik orang lain dan melarang ketamakan, keinginan tak terkendali atas milik orang lain, dan iri hati yang menjadi kesedihan yang dialami oleh seseorang jika memandang barang orang lain dan keinginan tak terkendali untuk mendapatkannya bagi dirinya sendiri.
532. Apa yang dituntut Yesus dalam ajaranNya tentang kemiskinan ”di hadapan Allah”?
Yesus menuntut para murid-Nya untuk menempatkan Dia di atas apa pun dan siapa pun. Pelepasan diri dari kekayaan dalam semangat kemiskinan injili dan penyerahan diri kepada penyelenggaraan Allah, yang membebaskan kita dari kecemasan akan masa depan, mempersiapkan kita untuk menghidupi rahmat kebahagiaan ”orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga” (Mat 5:3).
533. Apa kerinduan terbesar manusia?
Kerinduan terbesar manusia ialah memandang Allah. ”Aku ingin memandang Allah” merupakan jeritan seluruh keberadaan manusia. Kita menyadari kebahagiaan sejati dan penuh dalam pandangan dan kebahagiaan dari Dia yang telah menciptakan kita karena cinta, dan menarik kita kepada Diri-Nya dengan cinta yang tak terbatas.
”Barangsiapa melihat Allah, dia sudah memperoleh seluruh kebaikan yang bisa dia pahami.
(Santo Gregorius dari Nissa)
  
Ikon ini mengingatkan pada kisah biblis tentang Pentekosta.
”Ketika tiba hari Pentekosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba, turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka, penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis 2:1-4).
Dalam lukisan ini, digambarkan dari burung merpati, simbol Roh Kudus, keluar seberkas cahaya yang kuat melingkupi Maria dan para Rasul. Ini merupakan cahaya yang menerangi pikiran para Rasul dan memberikan anugerah hikmat, pengertian, dan pengenalan akan Allahbersama-sama dengan anugerah kesalehan, keperkasaan, nasihat, dan Roh takut akan Allah.
Lidah-lidah api hinggap pada kepala mereka untuk menunjukkan kepenuhan cinta Allah yang akan mendorong mereka menjadi pewarta-pewarta Injil kepada segala bangsa. Rahmat yang berlimpah-limpah ini akan membuat para Rasul bisa dipahami oleh semua orang karena bahasa cinta itu universal dan terbuka untuk semua orang.
Untuk mengatasi perpecahan yang diciptakan oleh macam-macam bahasa di antara umat manusia, Pentekosta memberikan obat kesatuan di antara para bangsa.
Maria, bunda Gereja, Ratu para Rasul, dan pendoa yang sempurna, merupakan figur dominan pada pusat ikon ini. Dalam cinta Roh Kuduslah umat beriman dapat mengangkat doa mereka sebagai anak kepada Allah sesuai dengan kata-kata para Rasul.
”Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam  hati kita, yang berseru, ’Ya Abba, ya Bapa!’” (Gal 4:6).
___________
Coptic Icon of Pentecost.

BAGIAN EMPAT

DOA KRISTEN

SEKSI SATU

DOA DALAM HIDUP KRISTEN

Segala waktu itu baik untuk berdoa. Namun, Gereja mengusulkan waktu-waktu khusus bagi umat beriman untuk menekankan dan mendukung doa yang terus-menerus: doa pagi dan doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, doa ibadat harian, Ekaristi hari Minggu, doa rosario, dan pesta-pesta tahun liturgi.
Ikon ini menggambarkan beberapa pesta besar selama tahun liturgi yang menandai doa Gereja. Penggambaran misteri Paskah, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga, merupakan figur dominan pada pusat ikon. Pesta agung ini puncak doa liturgi dan dari sinilah semua pesta lainnya, baik pesta-pesta Yesus maupun Maria, mendapatkan makna dan kekuatan keselamatannya.
___________
Icon of The Principal Liturgical Feasts.
534. Apa itu doa?
Doa berarti mengangkat hati dan budi menuju Allah, atau memohon hal-hal baik kepada-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Doa selalu merupakan rahmat Allah yang datang untuk berjumpa dengan manusia. Doa Kristen ialah relasi anak-anak Allah yang personal dan hidup dengan Bapa mereka yang mahabaik, dengan Putra-Nya Yesus Kristus, dan dengan Roh Kudus yang tinggal dalam hati mereka.

BAB SATU

PEWAHYUAN DOA

535. Mengapa ada panggilan universal untuk berdoa?
Karena melalui penciptaan, Allah pertama-tama memanggil setiap makhluk dari ketiadaan. Bahkan sesudah kejatuhan ke dalam dosa, manusia tetap mampu mengenal Penciptanya dan memelihara kerinduan akan Dia yang sudah menciptakannya. Semua agama, dan secara khusus seluruh sejarah keselamatan, memberikan kesaksian tentang kerinduan manusia akan Allah ini. Namun, pertama-tama adalah Allah yang terus-menerus menarik setiap orang kepada perjumpaan misterius yang disebut dengan doa ini.

PEWAHYUAN DOA DALAM PERJANJIAN LAMA

536. Bagaimana Abraham menjadi model pendoa?
Abraham menjadi model pendoa karena dia berjalan dalam kehadiran Allah, mendengarkan dan menaati-Nya. Doanya merupakan pergulatan iman karena ia tetap terus percaya akan kesetiaan Allah, bahkan pada masa-masa pencobaan. Di samping itu, setelah menerima kunjungan Allah yang mempercayakan rencanaNya kepada Abraham dalam kemahnya sendiri, Abraham berani menjadi perantara untuk orang-orang berdosa dengan kepercayaan total.
537. Bagaimana Musa berdoa?
Doa Musa merupakan ciri khas doa kontemplasi. Allah yang memanggil Musa dari semak bernyala sering dan lama berbicara dengannya, ”dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Kel 33:11). Dalam hubungan erat dengan Allah ini, Musa menerima kekuatan untuk menjadi perantara bagi umatnya dengan keteguhan hati: doanya merupakan pralambang satu-satunya pengantara, Kristus Yesus.
538. Dalam Perjanjian lama, apa hubungan raja dan kenisah dengan doa?
Doa Umat Allah berkembang dalam bayangan tempat tinggal Allah – Tabut Perjanjian, kemudian kenisah – di bawah bimbingan gembala mereka. Di antara mereka terdapat Daud, raja ”menurut hati Allah sendiri”, gembala yang berdoa bagi umatnya. Doanya merupakan model untuk doa umat karena berkenaan dengan kepercayaan akan janji ilahi, suatu kepercayaan yang dipenuhi dengan cinta akan Dia, satu-satunya Raja dan Allah.
539. Apa peranan doa dalam perutusan para nabi?
Dari doalah para nabi menimba penerangan dan kekuatan untuk mengajak umat agar beriman dan melakukan pertobatan hati. Mereka masuk ke dalam hubungan yang erat dengan Allah dan menjadi perantara untuk saudara-saudari mereka. Dan, kepada mereka inilah para nabi mewartakan apa yang telah mereka lihat dan dengar dari Allah. Elia adalah bapa dari semua nabi, dari mereka yang mencari wajah Allah. Di Gunung Karmel, Elia membuat umat kembali kepada iman mereka karena campur tangan Allah. Kepada Allah, Elia berdoa: ”Jawablah aku, ya Tuhan, jawablah aku!” (1Raj 18:37).
540. Apa pentingnya mazmur dalam doa?
Mazmur merupakan puncak doa dalam Perjanjian Lama. Sabda Allah menjadi doa manusia. Doa ini, yang tak terpisahkan baik personal maupun komunal dan diilhami oleh Roh Kudus, memadahkan perbuatan Allah yang hebat dalam penciptaan dan sejarah keselamatan. Kristus mendoakan Mazmur dan membawanya dalam kepenuhan. Jadi, Mazmur tetap merupakan unsur esensial dan permanen dari doa Gereja yang cocok untuk setiap orang dalam segala macam kondisi dan waktu.

DOA DIUNGKAPKAN SECARA PENUH DAN DIWUJUDKAN DALAM YESUS

541. Dari siapa Yesus belajar bagaimana berdoa?
Yesus, dengan hati manusiawinya, belajar berdoa dari bunda-Nya dan dari tradisi Yahudi. Tetapi, doa-Nya memancar dari sumber yang jauh lebih rahasia karena Dia adalah Putra Allah yang abadi, yang dalam kemanusiaan kudus-Nya mempersembahkan doa keputraan-Nya yang sempurna kepada Bapa-Nya.
542. Bilamana Yesus berdoa?
Injil sering menunjukkan Yesus sedang berdoa. Kita membaca dalam Injil, Yesus pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa dalam kesendirian, bahkan pada malam hari. Dia berdoa sebelum saat-saat penentuan misi-Nya atau misi para Rasul-Nya. Pada kenyataannya, seluruh hidup-Nya merupakan doa karena Dia berada dalam kesatuan cinta yang terus-menerus dengan Bapa.
543. Bagaimana Yesus berdoa selama penderitaan-Nya?
Doa Yesus di Taman Getsemani dan kata-kata-Nya yang terakhir di kayu salib mengungkapkan kedalaman doa keputraan-Nya. Yesus menggenapi rencana cinta Bapa dan memikul di pundak-Nya seluruh kecemasan umat manusia dan semua doa permohonan dalam sejarah keselamatan. Dia mempersembahkan semuanya kepada Bapa yang menerimanya dan memberikan jawaban yang jauh melampaui semua harapan dengan membangkitkan PutraNya dari alam maut.
544. Bagaimana Yesus mengajar kita berdoa?
Yesus tidak hanya mengajar kita berdoa dengan Bapa Kami, tetapi juga ketika Dia berdoa. Dengan cara ini, Dia tidak hanya mengajarkan isi doa, tetapi sikap batin yang perlu untuk doa yang benar: kemurnian hati yang mencari Kerajaan Allah dan mengampuni musuh, iman yang teguh dan bersifat keputraan, yang melampaui apa yang bisa kita rasakan dan pahami, dan berjaga-jaga yang melindungi para murid dari pencobaan.
545. Mengapa doa kita berdaya guna?
Doa kita berdaya guna karena dipersatukan dalam iman dengan doa Yesus. Dalam Dia, doa Kristen menjadi kesatuan cinta dengan Bapa. Dengan cara ini, kita bisa mengajukan permohonan kepada Allah dan akan didengarkan. ”Mintalah maka kamu akan menerima supaya penuhlah sukacitamu” (Yoh 16:24).
546. Bagaimana Perawan Maria berdoa?
Doa Maria dicirikan dengan iman dan persembahan total seluruh keberadaannya kepada Allah. Bunda Yesus adalah juga Hawa baru, ”Bunda semua yang hidup”. Dia berdoa kepada Yesus untuk kepentingan semua orang.
547. Apakah ada doa Maria dalam Injil?
Kecuali doa Maria di Kana, Galilea, Injil memberikan doa Magnificat (Luk 1:46-55) yang merupakan kidung Maria dan juga Gereja, persembahan rasa syukur penuh sukacita yang keluar dari hati orang miskin karena harapannya terkabul dengan pemenuhan janji ilahi.

DOA PADA MASA GEREJA

548. Bagaimana komunitas Kristen yang pertama di Yerusalem berdoa?
Pada awal Kisah Para Rasul, tertulis bahwa dalam persekutuan pertama di Yerusalem, yang diajari kehidupan doa oleh Roh Kudus, kaum beriman ”bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” (Kis 2:42).
549. Bagaimana Roh Kudus campur tangan dalam doa Gereja?
Roh Kudus, Guru batin doa Kristen, membentuk Gereja dalam kehidupan doa dan membiarkan masuk lebih lagi ke dalam kontemplasi dan kesatuan dengan misteri Kristus yang tak terselami. Bentuk-bentuk doa yang terungkap dalam tulisan-tulisan Apostolik dan Kanonik tetap menjadi acuan normatif bagi doa Kristen.
550. Apa bentuk-bentuk dasar doa Kristen?
Bentuk-bentuk itu ialah pemberkatan dan penyembahan, doa permohonan dan doa syafaat, syukur dan pujian. Ekaristi mengandung dan mengungkapkan semua bentuk doa.
551. Apa itu ”pemberkatan”?
Doa pemberkatan adalah jawaban manusia terhadap anugerah Allah: kita memuji Yang Mahakuasa yang lebih dulu memberkati kita dan memenuhi kita dengan anugerah-anugerah-Nya.
552. Bagaimana penyembahan itu dijelaskan?
Penyembahan adalah pengakuan yang rendah hati dari pihak manusia bahwa mereka adalah makhluk dari Pencipta yang mahakudus.
553. Apa saja bentuk-bentuk doa permohonan?
Dapat berupa permohonan ampun atau juga permohonan yang rendah hati dan penuh percaya untuk semua kebutuhan kita, baik spiritual maupun material. Tetapi, hal pertama yang harus dimohon ialah kedatangan Kerajaan Allah.
554. Apa isi doa syafaat itu?
Doa syafaat adalah doa yang memohon atas nama orang lain. Doa ini menyelaraskan dan mempersatukan kita dengan doa Yesus yang memohon kepada Bapa untuk semua orang, terutama orang berdosa. Bahkan, doa syafaat harus termasuk mendoakan musuh.
555. Kapan persembahan diberikan kepada Allah?
Gereja mengucap syukur kepada Allah terus-menerus, terutama dalam merayakan Ekaristi saat Kristus memperkenankan Gereja untuk berpartisipasi dalam ucapan syukur-Nya kepada Bapa. Bagi orang Kristen, setiap peristiwa bisa menjadi alasan untuk mengucap syukur.
556. Apakah doa pujian itu?
Pujian adalah bentuk doa yang mengakui secara paling langsung bahwa Allah adalah Allah. Doa ini sama sekali tanpa kepentingan apa pun: mengidungkan pujian Allah semata-mata demi kepentingan Allah dan memuliakan Allah melulu karena Dia adalah Allah.

BAB DUA

TRADISI DOA

557. Apa pentingnya Tradisi berkenaan dengan doa?
Dalam Gereja melalui Tradisi yang hidup, Roh Kudus mengajar anak-anak Allah bagaimana berdoa. Kenyataannya, doa tidak dapat direduksi pada keluarnya dorongan batin secara spontan, tetapi menyangkut kontemplasi, studi, dan pemahaman realitas rohani yang dialaminya.

MENIMBA DARI SUMBER-SUMBER DOA

558. Apa sumber doa Kristen?
Sumber-sumber itu ialah Sabda Allah yang memberi kita ”pengenalan” akan Kristus (Flp 3:8), Liturgi Gereja yang mewartakan, menghadirkan, dan mengomunikasikan misteri keselamatan, keutamaan teologal dan situasi setiap hari karena di dalamnya kita dapat bertemu dengan Allah.
”Aku cinta pada-Mu, Tuhan, dan satu-satunya rahmat yang kuminta ialah mencintai Engkau selamanya. … Allahku, jika lidahku tidak dapat mengatakan setiap saat bahwa aku mencintai Engkau, aku ingin agar hatiku mengulanginya kepada-Mu sesering tarikan napasku.”
(Pastor dari Ars, Santo Yohanes Maria Vianney)

CARA BERDOA

559. Apakah ada banyak cara untuk berdoa dalam Gereja?
Dalam Gereja, ada bermacam-macam cara berdoa yang berhubungan erat dengan perbedaan konteks historis, sosial, dan kultural. Kuasa Mengajar Gereja mempunyai tugas untuk mempertimbangkan kesetiaan cara-cara doa ini kepada tradisi iman para Rasul. Adalah tugas para Imam dan Katekis untuk menjelaskan makna-makna tradisi iman ini yang selalu dikaitkan dengan Yesus Kristus.
560. Apa jalan doa kita?
Jalan doa kita ialah Kristus karena doa itu diarahkan kepada Allah Bapa kita, tetapi hanya dapat sampai kepada-Nya jika kita berdoa dalam nama Yesus, paling sedikit secara implisit. Kemanusiaan-Nya de facto merupakan satu-satunya jalan melalui mana Roh Kudus mengajar kita berdoa kepada Bapa. Karena itu, doa liturgi ditutup dengan rumusan ”melalui Yesus Kristus, Tuhan kami”.
561. Apa peran Roh Kudus dalam doa?
Karena Roh Kudus adalah Guru batin doa Kristen dan ”kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rom 8:26), Gereja menganjurkan kita untuk berseru dan memohon kepada-Nya dalam setiap situasi, ”Datanglah, Roh Kudus!”
562. Dalam arti apa doa Kristen itu juga mempunyai sifat doa Maria?
Karena kerja sama Maria yang istimewa dengan karya Roh Kudus, Gereja sangat suka berdoa kepada Maria dan bersama Maria, pendoa yang sempurna, untuk ”memuliakan” dan berseru kepada Allah bersama dengannya. Maria menunjukkan ”Jalan” kepada kita, yaitu Putranya, satu-satunya Pengantara.
563. Bagaimana Gereja berdoa kepada Maria?
Terutama dengan Salam Maria, dengan doa ini Gereja memohon pengantaraan Sang Perawan Tersuci. Doa-doa Maria yang lain ialah: Rosario, himne Akathistos, Paraklesis (Penghibur), dan banyak himne serta lagu Maria dalam bermacam-macam tradisi Kristiani.

PEMBIMBING DOA

564. Bagaimana santo-santa menjadi pembimbing kita dalam berdoa?
Santo-santa adalah model doa kita. Kita juga mohon mereka menjadi pengantara bagi kita dan juga bagi seluruh dunia di hadapan Tritunggal yang Mahakudus. Pengantaraan mereka merupakan pelayanan yang paling patut dipuji untuk rencana Allah. Sepanjang sejarah Gereja, dalam persekutuan para Kudus, telah berkembanglah bermacam-macam spiritualitas yang mengajarkan kepada kita bagaimana hidup dan mempraktekkan cara-cara doa.
565. Siapa yang dapat mendidik kita dalam doa?
Keluarga Kristiani adalah tempat pertama untuk pendidikan doa. Doa harian keluarga secara khusus sangat dianjurkan karena merupakan saksi pertama kehidupan doa dalam Gereja. Katekese, kelompok-kelompok doa, dan ”bimbingan rohani” merupakan sekolah dan bantuan untuk doa.
566. Tempat-tempat mana yang mendukung untuk berdoa?
Orang dapat berdoa di mana saja, tetapi pilihan tempat tertentu dapat memberikan bantuan yang tidak dapat diabaikan. Gereja adalah tempat untuk doa liturgi dan perayaan Ekaristi. Tempat-tempat lain juga dapat membantu seseorang untuk berdoa, misalnya ”ruang doa khusus” di rumah, biara, atau tempat ziarah.

BAB TIGA

HIDUP DOA

567. Waktu apa yang tepat untuk berdoa?
Setiap saat itu baik untuk berdoa, tetapi Gereja mengusulkan kepada umat beriman irama tertentu untuk berdoa guna menjaga doa yang terus-menerus: doa pagi dan malam, doa sebelum dan sesudah makan, ibadat harian, Ekaristi hari Minggu, rosario, dan pesta-pesta tahun liturgi.
”Kita harus mengingat Allah lebih sering daripada tarikan napas kita.
(Santo Gregorius dari Nazianze)
568. Apa ungkapan-ungkapan hidup doa?
Tradisi Kristiani mempunyai tiga bentuk untuk mengungkapkan dan menghayati doa: doa dengan kata-kata, meditasi, dan doa kontemplatif. Ciri khas yang umum untuk ketiganya adalah ketenangan hati.

BENTUK-BENTUK DOA

569. Bagaimana menjelaskan doa dengan kata-kata?
Doa dengan kata-kata menggabungkan badan dengan kedalaman doa batin. Bahkan, doa yang paling dalam pun tidak lepas dari doa dengan kata-kata. Tetapi, yang penting harus selalu keluar dari iman personal. Dengan doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan bentuk sempurna doa dengan kata-kata.
570. Apakah meditasi itu?
Meditasi adalah refleksi penuh doa yang dimulai dengan Sabda Allah dalam Kitab Suci. Meditasi meliputi pikiran, imajinasi, dan keinginan untuk memperdalam iman, pertobatan hati, dan memperkuat kehendak kita untuk mengikuti Kristus. Meditasi adalah langkah pertama untuk menuju persatuan cinta dengan Allah kita.
571. Apakah doa kontemplatif itu?
Doa kontemplatif melulu hanya memandang Allah dalam keheningan dan cinta. Doa ini merupakan rahmat Allah, saat iman murni, di dalamnya seseorang berdoa mencari Kristus, menyerahkan dirinya kepada kehendak suci Bapa, dan meletakkan dirinya di bawah tindakan Roh Kudus. Santa Teresa Avila menggambarkan doa kontemplatif sebagai hubungan persahabatan yang amat erat, ”sering tinggal sendiri bersama Allah yang kita tahu mencintai kita”.

PERGULATAN DOA

572. Mengapa doa merupakan suatu ”pergulatan”?
Doa adalah rahmat cuma-cuma, tetapi selalu mengandaikan suatu jawaban tegas dari pihak kita karena mereka yang berdoa itu bergulat melawan diri mereka sendiri, melawan lingkungannya, dan khususnya melawan si Penggoda yang berusaha sekuat tenaga untuk menarik orang keluar dari doa. Pergulatan doa tidak terpisahkan dari kemajuan dalam hidup rohani. Kita berdoa seperti kita hidup karena kita hidup seperti kita berdoa.
573. Apakah ada keberatan terhadap doa?
Kecuali pemahaman yang salah mengenai doa, banyak orang berpikir bahwa mereka tidak mempunyai waktu untuk berdoa atau berdoa itu tidak ada gunanya. Mereka yang berdoa dapat kehilangan semangat menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Untuk mengatasi aneka rintangan tersebut, diperlukan kerendahan hati, kepercayaan, dan ketekunan.
574. Apa saja kesulitan-kesulitan dalam doa?
Sering kali, doa kita dipersulit oleh pikiran melayang. Ia mengalihkan perhatian kita dari Allah dan dapat juga menyingkapkan apa yang membuat kita bergantung. Untuk itu, hati kita harus dengan rendah hati kembali kepada Allah. Sering kali, doa terancam oleh kekeringan. Siapa yang dapat mengatasi kekeringan, juga dapat setia kepada Allah meski tanpa hiburan yang dirasakan. Kejenuhan adalah satu bentuk kemalasan rohani yang disebabkan oleh berkurangnya kewaspadaan dan kecermatan hati.
575. Bagaimana kita dapat memperkuat kepercayaan kita sebagai anak?
Kepercayaan kita sebagai anak diuji jika kita berpikir bahwa kita tidak didengarkan. Karena itu, perlulah kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah Allah itu betul-betul Bapa yang kehendak-Nya kita cari untuk kita laksanakan, ataukah hanya alat untuk memenuhi keinginan kita. Jika doa kita dipersatukan dengan doa Yesus, kita akan tahu bahwa Dia memberikan kepada kita jauh lebih daripada sekadar anugerah ini atau itu. Kita menerima Roh Kudus yang mengubah hati kita.
576. Mungkinkah  selalu berdoa setiap saat?
Doa itu selalu mungkin karena masa seorang Kristen adalah masa Kristus yang bangkit yang ”senantiasa” beserta kita (Mat 28:20). Karena itu, doa dan hidup seorang Kristen tidak terpisahkan.
”Sangat mungkinlah berdoa bahkan di tengah-tengah pasar atau sementara berjalan sendirian. Mungkin pula di tengah-tengah transaksi bisnis, sementara membeli atau menjual, atau bahkan sewaktu memasak.”
(Santo Yohanes Krisostomus)
577. Apa itu doa ”Saat Yesus”?
Doa ini disebut doa Yesus sebagai Imam Agung pada Perjamuan Malam Terakhir. Yesus, Imam Agung Perjanjian Baru, berdoa kepada Bapa-Nya ketika saat kurban-Nya, saat ”kepindahan-Nya” sudah mendekat.

SEKSI DUA

DOA TUHAN : ”BAPA KAMI”

Bapa Kami
Pater Noster
Bapa kami yang ada di surga :
Pater noster qui es in caelis :
dimuliakanlah nama-Mu.
sanctificetur Nomen Tuum;
Datanglah Kerajaan-Mu.
adveniat Regnum Tuum;
Jadilah kehendak-Mu.
fiat voluntas Tua,
Di atas bumi seperti di dalam Surga.
sicut in caelo, et in terra.
Berilah kami rejeki pada hari ini,
Panem nostrum quotidianum da nobis hodie;
dan ampunilah kesalahan kami,
et dimitte nobis debita nostra,
seperti kami pun mengampuni
sicut et nos dimittimus
yang bersalah kepada kami,
debitoribus nostris;
dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
et ne nos inducas in tentationem;
tetapi bebaskan kami dari yang jahat.
sed libera nos a Malo.
”Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya,  ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa’” (Luk 11:1). Yesus menjawab dengan mengajar mereka doa Bapa Kami.
Para murid, yang telah mempunyai pengalaman dengan doa Yahudi, sangat terkesan oleh ciri khas khusus doa dari Guru mereka. Yesus secara aktual berada dalam doa yang terusmenerus (bdk. Luk 5:16). Saat-saat yang amat penting dalam hidup-Nya disertai dengan doa. Yesus berdoa pada pembaptisan-Nya di Sungai Yordan (Luk 3:21), sebelum memanggil para Rasul (Luk 6:12), dan sebelum transfigurasi-Nya (Luk 9:28). Dia berdoa untuk iman Petrus (Luk 22:31-32) dan untuk pengiriman Roh Kudus (Yoh 14:15-17). Dia berdoa sebelum membangkitkan Lazarus (Yoh 11:41) dan waktu masuk ke kota Yerusalem dengan gegap gempita (Yoh 12:27). Dia berdoa kepada Bapa-Nya untuk kemuliaan-Nya pada Perjamuan Malam Terakhir (Yoh 17:1-5), berdoa untuk para murid-Nya (Yoh 17:6-19), dan untuk semua umat beriman (Yoh 17:20-26). Dia berdoa sebelum penderitaan-Nya (Luk 22:39-46) dan pada saat wafat-Nya, Dia berdoa untuk musuh-musuh-Nya (Luk 23:24).
Doa Yesus ditujukan kepada Bapa dalam dialog ketaatan yang memberikan kehidupan bagi perutusan-Nya. ”Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh 4:34). Persatuan erat dengan Bapa ini menjadi sumber kegembiraan dan pujian. ”Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi. … Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tak seorang pun mengenal Anak selain Bapa dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Mat 11:25-27).
Doa kepada Bapa adalah roti kehidupan bagi eksistensi-Nya di dunia. Yesus datang untuk tinggal di antara kita, tetapi Dia tidak meninggalkan rumah Bapa karena Dia tetap menjalin hubungan erat dengan Bapa-Nya dalam doa. Tetapi di lain pihak, hubungan erat sebagai anak ini menjadi kedekatan yang penuh belas kasihan dan menyelamatkan bagi saudara-saudara-Nya sampai dengan kurban tertinggi di salib.
Doa Yesus masih terus berlanjut sampai sekarang (bdk. Ibr 7:25). Dalam Ekaristi, Kristus, Imam Agung, mempersembahkan kepada Bapa kurban penebusan. Dia mempersembahkan dalam persatuan dengan tubuh-Nya, yaitu Gereja. Setiap doa kita itu diangkat kepada Bapa ”melalui Kristus Tuhan kita”. Doa Kristus inilah yang menopang seluruh doa kita, baik yang terucapkan maupun yang ada dalam hati kita. Jika Gereja berdoa dengan doa Yesus ini, Sang Putra memeluk lutut Bapa. Doa anak-anak (umat beriman) naik kepada Bapa melalui suara Sang Anak sulung. Tangan-tangan yang terangkat dalam berbagai macam seruan, pujian, dan permohonan itu berjuta-juta, tetapi suaranya hanya satu, yaitu suara Sang Putra.
Lukisan ini menggambarkan Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani. Dia menerima piala pahit penderitaan-Nya dalam tindakan ketaatan tertinggi kepada Bapa demi keselamatan umat manusia.
___________
El Greco, Prayer of Jesus in the Garden, Museum of Art, Toledo, Ohio.


578. Dari mana asal doa Bapa Kami?
Yesus mengajarkan doa Kristen yang tak tergantikan ini, Bapa Kami, pada hari ketika salah seorang dari para murid-Nya melihat Dia berdoa dan bertanya kepada-Nya, ”Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk 11:1). Tradisi liturgi Gereja selalu memakai teks doa ini dari Santo Matius (Mat 6:9-13).

”RINGKASAN SELURUH INJIL”

579. Apa peranan Bapa Kami dalam Kitab Suci?
Doa Bapa Kami merupakan ”ringkasan dari seluruh Injil” (Tertullianus), ”doa yang sempurna” (Santo Thomas Aquinas). Doa yang terdapat di tengahtengah Khotbah di Bukit (Mat 5-7) ini melukiskan inti seluruh Injil dalam bentuk doa.
580. Mengapa doa ini disebut ”Doa Tuhan”?
Doa Bapa Kami disebut ”Oratio Dominica”, yaitu Doa Tuhan, karena doa ini diajarkan kepada kita oleh Tuhan Yesus.
581. Di mana tempat doa Bapa Kami ini dalam doa Gereja?
Doa Tuhan ini merupakan doa Gereja yang utama. Doa ini ”diberikan” dalam Sakramen Pembaptisan untuk menandakan kelahiran baru anak-anak Allah ke dalam hidup ilahi. Makna penuh doa Bapa Kami ini diungkapkan dalam Ekaristi karena permohonan yang ada di dalamnya berdasarkan misteri penyelamatan yang sudah dilaksanakan, permohonan yang akan terdengar secara penuh pada saat kedatangan Tuhan. Doa Bapa Kami merupakan bagian integral dari Ibadat Harian.

”BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA”

582. Mengapa kita berani mendekat kepada Allah dengan kepercayaan penuh?
Karena Yesus, Penebus kita, membawa kita ke hadapan Bapa dan Roh-Nya menjadikan kita anak-anak Bapa-Nya. Jadi, kita dapat berdoa Bapa Kami dengan penuh kepercayaan sebagai anak-anak-Nya, dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati, dengan kepastian dicintai dan didengarkan.
583. Bagaimana mungkin menyebut Allah sebagai ”Bapa”?
Kita dapat menyebut ”Bapa” karena Putra Allah yang menjadi manusia sudah mewahyukan-Nya kepada kita dan karena Roh-Nya membuat Dia bisa kita kenal. Seruan ”Bapa” menyebabkan kita masuk ke dalam misteri-Nya dengan perasaan takjub yang selalu baru dan membangkitkan dalam diri kita kerinduan untuk bertindak sebagai anak-anak-Nya. Karena itu, jika kita mendoakan Doa Tuhan ini, kita sadar bahwa kita menjadi anak-anak Bapa di dalam Putra-Nya.
584. Mengapa kita berkata Bapa ”Kami”?
Kata ”kami” mengungkapkan hubungan dengan Allah yang baru secara total. Jika kita berdoa kepada Bapa, kita menyembah dan memuliakan Dia bersama Putra dan Roh Kudus. Dalam Kristus kita adalah ”umat-Nya” dan Dia Allah ”kita” sekarang dan selama-lamanya. Kenyataannya, kita juga berkata Bapa ”kami” karena Gereja Kristus adalah kesatuan banyak sekali saudara dan saudari yang ”sehati dan sejiwa” (Kis 4:32).
585. Dengan semangat persekutuan dan perutusan yang bagaimana kita berdoa kepada Allah sebagai Bapa ”kita”?
Karena berdoa Bapa ”kami” merupakan berkat umum bagi orang-orang yang dibaptis, kita merasakan dorongan yang mendesak untuk bergabung dalam doa Yesus untuk kesatuan para murid-Nya. Berdoa ”Bapa Kami” berarti berdoa dengan semua orang dan untuk semua orang agar mereka mengenal satu Allah yang benar dan dikumpulkan bersama dalam satu kesatuan.
586. Apa artinya ”Yang ada di surga”?
Ungkapan biblis ini tidak menunjukkan suatu tempat tertentu, tetapi suatu cara berada. Allah mengatasi segala sesuatu. Ungkapan ini menunjuk pada keagungan, kesucian, dan juga kehadiran-Nya di dalam hati orang-orang benar. Surga, atau rumah Bapa, itu tanah air kita yang sejati dan kita sedang menuju ke sana dalam pengharapan sementara kita masih tinggal di dunia ini. ”Tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (Kol 3:3), kita sudah tinggal di dalam tanah air ini.

KETUJUH PERMOHONAN

587. Bagaimana struktur Doa Tuhan?
Doa Tuhan berisi tujuh permohonan kepada Allah Bapa. Tiga yang pertama lebih berpusat kepada Allah, menarik kita kepada-Nya untuk kemuliaan-Nya, merupakan ciri khas cinta yang pertama-tama berpikir untuk yang dicintainya. Permohonan ini menganjurkan secara khusus apa yang seharusnya kita mohon kepada-Nya: pengudusan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dan terjadinya apa yang menjadi kehendak-Nya. Keempat permohonan yang terakhir mempersembahkan kepada Bapa yang maharahim, kemalangan dan harapan kita. Yang dimohon dari Bapa ialah: rezeki, pengampunan, perlindungan dari pencobaan, dan pembebasan dari yang jahat.
588. Apa arti ”Dimuliakanlah Nama-Mu”?
Memuliakan Nama Allah terutama merupakan sebuah doa pujian yang mengakui Allah sebagai Kudus. Allah sudah mewahyukan Nama-Nya yang kudus kepada Musa dan ingin agar umat-Nya dikuduskan bagi-Nya sebagai bangsa yang kudus dan di dalamnya Dia akan tinggal.
589. Bagaimana membuat Nama Allah Kudus dalam diri kita dan di dunia?
Membuat Kudus Nama Allah, yang memanggil kita kepada ”kekudusan” (1Tes 4:7) adalah menghendaki pengudusan Sakramen Pembaptisan menjiwai seluruh hidup kita. Sebagai tambahan, berarti meminta – lewat hidup dan doa kita – agar Nama Allah dikenal dan dipuji oleh setiap orang.
590. Apa yang dimohon oleh Gereja ketika berdoa ”Datanglah Kerajaan-Mu”?
Gereja berdoa untuk kedatangan yang terakhir Kerajaan Allah melalui kembalinya Kristus dalam kemuliaan-Nya. Gereja juga berdoa agar Kerajaan Allah berkembang sejak sekarang dan selanjutnya melalui pengudusan umat dalam Roh dan melalui komitmen mereka pada pelayanan keadilan dan perdamaian sesuai Sabda Bahagia. Permohonan ini merupakan seruan Roh dan Mempelai: ”Datanglah, Tuhan Yesus” (Why 22:20).
591. Mengapa berdoa ”jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga”?
Kehendak Bapa ialah agar ”semua orang diselamatkan” (1Tim 2:4). Untuk inilah Yesus datang: untuk melaksanakan dengan sempurna kehendak Bapa yang menyelamatkan. Kita berdoa kepada Allah Bapa kita agar menyatukan kehendak kita dengan kehendak Putra-Nya seturut teladan Perawan Maria yang Terberkati dan para kudus. Kita memohon agar rencana-Nya yang penuh cinta terlaksana sepenuhnya di dunia ini sebagaimana sudah terlaksana di dalam surga. Melalui doa inilah kita dapat mengenal ”yang berkenan kepada Allah” (Rom 12:2) dan mempunyai ”ketekunan” untuk melaksanakannya (Ibr 10:36).
592. Apa arti permohonan ”Berilah kami rezeki pada hari ini”?
Memohon kepada Allah dengan kepercayaan seorang anak untuk makanan sehari-hari yang perlu untuk kita semua berarti mengakui betapa baiknya Allah, mengatasi semua kebaikan. Kita juga memohon rahmat untuk mengetahui bagaimana bertindak sehingga keadilan dan solidaritas menyebabkan kelimpahan beberapa orang digunakan untuk membantu mereka yang kekurangan dan membutuhkan.
593. Apa arti khas Kristen dari permohonan ini?
Karena ”manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4), permohonan ini dengan cara yang sama dapat dikenakan pada lapar akan Sabda Allah dan Tubuh Kristus yang diterima dalam Ekaristi sebagaimana juga lapar akan Roh Kudus. Kita memohon dengan kepercayaan penuh pada hari ini – pada kekinian Allah – dan ini diberikan kepada kita terutama dalam Ekaristi yang mengantisipasi perjamuan Kerajaan yang akan datang.
594. Mengapa kita berkata ”Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”?
Dengan memohon agar Allah Bapa mengampuni kita, kita mengakui di hadapan-Nya bahwa kita adalah pendosa. Sekaligus kita mewartakan belas kasihan-Nya karena dalam Putra-Nya dan melalui Sakaramen ”kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa” (Kol 1:14). Namun, permohonan kita akan dijawab hanya jika kita lebih dulu mengampuni.
595. Bagaimana pengampunan itu mungkin?
Belas kasihan cepat memasuki hati kita hanya jika kita sendiri belajar bagaimana mengampuni – bahkan termasuk musuh-musuh kita. Walaupun tam paknya tidak mungkin bagi kita memenuhi tuntutan itu, hati yang mempersembahkan dirinya kepada Roh Kudus dapat, seperti Kristus, mencintai bahkan sampai pada titik penghabisan. Hati demikian dapat mengubah luka menjadi belas kasihan dan mentransformasikan penghinaan menjadi doa syafaat. Pengampunan berpartisipasi dalam belas kasihan ilahi dan merupakan puncak doa Kristiani.
596. Apa arti ”janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”?
Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak membiarkan kita sendirian dan berada dalam kuasa godaan. Kita meminta agar Roh Kudus membantu kita untuk membedakan, di satu pihak, antara pencobaan yang membuat kita berkembang dalam kebaikan dan godaan yang membawa kita pada dosa dan kematian. Dan di lain pihak, membedakan antara digoda dan menyetujui godaan. Permohonan ini menyatukan kita dengan Yesus yang mengalahkan godaan dengan doa-Nya. Ini menuntut kesiap-siagaan dan ketekunan sampai akhir.
597. Mengapa kita menutup dengan permohonan ”Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat”?
”Kejahatan” menunjuk pada pribadi Setan yang melawan Allah dan ”yang menyesatkan seluruh dunia” (Why 12:9). Kemenangan terhadap Setan sudah terjadi dalam Kristus. Tetapi, kita terus berdoa agar keluarga manusia dibebaskan dari Setan dan pekerjaan-pekerjaannya. Kita juga memohon rahmat kedamaian dan ketekunan sementara kita menantikan kedatangan Kristus yang akan membebaskan kita secara definitif dari Si Jahat.
598. Apa arti ”Amin”?
”Pada akhir doa, kamu berseru ‘Amin’ dan dengan kata ini yang berarti: ‘semoga demikian’, kamu mengesahkan semua yang tertera dalam doa ini, yang diajarkan Allah” (Santo Cyrillus dari Yerusalem)
Malaikat adalah ciptaan Allah. Sebagian dari mereka tetap tinggal dan setia kepada-Nya, dalam kehadiran-Nya, melayani Allah dan Gereja. Dan, mereka dipersatukan dengan semua orang yang selamat dalam kemuliaan surga.

Sebagaimana dalam penglihatan tangga Yakub – ”Malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu” (Kej 28:12) – para malaikat adalah pembawa pesan yang penuh daya dan tidak kenal lelah menghubungkan surga dengan bumi. Antara Allah dan manusia tidaklah terdapat kesunyian dan tanpa komunikasi, tetapi ada percakapan terus-menerus dan pertukaran personal tanpa henti. Komunikasi ini ditujukan bagi manusia karena itu manusia harus mengasah ketajaman telinga rohaninya untuk bisa mendengar dan memahami bahasa malaikat ini yang membawa sabda-sabda yang baik, perasaan-perasaan suci, tindakan belas kasihan, perbuatan-perbuatan kasih, dan hubungan-hubungan yang membangun.
Inilah yang kita mohon kepada malaikat pelindung kita, terungkap dalam doa yang terkenal dari devosi populer Katolik:
”Malaikat Allah,
engkau yang diserahi oleh kemurahan Allah
untuk melindungi aku
terangilah, lindungilah,
bimbinglah, dan antarlah aku.
Amin.”
Lukisan yang disajikan di sini menggambarkan sekelompok malaikat ”apteri” (tanpa sayap) yang berdoa dan bernyanyi. Mereka memakai pakaian suci yang mewah untuk menunjukkan bahwa mereka diberi tugas melaksanakan suatu upacara liturgi yang agung. Di samping sebagai pembawa pesan Allah yang dikirim untuk menyatakan kekuasaan kehendak-Nya kepada manusia, malaikat juga melaksanakan pelayanan memuji Allah dalam liturgi surgawi yang abadi (bdk. Why 8:2).
___________
Jan Van Eyck, Angelic Singers, Polyptych in the Cathedral of Gand.

LAMPIRAN

A. DOA BERSAMA

Tanda Salib

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin
Signum Crucis
In nómine Patris et Filii et Spirits Sancti. Amen.

Kemuliaan

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada per mulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin
Gloria
Patri Glória Patri et Filio et Spiritui Sancto. Sicut erat in principio, et nunc et semper et in sæcula saeculórum. Amen.

Salam Maria

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di an tara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, bunda Allah, doa kanlah kami yang berdoa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin.
Ave, Maria
Ave, Maria, grátia plena, Dóminus tecum. Benedicta tu in muliéribus, et benedictus fructus ventris tui, Iesus. Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatóribus, nunc et in hora mortis nostrae. Amen.

Malaikat Allah

Malaikat Allah, engkau yang diserahi oleh kemurahan Allah untuk melindungi aku terangilah, lindungilah, bimbinglah, dan antarlah aku. Amin
Angele Dei
Ángele Dei, qui custos es mei, me, tibi commissum pietáte supérna, illúmina, custódi, rege et gubérna. Amen.

Doa requiem

Ya Tuhan, berilah dia istirahat kekal dan sinarilah dia dengan cahaya abadi. Semoga dia beristirahat dalam damai. Amin

Requiem Æternam

Réquiem ætérnam dona eis, Dómine, et luz perpétua lúceat eis. Requiéscant in pace. Amen.

Malaikat Tuhan

Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus. Salam Maria ….
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu. Salam Maria ….
Sabda sudah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Salam Maria ….
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
Marilah berdoa.
Ya Allah, karena kabar malaikat, kami mengetahui bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami di bawa kepada ke bang kitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.
Kemuliaan …

Angelus Domini

Ángelus Dómini nuntiávit Mariæ. Et concépit de Spiritu Sancto. Ave, Maria …
Ecce ancilla Dómini. Fiat mihi secúndum verbum tuum. Ave, Maria …
Et Verbum caro factum est. Et habitávit in nobis. Ave, Maria …
Ora pro novis, sancta Dei génetrix. Ut digni efficiámur promissiónibus Christi.
Orémus.
Grátiam tuam, quæsumus, Dómine, méntibus nostris infúnde; ut qui, Angelo nuntiánte, Christi Filii tui incarnatiónem cognóvimus, per passiónem eius et crucem, ad resurrectiónis glóriam perducámur. Per eúndem Christum Dóminum nostrum. Amen.
Glória Patri …

Ratu Surga

Ratu surga bersukacitalah, aleluia,
sebab Ia yang sudi kaukandung, aleluia.
Telah bangkit seperti disabdakan-Nya, aleluia.
Doakanlah kami pada Allah, aleluia.
Bersukacitalah dan bergembiralah, Perawan Maria, aleluia,
sebab Tuhan sungguh telah bangkit, aleluia.
Marilah berdoa.
Ya Allah,
Engkau telah menggembirakan dunia
dengan kebangkitan Putra-Mu,
Tuhan kami Yesus Kristus.
Kami mohon, perkenankanlah kami
bersukacita dalam kehidupan kekal
bersama bunda-Nya, Perawan Maria.
Demi Kristus, pengantara kami.
Amin.

Regina Cæli

Regina cæli lætáre, allelúia.
Quia quem meruisti portáre, allelúia.
Resurréxit, sicut dixit, allelúia.
Ora pro nobis Deum, allelúia.
Gaude et lætáre, Virgo Maria, allelúia.
Quia surréxit Dóminus vere, allelúia.
Orémus.
Deus,
qui per resurrectiónem Filii
tui Dó mini nostri Iesu Christi
mundum lætificáre dignátus es, præsta,
quæsumus, ut per eius Genetricem
Virginem Mariam perpétuæ
capiámus gáudia vitæ.
Per Christum Dó mi num nostrum.
Amen.

Salam, ya ratu

Salam, ya Ratu,
Bunda yang ber belas kasih,
hidup, hiburan, dan ha rapan kami.
Kami semua meman jatkan permohonan.
Kami amat su sah, mengeluh, mengesah
dalam lembah duka ini.
Ya Bunda, ya pe lindung kami,
limpahkanlah kasih sayang mu
kepada kami.
Dan Yesus, Pu tra mu yang terpuji itu,
semoga kau tunjukkan ke pada kami.
O Ratu, o Ibu, o Maria, Bunda Kristus.

Salve, regina

Salve, Regina,
Mater misericórdiæ,
vita, dulcédo et spes nostra, salve.
Ad te clamámus, éxsules filii Evæ.
Ad te suspirámus geméntes et flentes
in hac lacrimárum valle.
Eia ergo, advocáta nostra,
illos tuos misericórdes óculos
ad nos convérte.
Et Iesum benedictum fructum ventris tui,
nobis, post hoc exsilium, osténde.
O clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria!
Sumber: www.vatican.va

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.