Relevansi Pedoman Katekese bagi Gereja Indonesia

Pedoman Katekese, yang diterbitkan pada tahun 2020, adalah dokumen penting yang bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan karya katekese Gereja Katolik, khususnya dalam tulisan ini Gereja Katolik Indonesia. Dokumen ini merupakan bagian dari proses pembaharuan yang lebih luas dalam Gereja, yang dipanggil untuk melaksanakan perintah agung Yesus Kristus untuk mewartakan Injil-Nya.

Pedoman ini menekankan pentingnya katekese dalam mendukung pematangan iman dan menunjukkan gaya hidup yang seharusnya menjadi ciri keberadaan murid-murid Kristus. Dalam konteks ini, katekese berhubungan dengan liturgi dan cinta kasih untuk menunjukkan kesatuan hakiki dari hidup baru yang terlahir berkat Pembaptisan.

Relevansi Pedoman ini bagi karya katekese Gereja Katolik Indonesia ditandai dengan adanya beberapa karakteristik khusus dari katekese yang menghubungkannya secara lebih langsung dengan pewartaan Injil di dunia saat ini. Diantaranya adalah katekese kerygmatis, yang masuk ke jantung iman dan merasakan hakikat warta kristiani, serta katekese sebagai inisiasi mistagogis yang memasukkan orang beriman ke dalam pengalaman hidup jemaat Kristen.

Pedoman ini juga menegaskan pentingnya model katekumenal sebagai inspirasi bagi katekese, dan menafsirkan kembali tujuan dari proses katekese. Persekutuan erat dengan Kristus, yang sebelumnya dianggap sebagai tujuan akhir dari karya katekese, kini juga dicapai melalui proses pendampingan.

Sebagai hasil dari penafsiran ulang sifat dasar dan tujuan katekese, Pedoman ini menawarkan beberapa perspektif tertentu, yang merupakan buah dari permenungan yang dilakukan dalam konteks gerejawi beberapa dekade terakhir. Diantaranya adalah keyakinan teguh dalam Roh Kudus, tindakan iman yang lahir dari kasih, peran komunitas kristiani sebagai tempat alami bagi kelahiran dan pendewasaan kehidupan Kristen, dan pengakuan atas peran fundamental orang-orang yang telah dibaptis.

Selain itu, Pedoman Katekese juga berupaya untuk memperdalam peran katekese dalam dinamika evangelisasi, mengingat bahasa-bahasa baru yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan iman, dan menangkap kesempatan untuk perjumpaan dan pewartaan tentang kebaruan dari iman dalam budaya masa kini. Hal ini menjadi landasan dari transformasi misioner-nya, yang mendorong pertobatan pastoral.