Siapa yang harus mewartakan Injil?

Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi murid misioner

Rasul Paulus mengatakan : “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma 10:14). Kata-kata ini menjadi pemacu bagi setiap orang Kristen untuk terlibat dalam mewartakan Injil. Tanggung jawab atas Evangelisasi ini bersumber dari rahmat yang kita terima melalui Sakramen pembaptisan dan penguatan. Rasul Paulus sendiri merasakan dorongan mendalam untuk mewartakan kabar suka cita Kristus sehingga baginya memberitakan Injil bukanlah alasan untuk memegahkan diri, “sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Korintus 9:16).

Bagaimana menjadi murid misioner ?

Sebagai orang yang telah mengalami perjumpaan iman dengan Yesus Kristus dan menerima firman kehidupan kekal, kita tidak boleh menyimpan rahmat ini untuk diri kita sendiri. Kita memikul tanggung jawab untuk meneruskan anugerah yang telah kita terima ini. Tanggung jawab ini tidak hanya diberikan kepada sekelompok kecil orang terpilih, melainkan kepada setiap pengikut Kristus. Paus Fransiskus, dalam Evangelii Gaudium, menyampaikan visi evangelisasi yang inklusif dan aktif, yang melibatkan setiap orang yang telah dibaptis, bukan hanya mereka yang memiliki peran khusus atau pelatihan khusus dalam Gereja. Mengutip Matius 28:19, ia menegaskan bahwa “Berkat pembaptisan mereka, semua anggota umat Allah telah menjadi murid-murid yang diutus.”

Berkat pembaptisan, setiap orang Kristen menjadi ‘murid’ dan ‘orang-orang yang diutus (misionaris)’. Paus Fransiskus menolak pandangan bahwa hanya mereka yang ‘berkualitas’ atau ‘profesional’ yang harus bertanggung jawab atas evangelisasi, sementara yang lainnya berperan sebagai penerima yang pasif. Paus menghendaki proses evangelisasi di mana setiap orang yang dibaptis menyadari panggilan dan tanggung jawab untuk menyebarkan Injil, tanpa memandang posisi mereka di dalam Gereja atau kedalaman pengetahuan iman mereka. Sebagai “pelaku-pelaku evangelisasi”, setiap orang Kristen harus menjadi saksi dan pembawa warta Injil yang bertumpu pada pengalaman pribadi akan kasih Allah. Dengan demikian, dorongan utama untuk mewartakan Injil adalah pengalaman bahwa hidup orang Kristen diubah secara mendalam oleh kasih karunia Allah yang dijumpai dalam Yesus Kristus.

Paus Fransiskus menggarisbawahi bahwa “setiap umat Kristiani ditantang, saat ini dan di sini, untuk secara aktif terlibat dalam evangelisasi; memang, siapapun yang sungguh-sungguh telah mengalami kasih Allah yang menyelamatkan tidak memerlukan banyak waktu atau pelatihan lama untuk bergerak keluar dan mewartakan kasih itu. Setiap umat Kristiani adalah orang yang diutus sejauh ia menjumpai kasih Allah dalam Yesus Kristus: kita tidak lagi mengatakan bahwa kita adalah ‘para murid’ dan ‘orang-orang yang diutus (misionaris)’, melainkan bahwa kita selalu ‘murid-murid yang diutus’.” (Evangelii Gaudium, n° 120).

Identitas dan misi Gereja adalah mewartakan Injil

Paus Fransiskus menegaskan bahwa identitas dan misi Gereja adalah mewartakan Injil. Hal ini bukan sekedar berupa penyampaian pesan etik ataupun pelaksanaan kegiatan religius. Identitas dan misi Gereja ini terlaksana terutama dengan bergerak keluar dari dirinya sendiri untuk mewartakan Injil Kristus kepada semua makhluk (bdk. Paus dan misi: “Tanpa Yesus kita tidak dapat berbuat apa-apa”). Dalam hal ini, semua orang yang beriman kepada Kristus menerima panggilan untuk hidup dalam semangat apostolik dan misionaris. Setiap anggota Gereja, tanpa kecuali—baik Uskup, Imam, kaum Religius, maupun Awam— menerima dari Kristus suatu panggilan yang konkret dan khusus, sesuai dengan keadaan hidupnya. Dalam realitas kesehariannya, kaum Awam menerima rahmat khusus untuk menjadi ‘murid-murid yang diutus’ Kristus dan menjadi saksi bagi-Nya dalam keluarga, tempat kerja, persahabatan dan bahkan saat mereka berrekreasi. Misi Gereja ini menjangkau setiap sudut kehidupan; tidak ada seorang pun yang dikecualikan dari panggilan suci ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.